Festival Danau Toba, Lomba Solu Bolon Hanya Diikuti 9 Tim Perahu
A
A
A
SIMALUNGUN - Lomba Solu Bolon diikuti 9 tim perahu dari berbagai daerah di Pantai Bebas Danau Toba, Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (10/12/2019). Perlombaan Solu Bolon ini merupakan rangkaian kegiatan Festival Danau Toba (FDT) pada hari kedua di kawasan Danau Toba, Parapat Kabupaten Simalungun. (Baca: Yuk, Mengenal Budaya Batak Lewat TB Silalahi Center)
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Ria Nofida Telaumbanua mengatakan Solu Bolon itu perlombaan menggunakan perahu. Dari even itu harus diperbanyak menjadi salah satu daya tarik wisatawan.
"Sebelumnya di Balige juga pernah dilakukan Solu Bolon (tradisi). Nah disini kita buatkan Solu Bolon (dragon) ini kan rame," jelasnya di Pantai Bebas Danau Toba, Parapat.
Dikatakannya, sesuai aturan setiap tim itu ada 12 orang, dua orang cadangan. "Sebenarnya peminatnya besar, Balige mau kirim tapi persiapannya kurang karena stamina harus fit mempergunakan tenaga yang kuat, harus cek kesehatan sanggup enggak dia mengikuti lomba ini. Jangan nanti di Danau itu kan resikonya berat, apalagi ini kan dilihat luar negeri," timpalnya.
Menurutnya, 9 tim jadi peserta yang bertanding itu bukan hasil seleksi namun memang sudah siap secara fisik untuk bertanding.
"Kalau untuk Solu Bolon ini kan saya rasa terbatas orangnya, tidak semua bisa. Karena secara fisik kan orangnya harus siap. Apalagi ini kan kelompok juga. Secara fisik dan tim juga diperlukan. Karena kan kegiatan kita di Danau Toba, jadi harus seimbang kegiatannya di darat dan di air," sebutnya.
Ke depan, lanjutnya, ini menjadi tolak ukur Pemprov Sumut untuk lebih baik lagi, lebih banyak lagi kegiatannya dan persiapannya lebih matang lagi. "Banyak yang datang, bukan hanya di sekitar kita, dari luar kota juga bisa datang," timpalnya.
Soal pengunjung atau penonton yang sepi setiap kegiatan, Ria menapiknya. "Kalau penonton/pengunjung, ini kan karena hari kerja/sekolah tapi nanti kalau sore bisa masuk pengunjungnya," paparnya.
Koordinator Pelaksana Solu Bolon, Terbit Tarigan menambahkan Solu Bolon ini merupakan tradisi yang sudah dilakukan nenek moyang yang digunakan untuk mencari ikan.
"Nah saat ini ada permainan di Festival Danau Toba (FDT), makanya kita buat yang di air. Tahun depan akan ada lomba lainnya lagi seperti cari koin dalam air untuk anak-anak, karena tujuan kita kan salah satunya menarik wisatawan khususnya mancanegara yang ditargetkan pusat 1 juta namun pak Gubernur bilang jangan muluk-muluk sama bu Kadis, 500 ribu aja sudah bagus," tandasnya.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Ria Nofida Telaumbanua mengatakan Solu Bolon itu perlombaan menggunakan perahu. Dari even itu harus diperbanyak menjadi salah satu daya tarik wisatawan.
"Sebelumnya di Balige juga pernah dilakukan Solu Bolon (tradisi). Nah disini kita buatkan Solu Bolon (dragon) ini kan rame," jelasnya di Pantai Bebas Danau Toba, Parapat.
Dikatakannya, sesuai aturan setiap tim itu ada 12 orang, dua orang cadangan. "Sebenarnya peminatnya besar, Balige mau kirim tapi persiapannya kurang karena stamina harus fit mempergunakan tenaga yang kuat, harus cek kesehatan sanggup enggak dia mengikuti lomba ini. Jangan nanti di Danau itu kan resikonya berat, apalagi ini kan dilihat luar negeri," timpalnya.
Menurutnya, 9 tim jadi peserta yang bertanding itu bukan hasil seleksi namun memang sudah siap secara fisik untuk bertanding.
"Kalau untuk Solu Bolon ini kan saya rasa terbatas orangnya, tidak semua bisa. Karena secara fisik kan orangnya harus siap. Apalagi ini kan kelompok juga. Secara fisik dan tim juga diperlukan. Karena kan kegiatan kita di Danau Toba, jadi harus seimbang kegiatannya di darat dan di air," sebutnya.
Ke depan, lanjutnya, ini menjadi tolak ukur Pemprov Sumut untuk lebih baik lagi, lebih banyak lagi kegiatannya dan persiapannya lebih matang lagi. "Banyak yang datang, bukan hanya di sekitar kita, dari luar kota juga bisa datang," timpalnya.
Soal pengunjung atau penonton yang sepi setiap kegiatan, Ria menapiknya. "Kalau penonton/pengunjung, ini kan karena hari kerja/sekolah tapi nanti kalau sore bisa masuk pengunjungnya," paparnya.
Koordinator Pelaksana Solu Bolon, Terbit Tarigan menambahkan Solu Bolon ini merupakan tradisi yang sudah dilakukan nenek moyang yang digunakan untuk mencari ikan.
"Nah saat ini ada permainan di Festival Danau Toba (FDT), makanya kita buat yang di air. Tahun depan akan ada lomba lainnya lagi seperti cari koin dalam air untuk anak-anak, karena tujuan kita kan salah satunya menarik wisatawan khususnya mancanegara yang ditargetkan pusat 1 juta namun pak Gubernur bilang jangan muluk-muluk sama bu Kadis, 500 ribu aja sudah bagus," tandasnya.
(sms)