Lahan di Pangandaran Cocok untuk Pembudidayaan Pohon Gaharu
A
A
A
PANGANDARAN - Wilayah Pangandaran , Jawa Barat memiliki potensi menjadi penghasil pohon gaharu yang dipakai untuk bahan dasar parfum alami.
Warga asal Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Ridwan Mulyadi mengaku sudah membudidayakan 700 pohon gaharu yang ditanam sekitar 10 tahun lalu. "Untuk membudidayakan pohon gaharu, jarak tanam antara pohon minimal 5 meter agar menghasilkan tanaman yang berkualitas," kata Ridwan. (Baca juga: Pohon Gaharu Cegah Kebakaran Hutan)
Ridwan menambahkan, setelah pohon gaharu besar, harus diinokulasi atau di suntik dan disimpan inokulan agar sel kayu terinfeksi. "Perlakuan pohon gaharu agar menghasilkan bahan parfum yang maksimal harus ada tahapan pohon yang dilukai," tambahnya.
Melalui beberapa tahapan proses perlakuan ke pohon yang baik dan benar bakal menghasilkan gubal gaharu yang berkualitas. "Awal motifasi saya membudidayakan pohon gaharu dilatarbelakangi kesadaran akan pelestarian alam dan lingkungan," paparnya.
Ridwan menjelaskan, melalui aktivitas penanaman pohon akan menjadikan sumber cadangan pangan, air, oksigen, serta menjaga sumber plasma nutfah. "Selain prinsip poko dalam melakukan penanaman pohon juga ada nilai lebih yang bakal dihasilkan karena manfaat dari gaharu sebagai bahan parfum alami, hio, kosmetik bahkan pada industri hingga obat herbal," jelasnya.
Potensi pasar gaharu yang siap diproduksi bisa di ekspor ke Jazirah Arab, Cina dan India. Kebun gaharu yang dibudidayakan di Desa Margacinta diantaranya jenis aquilaria malaccensis yang saat ini masih dalam tahap penantian panen.
"Eksploitasi gaharu di hutan alam sejak tahun 1994 rentan punah, dalam konvensi CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) perdagangan gaharu terutama dari spesies aquilaria malaccensis sudah termasuk dalam appendix II," terangnya.
Dengan kondisi appendix II, kata Ridwan, perlu dimaksimalkan budidaya pada lahan hutan rakyat agar pohon gaharu tidak punah.
Warga asal Desa Margacinta, Kecamatan Cijulang, Ridwan Mulyadi mengaku sudah membudidayakan 700 pohon gaharu yang ditanam sekitar 10 tahun lalu. "Untuk membudidayakan pohon gaharu, jarak tanam antara pohon minimal 5 meter agar menghasilkan tanaman yang berkualitas," kata Ridwan. (Baca juga: Pohon Gaharu Cegah Kebakaran Hutan)
Ridwan menambahkan, setelah pohon gaharu besar, harus diinokulasi atau di suntik dan disimpan inokulan agar sel kayu terinfeksi. "Perlakuan pohon gaharu agar menghasilkan bahan parfum yang maksimal harus ada tahapan pohon yang dilukai," tambahnya.
Melalui beberapa tahapan proses perlakuan ke pohon yang baik dan benar bakal menghasilkan gubal gaharu yang berkualitas. "Awal motifasi saya membudidayakan pohon gaharu dilatarbelakangi kesadaran akan pelestarian alam dan lingkungan," paparnya.
Ridwan menjelaskan, melalui aktivitas penanaman pohon akan menjadikan sumber cadangan pangan, air, oksigen, serta menjaga sumber plasma nutfah. "Selain prinsip poko dalam melakukan penanaman pohon juga ada nilai lebih yang bakal dihasilkan karena manfaat dari gaharu sebagai bahan parfum alami, hio, kosmetik bahkan pada industri hingga obat herbal," jelasnya.
Potensi pasar gaharu yang siap diproduksi bisa di ekspor ke Jazirah Arab, Cina dan India. Kebun gaharu yang dibudidayakan di Desa Margacinta diantaranya jenis aquilaria malaccensis yang saat ini masih dalam tahap penantian panen.
"Eksploitasi gaharu di hutan alam sejak tahun 1994 rentan punah, dalam konvensi CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) perdagangan gaharu terutama dari spesies aquilaria malaccensis sudah termasuk dalam appendix II," terangnya.
Dengan kondisi appendix II, kata Ridwan, perlu dimaksimalkan budidaya pada lahan hutan rakyat agar pohon gaharu tidak punah.
(shf)