Demo perusahaan tambang berujung ricuh
A
A
A
Sindonews.com - Unjuk rasa ratusan warga yang menuntut penolakan eksekusi lahan milik PT Aneka Tambang oleh pemerintah di Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, berujung ricuh.
Warga menolak eksekusi tersebut karena mereka terancam kehilangan pekerjaan, jika PT Aneka Tambang ditutup. Kericuhan ini terjadi saat ratusan warga berunjuk rasa di halaman Kantor Kecamatan Molawe, Selasa (10/1/2012).
Ratusan warga ini berusaha masuk ke kantor kecamatan, namun dihadang aparat kepolisian. Aksi saling dorong pun akhirnya tak terhindarkan.
Dalam tuntutannya, warga ini menolak rencana eksekusi lahan milik PT Aneka Tambang oleh pemerintah, serta penunjukan PT Duta Inti Perkasa Mineral sebagai pihak ketiga dan akan mengelola lahan yang akan dieksekusi tersebut.
Warga mengaku akan terancam kehilangan pekerjaan jika PT Aneka Tambang tersebut benar-benar ditutup. Warga menilai keberadaan perusahaan itu sangat berarti bagi kelangsungan hidup mereka.
Emosi warga ini sempat memanas, saat mengetahui karyawan PT Duta Inti Perkasa Mineral tengah melakukan sosialisasi dan menggelar pertemuan dengan camat di Kantor Kecamatan Molawe. Warga pun akhirnya membubarkan pertemuan tersebut, dan mengusir karyawan PT Duta Inti Perkasa serta pegawai kecamatan yang hadir.
Dalam aksinya, warga sempat memblokade jalan poros provinsi serta mengusung keranda mayat sebagai simbol matinya hati nurani Aswad Sulaiman, selaku bupati Konawe Utara.
Meski sempat diwarnai kericuhan, pengunjuk rasa inipun akhirnya meninggalkan kantor camat dan membubarkan diri dengan tertib.
Warga menolak eksekusi tersebut karena mereka terancam kehilangan pekerjaan, jika PT Aneka Tambang ditutup. Kericuhan ini terjadi saat ratusan warga berunjuk rasa di halaman Kantor Kecamatan Molawe, Selasa (10/1/2012).
Ratusan warga ini berusaha masuk ke kantor kecamatan, namun dihadang aparat kepolisian. Aksi saling dorong pun akhirnya tak terhindarkan.
Dalam tuntutannya, warga ini menolak rencana eksekusi lahan milik PT Aneka Tambang oleh pemerintah, serta penunjukan PT Duta Inti Perkasa Mineral sebagai pihak ketiga dan akan mengelola lahan yang akan dieksekusi tersebut.
Warga mengaku akan terancam kehilangan pekerjaan jika PT Aneka Tambang tersebut benar-benar ditutup. Warga menilai keberadaan perusahaan itu sangat berarti bagi kelangsungan hidup mereka.
Emosi warga ini sempat memanas, saat mengetahui karyawan PT Duta Inti Perkasa Mineral tengah melakukan sosialisasi dan menggelar pertemuan dengan camat di Kantor Kecamatan Molawe. Warga pun akhirnya membubarkan pertemuan tersebut, dan mengusir karyawan PT Duta Inti Perkasa serta pegawai kecamatan yang hadir.
Dalam aksinya, warga sempat memblokade jalan poros provinsi serta mengusung keranda mayat sebagai simbol matinya hati nurani Aswad Sulaiman, selaku bupati Konawe Utara.
Meski sempat diwarnai kericuhan, pengunjuk rasa inipun akhirnya meninggalkan kantor camat dan membubarkan diri dengan tertib.
()