Tak bisa melaut, nelayan 'dicekik' rentenir

Selasa, 10 Januari 2012 - 11:05 WIB
Tak bisa melaut, nelayan dicekik rentenir
Tak bisa melaut, nelayan 'dicekik' rentenir
A A A
Sindondews.com - Cuaca buruk dan tingginya gelombang di perairan Indonesia membuat nelayan tidak bisa melaut. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, perairan Kalimantan Utara, Laut Natuna, Bangka, Jambi, Riau dan Batam, Laut Jawa bagian tengah hingga timur, gelombang laut mencapai tiga sampai lima meter.

Bahkan, sebanyak 20 ribu nelayan Sukabumi, sebanyak 60 persen di antaranya sudah tidak melaut. Nelayan tersebut tersebar di sejumlah titik pendaratan ikan di Palabuhanratu, Cisolok, Cibangban, Ujunggenteng, Ciwaru, dan Minajaya.

Sedangkan di kawasan Sumatera, para nelayan di Pantai Labu Deliserdang, sudah hampir tiga pekan tidak melaut. Hal ini dikarenakan kondisi cuaca masih ekstrem. Angin kencang membuat ketinggian ombak bisa mencapai tiga sampai empat meter. Jika sudah begini, nelayan memilih menyandarkan kapalnya di pesisir laut.

Anggota Komisi IV DPR Rofi Munawar mengatakan, selama tidak melaut biasanya mereka beralih profesi ke sektor-sektor informal lain atau memperbaiki peralatan tangkap sambil menunggu musim barat reda.

"Cuaca buruk memang mengancam kehidupan nelayan. Namun yang lebih mengancam adalah kehidupan nelayan yang semakin memburuk akibat beban utang yang berlebih selama tidak melaut," ujarnya dalam rilis yang diterima Sindonews, Selasa (10/1/2012).

Pemerintah, tambah Rofi, perlu melakukan terobosan kreatif dalam menangani situasi ini. Di antaranya dengan menyerap para nelayan dalam proyek-proyek padat karya, dan mengembangkan potensi perikanan budidaya lebih maksimal. Pemerintah juga diminta untuk mendorong adanya asuransi nelayan yang mudah dan terjangkau.

"Asuransi murah diharapkan dapat membantu keberlangsungan hidup nelayan. Meskipun kondisi cuaca tidak memungkinkan untuk melaut dan menangkap ikan, di sisi lain dapat mengurangi ketergantungan mereka terhadap rentenir," terangnya.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) 2011, jumlah nelayan miskin mencapai 7,87 juta orang lebih atau 25,14 persen dari jumlah penduduk miskin nasional.

"Ketergantungan nelayan tradisional atau miskin selama ini kepada rentenir masih tinggi. Salah satu contoh di tahun 2011 hutang nelayan di pesisir kota Cirebon diperkirakan kepada bakul (pengijon) dapat mencapai Rp300 juta," tambahnya. (san)
()
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6172 seconds (0.1#10.140)