Puluhan Sekolah di Pekalongan Terendam Banjir, Belajar Mengajar Lumpuh Total
A
A
A
PEKALONGAN - Puluhan sekolah SMP dan SD di Pekalongan, Jawa Tengah, terendam banjir, mulai dari jalan, halaman hingga ruang kelas dan kantor. Dampak banjir, kegiatan belajar mengajar lumpuh total. Siswa terpaksa dipulangkang karena tinggi banjir hampir satu meter.
Seperti salah satunya di SMP N 17 kota Pekalongan, sekolah ini terndam banjir sekitar 50 cm sampai satu meter. Jalan masuk, halaman , selasar, seluruh ruang kelas, kantor guru dan seluruh kawasan sekitar sekolah terendam banjir.
Siswa tidak ada yang masuk sekolah karena jalan, rumah, juga sekolah banjir. Sedangkan yang sudah masuk terpaksa dipulangkan lebih awal karena siswa, baju, dan bukunya basah.
“Kondisi banjir kali ini sangat parah, seluruh ruangan terendam sehingga tidak memungkinkan dilakukan kegiatan belajar mengajar. Siswa kita persilahkan belajar di rumah karena kondisi tidak memungkinkan jika masuk ,” jelas Endang Sunaryati, kepala SMP N 17 kota Pekalongan, Kamis (20/2/2020)
Sekolah ini banjir akibat tingginya curah hujan di perparah saluran air dan air sawah masuk ke sini. Pihak sekolah berharap agar sekolah segera ditinggikan sehingga tidak kebanjiran jika hujan deras mengguyur.
Hal yang sama juga di SMP 7 Kota Pekalongan, seluruh ruang belajar terendam air sehingga tak bisa dilakukan kegiatan belajar mengajar. “ Kami sudah memberikan pengumuman hari ini libur karena sekolah banjir . Banjir ini terparah karena sebelumnya tidak pernah terjadi , dan baru kali ini banjir menenggelamkan sekolah kami,” jelas Wahyu Hadi, Kepala SMP N 7 kota Pekalongan.
Sekolah sudah berkoordinasi dengan bagian perencanaan juga melaporkan ke pemerintah pusat agar bisa menangani banjir ini . Sekolah yang menjadi langganan banjir akan dilakukan peninggian juga ada yang dilakukan upaya perbaikan saluran sekitar sekolah agar tidak ada air yang masuk lingkungan sekolah .
Dari data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, ada sebanyak 12 SMP Negeri dan Swasta juga MTS terdampak banjir. Sekolah dasar dan MI ada sebanyak 15 lokasi yang terendam dan tidak ada kegiatan belajar mengajar.
Banjir masih merendam di puluhan kelurahan dan desa di kota dan kabupaten Pekalongan. Seperti kecamatan Pekalongan Timur, Pekalongan Utara, Pekalongan Selatan dan Pekalongan Barat di kota Pekalongan.
Di kabupaten Pekalongan banjir menggenangi di kecamatan kecamatan Sragi, Tirto, Wiradesa, Wonokerto, Bojong dan Buaran. Ribuan rumah daerah ini masih terendam dengan ketinggian berkisar 50 cm sampai satu meter. Air juga menggenangi jalan masuk desa, halaman serta lahan persawahan.
Dampak banjir, diperkirakan puluhan hektar lahan terendam dan akan gagal panen. Data sementara, area persawahan yang terendam ada sekitar 70 hektar dengan usia tanam sekitar satu sampai dua bulan.
Seperti salah satunya di SMP N 17 kota Pekalongan, sekolah ini terndam banjir sekitar 50 cm sampai satu meter. Jalan masuk, halaman , selasar, seluruh ruang kelas, kantor guru dan seluruh kawasan sekitar sekolah terendam banjir.
Siswa tidak ada yang masuk sekolah karena jalan, rumah, juga sekolah banjir. Sedangkan yang sudah masuk terpaksa dipulangkan lebih awal karena siswa, baju, dan bukunya basah.
“Kondisi banjir kali ini sangat parah, seluruh ruangan terendam sehingga tidak memungkinkan dilakukan kegiatan belajar mengajar. Siswa kita persilahkan belajar di rumah karena kondisi tidak memungkinkan jika masuk ,” jelas Endang Sunaryati, kepala SMP N 17 kota Pekalongan, Kamis (20/2/2020)
Sekolah ini banjir akibat tingginya curah hujan di perparah saluran air dan air sawah masuk ke sini. Pihak sekolah berharap agar sekolah segera ditinggikan sehingga tidak kebanjiran jika hujan deras mengguyur.
Hal yang sama juga di SMP 7 Kota Pekalongan, seluruh ruang belajar terendam air sehingga tak bisa dilakukan kegiatan belajar mengajar. “ Kami sudah memberikan pengumuman hari ini libur karena sekolah banjir . Banjir ini terparah karena sebelumnya tidak pernah terjadi , dan baru kali ini banjir menenggelamkan sekolah kami,” jelas Wahyu Hadi, Kepala SMP N 7 kota Pekalongan.
Sekolah sudah berkoordinasi dengan bagian perencanaan juga melaporkan ke pemerintah pusat agar bisa menangani banjir ini . Sekolah yang menjadi langganan banjir akan dilakukan peninggian juga ada yang dilakukan upaya perbaikan saluran sekitar sekolah agar tidak ada air yang masuk lingkungan sekolah .
Dari data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, ada sebanyak 12 SMP Negeri dan Swasta juga MTS terdampak banjir. Sekolah dasar dan MI ada sebanyak 15 lokasi yang terendam dan tidak ada kegiatan belajar mengajar.
Banjir masih merendam di puluhan kelurahan dan desa di kota dan kabupaten Pekalongan. Seperti kecamatan Pekalongan Timur, Pekalongan Utara, Pekalongan Selatan dan Pekalongan Barat di kota Pekalongan.
Di kabupaten Pekalongan banjir menggenangi di kecamatan kecamatan Sragi, Tirto, Wiradesa, Wonokerto, Bojong dan Buaran. Ribuan rumah daerah ini masih terendam dengan ketinggian berkisar 50 cm sampai satu meter. Air juga menggenangi jalan masuk desa, halaman serta lahan persawahan.
Dampak banjir, diperkirakan puluhan hektar lahan terendam dan akan gagal panen. Data sementara, area persawahan yang terendam ada sekitar 70 hektar dengan usia tanam sekitar satu sampai dua bulan.
(pur)