Suramadu berkarat, pengelola hanya cari untung

Rabu, 25 Januari 2012 - 06:37 WIB
Suramadu berkarat, pengelola...
Suramadu berkarat, pengelola hanya cari untung
A A A
Sindonews.com - Adanya pagar pembatas Jembatan Suramadu yang berkarat, dikecam oleh berbagai kalangan. Dinilai, pihak terkait yang mengurus jembatan tersebut tidak becus dan hanya mengambil keuntungan dari jembatan saja, tanpa disertai dengan perawatan secara maksimal.

Tokoh masyarakat kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, kawasan yang berdekatan dengan Jembatan Suramadu, Ha’I, menyatakan, kabar adanya pagar jembatan yang sudah berkarat sangat membuat pihaknya kecewa. Sebab, selama ini penghasilan yang diperoleh dari jembatan tersebut cukup signifikan.

“Ini sungguh keterlaluan, sampai Jembatan Suramadu berkarat dibiarkan. Pertanda perawatan tidak berjalan maksimal. Pihak terkait (Jasa Marga) perlu dievaluasi total,” ujarnya, Selasa (24/1/2012).

Ha’i yang juga alumnus Universitas Brawijawa Malang ini menjelaskan, hampir sebagian besar bahan yang ada di Jembatan Suramadu tersebut gampang berkarat, karena potensi terkena air laut yang mengandung unsur garam. Itupun tidak hanya pagar pembatas saja, melainkan juga bagian yang lain.

Bila dibiarkan terus berkarat, tanpa adanya pemeliharaan yang rutin, menurutnya akan berpeluang keropos dan tidak menutup kemungkian keberlangsungan jembatan tersebut tidak akan lama. Cuma, dia berharap tidak akan sampai terjadi hal yang tidak diinginkan bersama.

“Kalau tidak dipelihara secara rutin, jelas akan keropos dan berdampak pada keberadaan Suramadu. Kami mendesak agar pihak terkait memelihara secara maksimal,” ungkapnya.

Hai menambahkan, sebenarnya biaya perawatan, kalau hanya mengantisipasi pagar pembatas yang berkarat tidak butuh terlalu banyak biaya. Pendapatan dari tol jembatan Suramadu, dinilai sangat berlebihan dan tidak akan habis hanya gara-gara merawat pagar tersebut.

“Hasil dari tol mencapai puluhan, bahkan ratusan juta rupiah. Nah, kalau hanya untuk merawat pagar agar tidak berkarat sangat berlebihan sekali,” urai Ha’i.

Kekecewaan yang sama juga dinyatakan oleh KH Ahmad Ali Rodhi, salah satu pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Bangkalan. Menurutnya, pihak pengelola jembatan Suramadu, lebih mencari keuntungan secara financial saja, dibanding dengan memberikan yang terbaik dalam hal pelayanan.

Ra Ahmad, demikian dia sering dipanggil, berharap ada tindakan tegas terhadap pihak pengelola jembatan Suramadu, atas adanya pagar pembatas yang berkarat tersebut. Sebab, bila dibiarkan tanpa ada perawatan secara maksimal dan menyeluruh, khawatir akan berdampak pada yang lebih besar seperti kasusi di Jembatan di Kutai Kartanegara.

“Saya juga kaget, kenapa kok sampai berkarat seperti itu. Nanti kalau dibiarkan, kan akan keropos dan berbahaya bagi pengguna jasa jembatan Suramadu,” urainya.

Perlu diketahui, sebagian besar pagar pembatas Jembatan Suramadu yang panjangnya mencapai 5,4 kilometer mulai berkarat, terutama di bagian bentang tengah. Akibatnya, jembatan kebanggan nasional tersebut terkesan kumur, kotor dan tidak terawat secara maksimal.

Terpisah, Kepala Gerbang Tol Jembatan Suramadu, PT Jasa Marga, Suhariyono, mengakui kalau pihaknya sudah melakukan cek lapangan dan memang benar ada yang berkarat. Cuma, bagian yang berkarat tersebut bukan merupakan tanggung jawabnya, melainkan bagian dari Balai Besar.

Ditanya apakah sudah diperbaiki atau dicat? Dia menyatakan, sejauh ini masih belum ada tindakan yang mengarah pada hal tersebut, hanya melakukan peninjauan dan pendataan terhadap titik mana saja yang berkarat.

“Belum, sampai saat ini (kemarin), belum kami cat. Dalam waktu dekat akan kami lakukan itu (cat), koordinasi dulu ya,” ucapnya.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8961 seconds (0.1#10.140)