Pemprov Sumsel Pasang Kamera dan Jebakan untuk Harimau
A
A
A
PALEMBANG - Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru (HD) memberikan perhatian khusus terhadap keresahan masyarakat di Kota Pagaralam, Kabupaten Lahat dan Muara Enim yang mengalami gangguan dari binatang buas salah satunya harimau.
Sejauh ini, Pemprov Sumsel membentuk satgas khusus yang terdiri dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Lahat Kementerian LHK, Dishut Provinsi Sumsel (UPTD KPH Semendo) dan berkoordinasi dengan Camat Semende Darat Laut, Kades Muara Dua dan masyarakat untuk mengantisipasi serangan harimau tersebut. "Masalah ini sudah saya sampaikan kepada Menteri," terang HD saat Rakor di Pagar Alam beberapa waktu lalu.
Tim Satgas pun telah melakukan upaya pemasangan delapan unit camera trap dan box trap di beberapa titik yang menurut laporan sering terlihatnya harimau tersebut.
Kepada Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, Panji Tjajanto mengatakan, saat ini pemasangan trap box dan camera trap sudah hampir rampung dikerjakan.
"Ada delapn camera trap yang kita pasang dan 1 unit box trap di Semendo. Dan saat ini kita adakan rapat koordinasi di Pemkab Muara Enim dalam upaya penanganan konflik harimau dan manusia ini di Kabupaten Muara Enim," kata Pandji kepada SINDOnews, Senin (30/12/2019).
Menurutnya, hal itu dilakukan guna melihat pergerakan harimau yang sudah meresahkan dan mengancam keselamatan manusia tersebut. "Itu sesuai instruksi pak Gubernur. Tim Satgas juga terus berkoordinasi dengan masyarakat. Saat ini, antisipasi dan penanganan dilakukan titik-titik yang menjadi prioritas," tuturnya.
Bahkan, lanjutnya, antisipasi tersebut akan melibatkan beberapa NGO yakni FHK, WCS, ZSL. Dimana beberapa NGO tersebut akan memberikan bantuan camera trap sebanyak 55 unit. "Kita juga akan melibatkan beberapa pihak untuk penanggulangannya. Camera trap juga rencananya akan kita tambah yang merupakan bantuan NGO," terangnya.
Menurutnya, masuknya harimau itu keperkebunan warga diduga lantaran habitat mereka terganggu. Namun hal itu masih dalam penyelidikan.
"Namun bisa jadi juga karena terganggunya rantai makanan, sehingga harimau tersebut keluar dari habitatnya. Kita juga menghimbau agar masyarakat terus menjaga kelestarian lingkungan. Dan jangan sekali-sekali mengganggu habitat hewan," pungkasnya.
Sejauh ini, Pemprov Sumsel membentuk satgas khusus yang terdiri dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah II Lahat Kementerian LHK, Dishut Provinsi Sumsel (UPTD KPH Semendo) dan berkoordinasi dengan Camat Semende Darat Laut, Kades Muara Dua dan masyarakat untuk mengantisipasi serangan harimau tersebut. "Masalah ini sudah saya sampaikan kepada Menteri," terang HD saat Rakor di Pagar Alam beberapa waktu lalu.
Tim Satgas pun telah melakukan upaya pemasangan delapan unit camera trap dan box trap di beberapa titik yang menurut laporan sering terlihatnya harimau tersebut.
Kepada Dinas Kehutanan Provinsi Sumsel, Panji Tjajanto mengatakan, saat ini pemasangan trap box dan camera trap sudah hampir rampung dikerjakan.
"Ada delapn camera trap yang kita pasang dan 1 unit box trap di Semendo. Dan saat ini kita adakan rapat koordinasi di Pemkab Muara Enim dalam upaya penanganan konflik harimau dan manusia ini di Kabupaten Muara Enim," kata Pandji kepada SINDOnews, Senin (30/12/2019).
Menurutnya, hal itu dilakukan guna melihat pergerakan harimau yang sudah meresahkan dan mengancam keselamatan manusia tersebut. "Itu sesuai instruksi pak Gubernur. Tim Satgas juga terus berkoordinasi dengan masyarakat. Saat ini, antisipasi dan penanganan dilakukan titik-titik yang menjadi prioritas," tuturnya.
Bahkan, lanjutnya, antisipasi tersebut akan melibatkan beberapa NGO yakni FHK, WCS, ZSL. Dimana beberapa NGO tersebut akan memberikan bantuan camera trap sebanyak 55 unit. "Kita juga akan melibatkan beberapa pihak untuk penanggulangannya. Camera trap juga rencananya akan kita tambah yang merupakan bantuan NGO," terangnya.
Menurutnya, masuknya harimau itu keperkebunan warga diduga lantaran habitat mereka terganggu. Namun hal itu masih dalam penyelidikan.
"Namun bisa jadi juga karena terganggunya rantai makanan, sehingga harimau tersebut keluar dari habitatnya. Kita juga menghimbau agar masyarakat terus menjaga kelestarian lingkungan. Dan jangan sekali-sekali mengganggu habitat hewan," pungkasnya.
(nag)