Warga 'Kampung Banjir' terbiasa hidup dalam genangan air

Selasa, 24 Januari 2012 - 09:46 WIB
Warga Kampung Banjir terbiasa hidup dalam genangan air
Warga 'Kampung Banjir' terbiasa hidup dalam genangan air
A A A
Sindonews.com - Lebih dari dua puluh desa di lima kecamatan di Lamongan masih terendam banjir akibat curah hujan tinggi.

Dari beberapa desa tersebut satu desa di Kecamatan Glagah mendapat julukan "Kampung Banjir", karena di desa ini, banjir akan surut dengan kurun waktu tiga hingga enam bulan.

Banjir di lima kecamatan tersebut akibat meluapnya sungai-sungai kecil dan anak Sungai Bengawan Solo. Meski sudah berlangsung lebih dari dua pekan, namun bajir masih merendam tambak, rumah warga dan jalan desa dengan ketinggian antara 10 cm hingga 20 cm.

Desa Rayung Gumuk, sebuah desa di Kecamatan Glagah mendapat julukan Kampung Banjir. Di desa ini banjir akan bertahan dengan kurun waktu antara tiga hingga enam bulan.

Musyaropah, warga yang menjadi korban mengatakan, banjir menjadi langganan setiap tahun di desa ini. Kata dia, warga seolah sudah terbiasa menjalani aktivitas di tengah-tengah banjir. Warga desa ini bisa tidur nyenyak, meski air banjir bisa naik sewaktu-waktu.

Kendati sudah terbiasa menghadapi banjir, namun masih ada juga warga yang meninggalkan rumahnya yang kebanjiran. "Banjir telah merendam rumah, jalan desa, dan juga merendam sumur-sumur warga. Sehingga, warga terpaksa harus menggunakan air banjir untuk kebutuhan mandi dan memasak," katanya, Selasa (24/1/2012).

Dia berharap pemerintah bisa mengatasi permasalahan banjir yang setiap tahun selalu menjadi momok bagi warga di sekitar aliran anak Sungai Bengwan Solo.
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5592 seconds (0.1#10.140)