Semarang Atas waspada longsor
A
A
A
Sindonews.com - Warga Semarang Atas saat ini harus ekstra waspada. Hujan deras yang terus mengguyur dalam beberapa minggu terakhir menyebabkan rawan terjadinya tanah longsor.
Berdasarkan pemetaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, setidaknya terdapat 51 titik wilayah rawan longsor yang tersebar di 49 kelurahan dari 11 kecamatan.
Yakni, Kecamatan Banyumanik, Candisari,Gajahmungkur, Pedurungan, Semarang Selatan, Semarang Barat, Ngaliyan, Tugu, Mijen, Gunungpati, dan Tembalang. Sedangkan titik terbanyak yakni di Kecamatan Semarang Barat dengan 9 titik,Temba-lang 8 titik, serta Ngaliyan 7 titik.
Camat Banyumanik Sutrisno menjelaskan, daerah paling rawan longsor di wilayah kerjanya ada di kelurahan Tinjomoyo. Wilayah itu kondisi tanahnya memang labil. Pihaknya sudah mengimbau kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap longsor yang terus terjadi.
Pihak kecamatan sudah membentuk posko bencana yang selalu siaga selama 24 jam. ”Posko sudah kita siapkan, dan selalu siap jika terjadi bencana. Tapi tentunya kita berharap tidak ada bencana,” ujarnya, kemarin.
Saat dikonfirmasi secara terpisah, Camat Gunungpati Bambang Surono juga mengakui kalau wilayahnya memiliki sejumlah lokasi yang rawan bencana longsor. Daerah yang patut diwaspadai dari ancaman tanah longsor itu tersebar di tiga kelurahan yakni di Sukorejo, Pongangan, dan Sadeng.
Surono menjelaskan, wilayah yang paling rawan ada di Kelurahan Sukorejo tepatnya di kampung Deliksari yang pada 2010 pernah mengalami longsor dan merobohkan puluhan rumah warga.
Upaya yang bisa dilakukan diakuinya sampai saat ini baru tahap koordinasi dengan pihak- pihak terkait dan membuat posko bencana di masingmasing kelurahan. ”Kita sudah koordinasi dengan TNI, kepolisian dan masyarkat sekitar untuk terus waspada terhadap terjadinya bencana,” kata Bambang.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang memprediksi dalam waktu beberapa hari ke depan cuaca di wilayah Semarang dan sekitarnya akan cerah.
Hal ini dikarenakan badai tropis di Australia telah berakhir. ”Skala tekan udara di perairan Australia saat ini menjadi 1.006 milibar. Sehingga diprediksi dalam beberapa hari ke depan cuaca akan cerah,” terang petugas prakirawan cuaca BMKG Semarang Reni Kraningtiyas.
Namun demikian, dikarenakan di Samudra Indonesia permukaan air lautnya hangat, maka masih berpeluang tekanan udara rendah dan berpotensi badai yang akan menyebabkan terjadinya hujan dengan skala sedang hingga lebat.
”Peluang hujan dari pagi hingga malam masih bisa terjadi,” ujarnya. Karena itu, untuk wilayah-wilayah yang memiliki kemiringan lebih dari 45 derajat tetap harus waspada akan terjadinya bencana tanah longsor.
Berdasarkan pemetaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, setidaknya terdapat 51 titik wilayah rawan longsor yang tersebar di 49 kelurahan dari 11 kecamatan.
Yakni, Kecamatan Banyumanik, Candisari,Gajahmungkur, Pedurungan, Semarang Selatan, Semarang Barat, Ngaliyan, Tugu, Mijen, Gunungpati, dan Tembalang. Sedangkan titik terbanyak yakni di Kecamatan Semarang Barat dengan 9 titik,Temba-lang 8 titik, serta Ngaliyan 7 titik.
Camat Banyumanik Sutrisno menjelaskan, daerah paling rawan longsor di wilayah kerjanya ada di kelurahan Tinjomoyo. Wilayah itu kondisi tanahnya memang labil. Pihaknya sudah mengimbau kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap longsor yang terus terjadi.
Pihak kecamatan sudah membentuk posko bencana yang selalu siaga selama 24 jam. ”Posko sudah kita siapkan, dan selalu siap jika terjadi bencana. Tapi tentunya kita berharap tidak ada bencana,” ujarnya, kemarin.
Saat dikonfirmasi secara terpisah, Camat Gunungpati Bambang Surono juga mengakui kalau wilayahnya memiliki sejumlah lokasi yang rawan bencana longsor. Daerah yang patut diwaspadai dari ancaman tanah longsor itu tersebar di tiga kelurahan yakni di Sukorejo, Pongangan, dan Sadeng.
Surono menjelaskan, wilayah yang paling rawan ada di Kelurahan Sukorejo tepatnya di kampung Deliksari yang pada 2010 pernah mengalami longsor dan merobohkan puluhan rumah warga.
Upaya yang bisa dilakukan diakuinya sampai saat ini baru tahap koordinasi dengan pihak- pihak terkait dan membuat posko bencana di masingmasing kelurahan. ”Kita sudah koordinasi dengan TNI, kepolisian dan masyarkat sekitar untuk terus waspada terhadap terjadinya bencana,” kata Bambang.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang memprediksi dalam waktu beberapa hari ke depan cuaca di wilayah Semarang dan sekitarnya akan cerah.
Hal ini dikarenakan badai tropis di Australia telah berakhir. ”Skala tekan udara di perairan Australia saat ini menjadi 1.006 milibar. Sehingga diprediksi dalam beberapa hari ke depan cuaca akan cerah,” terang petugas prakirawan cuaca BMKG Semarang Reni Kraningtiyas.
Namun demikian, dikarenakan di Samudra Indonesia permukaan air lautnya hangat, maka masih berpeluang tekanan udara rendah dan berpotensi badai yang akan menyebabkan terjadinya hujan dengan skala sedang hingga lebat.
”Peluang hujan dari pagi hingga malam masih bisa terjadi,” ujarnya. Karena itu, untuk wilayah-wilayah yang memiliki kemiringan lebih dari 45 derajat tetap harus waspada akan terjadinya bencana tanah longsor.
()