Acara KAGAMA Yuk Motret II Dihadiri Fotografer Profesional

Selasa, 11 Februari 2020 - 10:54 WIB
Acara KAGAMA Yuk Motret II Dihadiri Fotografer Profesional
Acara KAGAMA Yuk Motret II Dihadiri Fotografer Profesional
A A A
KABUPATEN BOGOR - Kemampuan teknis ternyata bukan hal utama dalam fotografi travel, demikian dikatakan Arbain Rambey (fotografer profesional), Marrysa Tunjung Sari (fotografer professional & travel writer) dan Raiyani Muharramah (travel photographer & writer) menjadi narasumber dalam kegiatan KAGAMA Yuk Motret II.

Kegiatan yang digagas Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (PP KAGAMA) ini diadakan di Bendungan Ciawi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Minggu (9/2/2020).

Terdapat 51 peserta yang terdiri atas alumni UGM dan pehobi fotografi yang berada di Jakarta dan sekitarnya. Kegiatan bertajuk “Story Telling in Travel Photography” ini dimulai tepat pukul 09.00 dan berakhir pukul 17.00 WIB.

Ketua PP KAGAMA Bidang Fasilitasi Alumni, Bambang E. Marsono mengatakan, kegiatan KAGAMA Yuk Motret II merupakan program kegiatan rutin PP KAGAMA. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan fotografi alumni UGM peminat fotografi dengan menghadirkan fotografer profesional untuk memberikan latihan dan kiat praktis fotografi.

Arbain Rambey menjelaskan foto pada dasarnya memiliki empat komponen, yaitu teknis, posisi, komposisi, dan momen. Namun, Arbain memandang, bahwa kemampuan teknis bukan yang utama. Melainkan, posisi, komposisi, dan momen saat foto diambil.

“Momen sangat penting bagi foto. Momen yang berbeda akan menghasilkan perbedaan bagai bumi dan langit,” kata Arbain.

“Kadang fotografer harus menciptakan momen. Misal saat foto olahraga: fotografer dapat memberi tahu atlet nanti saat mencetak gol atau sampai garis finish lakukan selebrasi yang ekpresif, berlari ke arah fotografer untuk dijepret. Hasil foto akan lebih hidup,” ujarnya.

Lelaki kelahiran Semarang ini pun menggarisbawahi, software photoshop lazim digunakan oleh fotografer profesional. Namun, katanya, photoshop tidak mampu membuat foto jelek menjadi bagus, termasuk mengutak-atik posisi, komposisi, dan momen.

Konsep teknis, posisi, komposisi, dan momen tersebut berlaku untuk seluruh jenis foto: manusia, landscape, benda mati, dan acara. Bagi Arbain, empat jenis foto itu punya aturan-aturan tertentu. Di foto manusia, ekspresi yang jadi fokusnya.

“Saat memotret orang yang bukan model professional, fotografer kudu pintar membuat nyaman orang tersebut. Misal foto salah satu direktur bank yang kaku karena ada sopir dan ajudannya dalam ruangan. Karena jaim, sang direktur bergaya kaku ketika difoto. Fotografer sebaiknya mempersilahkan sopir dan ajudannya keluar ruangan dulu, sang direktur diajak ngobrol santai dengan cara begitu sang direktur merasa nyaman dan tidak lagi bergaya kaku,” kata Arbain.
(zil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7198 seconds (0.1#10.140)