Warga Nipah Malang Minta Pemerintah Tangani 1 TKA China yang Masuk ke Ketapang

Jum'at, 27 Maret 2020 - 20:15 WIB
Warga Nipah Malang Minta Pemerintah Tangani 1 TKA China yang Masuk ke Ketapang
Warga Nipah Malang Minta Pemerintah Tangani 1 TKA China yang Masuk ke Ketapang
A A A
KETAPANG - Warga Dusun Nipah Malang, Desa Sungai Awan Kanan, Kecamatan Muara Pawan, Ketapang, Kalbar meminta satu orang tenaga kerja asing (TKA) asal China yang baru saja masuk ke Ketapang segera dikeluarkan dari daerah tersebut. (Baca: 49 Warga China Ternyata Berasal dari Heinan)

Berdasarkan informasi yang dihimpun, kalau TKA PT Ketapang Ecology And Agriculture Forestry Industrial Park (BSM) bernama Liu Xianhe (29) asal negara China itu masuk ke Ketapang pada Selasa 24 Maret 2020 lalu setelah sebelumnya sempat transit di negara Thailand yang kemudian ke Jakarta dan Pontianak.

Ketua RT 1 Dusun Nipah Malang, Desa Sungai Awan Kanan, M Sukur meminta pihak perusahaan agar segera melakukan deportasi terhadap TKA yang baru saja masuk tersebut.

"TKA nya baru masuk, kami mengusir orang itu (TKA) supaya tidak berada di wilayah kami. Entah dikarantina atau apa, karena belum diketahui terkena Corona atau tidak," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (27/3/2020).

M Sukur menyebut kalau tujuan warga meminta TKA PT BSM yang baru saja datang tersebut segera dideportasi ialah sebagai upaya warga untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyebaran virus Corona atau COVID-19 di wilayah mereka.

" Intinya kami menolak ada warga asing yang datang. Kami minta cepat dibawa dan dikeluarkan dari perusahaan," tegasnya.

Saat ini TKA PT BSM tersebut telah dibawa oleh pihak perusahan ke Posko Penanggulangan COVID-19 di Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang untuk dilakukan pengecekan kesehatan oleh tim medis.

Sementara Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ketapang melalui Posko Penanggulangan COVID-19 saat ini sedang melakukan pemeriksaan terhadap satu orang tenaga kerja asing (TKA) PT BSM yang baru saja datang ke Ketapang.

Kepala Dinkes Ketapang, Rustami menyebutkan kalau berdasarkan datanya TKA PT BSM tersebut sejak kedatangannya ke Ketapang belum pernah melapor kepada pihaknya dan melakukan pengecekan kesehatan baik di RSUD dr Agoesdjam maupun di Pokso penanggulangan COVID-19. "Dari data kita belum ada melakukan itu," katanya saat dikonfirmasi MNC Media.

Juru bicara Posko Penanggulangan COVID-19 itu juga menyebut kalau berdasarkan data pemeriksaan petugas TKA PT BSM tersebut bahwa dia sudah dikarantina di negara Thailand baru melanjutkan perjalanan ke Jakarta dan Pontianak untuk Kemudian ke Ketapang.

" Jadi secara itu mereka sudah ada sertifikat sehatnya. Kami juga ingin memastikan sampai disini ini. Sebaiknya dia istirahat dulu baru bekerja. dia ada card alert dan sudah diserahkan dan dicek," ujarnya.

Kendati TKA PT BSM tersebut dalam keadaan sehat seperti keterangan sertifikat kesehatan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Thailand dan Indonesia, Rustami menyebutkan kalau Dinas Kesehatan akan melakukan pengecekan kesehatan secara intensif.

"Kita ada beberapa status mulai dari konfirmasi, self monitoring untuk mengetahui positif atau tidak. Jadi ada langkah langkahnya, beliau mulai kami periksa monitoring self sampai dinyatakan positif atau tidak," ungkapnya.

Ia berharap agar masyarakat tetap tenang sambil menunggu hasil pemeriksaan pihak medis.

Sementara Ketua Front Perjuangan Rakyat Ketapang (FPRK) Isa Anshari yang turun langsung mengecek keberadan TKA PT BSM itu mengatakan kalau pihaknya mengecam tindakan yang dilakukan perusahaan. Kerana Bupati Ketapang sudah tegas menyatakan menolak kedatangan TKA ke Ketapang dalam rangka pencegahan virus Corona.
" Pada malam hari ini kami mendapat informasi bahwa ada masyarakat mendatangi PT BSM, kmai langsung mengecek ke lapangan, ternyata kita ke lokasi orang ini sudah dilarikan ke Posko di Dinas Kesehatan Ketapang," katanya.

Untuk itu, Isa sapaan akrabnya, mendesak Pemkab Ketapang khususnya pihak Imigrasi Ketapang agar bertanggung jawab. Karena pada saat situasi sedang darurat virus Corona masih ada TKA asal China yang masuk ke wilayah Ketapang.

Dia meminta agar pihak perusahaan untuk segera mengeluarkan TKA tersebut dari wilayah Kabupaten Ketapang untuk mengantisipasi hal hal yang tidak diinginkan. Karena menurutnya masyarakat saat ini sangat khawatir dengan wabah COVID-19 yang bermula dari negara tempat TKA itu berasal.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7391 seconds (0.1#10.140)