Gubernur Khofifah Tegaskan Tidak Ada Indikasi Virus Corona Masuk Jatim

Jum'at, 24 Januari 2020 - 08:26 WIB
Gubernur Khofifah Tegaskan...
Gubernur Khofifah Tegaskan Tidak Ada Indikasi Virus Corona Masuk Jatim
A A A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menegaskan, hingga saat ini di Jatim tidak ada indikasi masuknya penyakit pneumonia akibat novel coronavirus.

Hal itu disampaikan Khofifah setelah Pemprov Jatim melakukan pengawasan ketat dan juga pengendalian penyakit menyikapi adanya Surat Edaran (SE) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Di mana SE tersebut, meminta seluruh rumah sakit umum dan daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran virus penyebab penyakit radang paru atau pneumonia.

"Alhamdulillah sampai saat ini tidak ada indikasi penyakit pneumonia akut akibat novel coronavirus masuk ke wilayah Jatim. Kita semua tetap waspada dan siap siaga," kata Khofifah disela kunjungan kerja di Jakarta, Jumat (24/1/2020) pagi.

Orang nomor satu di Jatim itu, sebelumnya telah menerima SE Nomor: PM.04.02/III/43/2020 tanggal 5 Januari 2020 dari Kemenkes melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.

Dalam SE yang ditujukan kepada seluruh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi dan Kantor Kesehatan Pelabuhan, Rumah Sakit Umum Daerah dan Laboratorium tersebut, diimbau agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi penyebaran virus penyebab penyakit radang paru atau pneumonia.

"Berdasarkan SE itu kami telah menugaskan Kepala Dinas Kesehatan Jatim untuk meningkatkan kewaspadaan di seluruh sistem layanan kesehatan. Selain itu kami juga sudah menyiagakan Tim Gerak Cepat untuk Penyakit Menular yang dikoordinir Dinas Kesehatan Provinsi Jatim," tukas Khofifah.

Tidak hanya itu, Pemprov juga berkoordinasi dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan guna meningkatkan kewaspadaan khususnya pada pengawasan alat angkut, orang dan barang yang berasal dari Tiongkok.

"Caranya dengan mengaktifkan thermal scanner selama 7 hari 24 jam di terminal kedatangan internasional di Terminal 2 Juanda," jelas Khofifah yang juga gubernur perempuan pertama Jatim itu.

Jika ditemukan suhu diatas 38 derajat celcius, disertai demam, batuk, sesak dan gejala pneumonia akut (berat) lainnya, maka akan dilakukan tindakan kekarantinaan. Karantina yang dimaksud yaitu penanganan pneumonia sesuai SOP dan segera melakukan rujukan ke RSUD dr Soetomo dan dilakukan desinfeksi terhadap alat angkut (pesawat).

"Selain itu kita juga sudah menyiapkan blanko HAC (Health Alert Card). Kami memberikan HAC kepada seluruh penumpang dan crew pesawat dari Tiongkok. Melaporkan dan mencatat setiap kedatangan penumpang dan crew dari Tiongkok," tegasnya.

Khofifah mengimbau kepada seluruh Bupati dan Wali Kota agar meningkatkan kewaspadaan serta menyiap-siagakan sistem pelayanan kesehatan di masing-masing wilayahnya.

"Serta yang terpenting juga memberikan penjelasan kepada seluruh masyarakat untuk tetap tenang, beraktifitas normal. Namun tetap waspada bila mengalami gejala yang mengarah pada penyakit pneumonia mulai demam, batuk dan sesak napas," urai mantan menteri sosial (Mensos) ini.

Sebagaimana diketahui, beberapa pekan ini telah terjadi peningkatan kasus Pneumonia yang berawal dari Wuhan, Tiongkok dan menyebar ke beberapa negara di sekitar, termasuk di Singapura dan Thailand.

Menurut laporan WHO sampai tanggal 23 Januari 2020 ada 314 penderita dengan jumlah kematian sebanyak 6 orang. Sebagian besar yang meninggal, memiliki penyakit penyerta yang memperberat sakitnya.
(zil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1566 seconds (0.1#10.140)