Lima turis ditelan Laut Selatan, dua hilang
A
A
A
Sindonews.com - Lima orang wisatawan Pantai Pelang, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek, ditelan keganasan ombak Laut Selatan.
Tiga orang berhasil diselamatkan nelayan setempat, sedangkan dua orang lainya hingga kini belum kembali. Musibah ini terjadi pada Minggu, kemarin..
Berdasarkan pengalaman, jika tidak langsung ditemukan, nyawa Riko Kristian (17) dan Paikun (19), warga Desa Jati, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo hampir pasti melayang. Senin (2/1/2012) ini petugas menemukan sesosok mayat terapung yang diduga sebagai jenazah Riko.
“Jika tidak langsung dibawa nelayan ke pinggir, tiga orang itu pasti akan hilang juga seperti dua temannya yang diseret ombak ke tengah lautan,“ ujar Purwito (30), nelayan Pantai Pelang.
Saat kejadian,ombak Pantai Pelang memang lebih besar dari biasanya. Ditambah hujan deras yang berlangsung sepanjang hari membuat suasana Laut Selatan itu sangat tidak bersahabat. Namun, gejala alam yang menakutkan itu tampaknya tidak dirasakan kelima wisatawan. Begitu sampai di lokasi, mereka langsung memutuskan berenang.
”Padahal sudah diperingatkan oleh warga supaya tidak berenang. Namun mereka nekat,“ tutur Purwito. Belum lama bermain di dalam air, tiba-tiba ombak besar datang. Belum sempat mereka berpikir bagaimana cara menyelamatkan diri, gelombang Laut Selatan itu langsung menyeretnya ke tengah.
Dengan perahu nelayan, petugas Badan SAR Nasional Trenggalek melakukan penyisiran hingga ke Perairan Joketro dan Karangturi yang berbatasan langsung wilayah perairan Kabupaten Pacitan. Sekitar 3 mil dari pantai petugas menemukan jenazah yang terapung.
“Diduga sebagai jenazah salah satu korban. Namun kami masih akan memastikanya lagi,“ ujar juru bicara Basarnas Pos SAR Trenggalek Eko Aprianto kepada wartawan.
Warsi (50), paman korban Riko yang sudah dua hari berada di lokasi pencarian meyakini, jasad yang sudah rusak itu adalah keponakanya. Keyakinanya teracu pada kalung liontin berbentuk rangkaian tulisan “Riko” yang melingkar pada leher korban. “Dari potongan rambutnya juga mirip keponakan saya,“ tuturnya.
Warsi menambahkan, jika jauh hari, keponakanya memang sudah berencana merayakan akhir tahun di tepi pantai. Pantai Pelang yang menjadi pilihan bersama teman-temanya, sebab pantai ini terkenal masih alami dan jarang dijamah manusia.
Tiga orang berhasil diselamatkan nelayan setempat, sedangkan dua orang lainya hingga kini belum kembali. Musibah ini terjadi pada Minggu, kemarin..
Berdasarkan pengalaman, jika tidak langsung ditemukan, nyawa Riko Kristian (17) dan Paikun (19), warga Desa Jati, Kecamatan Ngrayun, Kabupaten Ponorogo hampir pasti melayang. Senin (2/1/2012) ini petugas menemukan sesosok mayat terapung yang diduga sebagai jenazah Riko.
“Jika tidak langsung dibawa nelayan ke pinggir, tiga orang itu pasti akan hilang juga seperti dua temannya yang diseret ombak ke tengah lautan,“ ujar Purwito (30), nelayan Pantai Pelang.
Saat kejadian,ombak Pantai Pelang memang lebih besar dari biasanya. Ditambah hujan deras yang berlangsung sepanjang hari membuat suasana Laut Selatan itu sangat tidak bersahabat. Namun, gejala alam yang menakutkan itu tampaknya tidak dirasakan kelima wisatawan. Begitu sampai di lokasi, mereka langsung memutuskan berenang.
”Padahal sudah diperingatkan oleh warga supaya tidak berenang. Namun mereka nekat,“ tutur Purwito. Belum lama bermain di dalam air, tiba-tiba ombak besar datang. Belum sempat mereka berpikir bagaimana cara menyelamatkan diri, gelombang Laut Selatan itu langsung menyeretnya ke tengah.
Dengan perahu nelayan, petugas Badan SAR Nasional Trenggalek melakukan penyisiran hingga ke Perairan Joketro dan Karangturi yang berbatasan langsung wilayah perairan Kabupaten Pacitan. Sekitar 3 mil dari pantai petugas menemukan jenazah yang terapung.
“Diduga sebagai jenazah salah satu korban. Namun kami masih akan memastikanya lagi,“ ujar juru bicara Basarnas Pos SAR Trenggalek Eko Aprianto kepada wartawan.
Warsi (50), paman korban Riko yang sudah dua hari berada di lokasi pencarian meyakini, jasad yang sudah rusak itu adalah keponakanya. Keyakinanya teracu pada kalung liontin berbentuk rangkaian tulisan “Riko” yang melingkar pada leher korban. “Dari potongan rambutnya juga mirip keponakan saya,“ tuturnya.
Warsi menambahkan, jika jauh hari, keponakanya memang sudah berencana merayakan akhir tahun di tepi pantai. Pantai Pelang yang menjadi pilihan bersama teman-temanya, sebab pantai ini terkenal masih alami dan jarang dijamah manusia.
()