Pesan Mendagri Saat Raker Penyaluran Dana Desa di Semarang

Sabtu, 22 Februari 2020 - 16:42 WIB
Pesan Mendagri Saat...
Pesan Mendagri Saat Raker Penyaluran Dana Desa di Semarang
A A A
SEMARANG - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian merespons arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengoptimalkan dana desa melalui pembelanjaan yang memiliki multiplier effect tinggi, berupa program padat karya. Menurut Tito, dirinya menyampaikan kepada Presiden bahwa akan sangat efektif bila sekali-sekali para kepala desa tersebut dikumpulkan.

"Tetapi kalau mengumpulkan 74 ribu kepala desa serentak di Jakarta tentunya repot," kata Tito saat acara Rapat Kerja Percepatan Penyaluran dan Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2020, di Kota Semarang, Jawa Tengah , baru-baru ini.

Untuk itulah, mekanisme sosialisasi ke seluruh kepala desa itu dibuat per provinsi. Semua dilakukan hanya dalam dua pekan. "Kita buat tim-tim dalam tiga gelombang, sehingga 33 provinsi itu kita sentuh semua. Gelombang pertama ada sembilan provinsi, gelombang dua, tujuh provinsi. Gelombang ketiga 17 provinsi dalam waktu dua minggu," ujar Mendagri dalam keterangan persnya.

Untuk itu, kata Mendagri, dibentuk tim khusus antarsektor yang melibatkan Kemendagri, Kemenkeu dan Kemendes. Tiga kementerian itulah yang terkait erat dengan dana desa.

Dengan cara itu Mendagri berharap dana desa yang jumlahnya Rp72 triliun plus dana-dana lainnya yang mengalir untuk pembangunan perdesaan, dapat berfungsi optimal. Intinya, menurut Mendagri, dana desa itu harus dipakai secara tepat sasaran guna membangun desa, sesuai kebutuhan dan potensi masing-masing.

Gebrakan Tito itu direspons positif oleh masyarakat. Ketua Indonesia Bureaucracy and Service Watch, M Nova Andika mengatakan, gebrakan Tito tersebut bisa memastikan Indonesia terhindar dari dampak susulan berupa ekses wabah virus Corona terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia.

"Bagaimanapun dampak susulan wabah tersebut nyata," kata Nova, dalam keterangan, Sabtu (22/2/2020).

Yang paling jelas dan mulai dirasakan di Cina dan para mitra dagangnya, kata Nova, adalah ekses wabah itu kepada perekonomian. Karena itulah, menurut Nova, apa yang dilakukan Mendagri Tito tak hanya sangat berasalasan, melainkan merupaja respons cepat yang sangat tepat dilakukan.

Gebrakan Tito memang seharusnya lebih diapresiasi, didukung dan dikembangkan berbagai kementerian dan pihak-pihak lain. Termasuk swasta, untuk menjaga agar Indonesia tak menerima dampak yang lebih buruk dari kasus wabah virus Corona. Bagaimanapun Indonesia setidaknya harus mempertahankan grafik hubungan dagang dengan Cina, kalau tidak memperbesar sebagaimana seharusnya.

Apalagi ekonom terkemuka Universitas Indonesia Muhammad Chatib Basri juga telah menyatakan bahwa dampak wabah virus Corona terhadap perekonomian Indonesia itu nyata. Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi negara bisa anjlok di bawah limapersen hingga 4,7 persen akibat penyebarannya yang masif.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9253 seconds (0.1#10.140)