Sindikat narkotik Belanda-Iran pasok senjata
A
A
A
Sindonews.com - Hasil pengembangan Bareskrim Mabes Polri di lokasi pengiriman narkotika di Pantai Ujung Genteng, Kabupaten Sukabumi, menujukan jaringan Belanda-Iran ini bukan hanya menyelundupkan narkotika saja melalui kapal kargo, tapi juga senjata api ke sejumlah wilayah di Indonesia.
“Diduga sindikat ini juga menyelundupkan senjata api ke NKRI,” kata Kepala Bareskrim Mabes Polri Komjen Sutarman kepada wartawan di lokasi kejadian, Jumat (20/1/2012).
Dalam aksinya, jaringan internasional ini menggunakan modus baru yakni menggunakan kapal besar yang berlayar di perairan internasional.Untuk menentukan titik lokasi pengiriman narkotika dan senjata api, sindikat ini menggunakan peralatan berteknologi tinggi, seperti di antaranya telepon genggam satelit dan GPS.
Kedua peralatan canggih tersebut kini telah diamankan petugas sebagai bagian dari barang bukti. Setelah menentukan lokasi pengiriman, para pelaku menggunakan perahu kecil jenis sekoci dan speedboat untuk pengiriman narkotika maupun senjata api ke daratan.
Selain mengamankan tujuh orang pelaku berkewarganegaraan asing, dalam rangkaian penyergapan ini petugas juga mengamankan barang bukti lainnya berupa tiga pucuk senjata api genggam, lima drum berukuran kecil berisi cairan shabu-shabu dan lima drum besar berisi 100 Kg shabu-shabu. “Jaringan ini juga melibatkan warga negara Somalia,” katanya.
Keterangan yang dihimpun, penyergapan sindikat narkotika Belanda-Iran ini berlangsung dramatis. Puluhan petugas kepolisian melakukan penyamaran selama lebih dari 10 hari sebagai tamu villa Amanda Ratu yang menjadi tempat singgah para pelaku saat melakukan pengiriman narkotika.
Dalam proses penangkapannya, tiga dari sepuluh anggota sindikat tewas diterjang timah panas dalam drama baku tembak. Sementara satu orang mengalami luka tembak di kaki dan enam lainnya telah lebih dahulu diamankan.
Sementara itu Kapolres Sukabumi AKBP M Firman mengatakan letak geografis Pantai Ujung Genteng merupakan daerah yang sangat sepi karena jauh dari pemukiman warga. “Di samping itu pantai tersebut berbatasa langsung dengan laut lepas. Karena letaknya itulah, kami menduga pelaku memilihnya sebagai lokasi pengiriman,” kata Firman kepada wartawan.
Dikatakannya, sejauh ini lembaganya telah menyiagakan 19 orang personel kepolisian dari polsek setempat untuk melakukan penjagaan di sekitar pantai. Selain itu meningkatkan kegiatan patroli di perairan dengan melibatkan Polisi Air.
“Diduga sindikat ini juga menyelundupkan senjata api ke NKRI,” kata Kepala Bareskrim Mabes Polri Komjen Sutarman kepada wartawan di lokasi kejadian, Jumat (20/1/2012).
Dalam aksinya, jaringan internasional ini menggunakan modus baru yakni menggunakan kapal besar yang berlayar di perairan internasional.Untuk menentukan titik lokasi pengiriman narkotika dan senjata api, sindikat ini menggunakan peralatan berteknologi tinggi, seperti di antaranya telepon genggam satelit dan GPS.
Kedua peralatan canggih tersebut kini telah diamankan petugas sebagai bagian dari barang bukti. Setelah menentukan lokasi pengiriman, para pelaku menggunakan perahu kecil jenis sekoci dan speedboat untuk pengiriman narkotika maupun senjata api ke daratan.
Selain mengamankan tujuh orang pelaku berkewarganegaraan asing, dalam rangkaian penyergapan ini petugas juga mengamankan barang bukti lainnya berupa tiga pucuk senjata api genggam, lima drum berukuran kecil berisi cairan shabu-shabu dan lima drum besar berisi 100 Kg shabu-shabu. “Jaringan ini juga melibatkan warga negara Somalia,” katanya.
Keterangan yang dihimpun, penyergapan sindikat narkotika Belanda-Iran ini berlangsung dramatis. Puluhan petugas kepolisian melakukan penyamaran selama lebih dari 10 hari sebagai tamu villa Amanda Ratu yang menjadi tempat singgah para pelaku saat melakukan pengiriman narkotika.
Dalam proses penangkapannya, tiga dari sepuluh anggota sindikat tewas diterjang timah panas dalam drama baku tembak. Sementara satu orang mengalami luka tembak di kaki dan enam lainnya telah lebih dahulu diamankan.
Sementara itu Kapolres Sukabumi AKBP M Firman mengatakan letak geografis Pantai Ujung Genteng merupakan daerah yang sangat sepi karena jauh dari pemukiman warga. “Di samping itu pantai tersebut berbatasa langsung dengan laut lepas. Karena letaknya itulah, kami menduga pelaku memilihnya sebagai lokasi pengiriman,” kata Firman kepada wartawan.
Dikatakannya, sejauh ini lembaganya telah menyiagakan 19 orang personel kepolisian dari polsek setempat untuk melakukan penjagaan di sekitar pantai. Selain itu meningkatkan kegiatan patroli di perairan dengan melibatkan Polisi Air.
()