Aksi Heroik Kapolsek Cantik yang Rela Hujan-hujanan Amankan Demo Warga
A
A
A
KARAWANG - Aksi heroik seorang Polwan AKP Eka Asmayani yang rela hujan-hujanan sehingga pakaiannya basah kuyup saat mengamankan unjuk rasa ratusan warga Karawang dan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat patut diapresiasi. Polwan cantik yang juga Kapolsek Pangkalan ini juga sangat persuasif dalam mengawal aksi demo yang sempat memanas karena memblokade pintu pabrik dan membakar ban.
Sebelumnya unjuk rasa ratusan warga di empat desa yakni Wanajaya dan Wanakerta, Kecamatan Telukjambe Barat dan Desa Sukubungah, Pasir Ranji, Kecamatan Cikarang Pusat ini menuntut pihak PT Pindodeli 3 tidak membuang sisa pengolahan limbah ke Sungai Cikereteg dan bermuara ke Sungai Cibe'et karena dikhawatirkan mencemari air sungai.
Aksi yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari ini memanas. Warga sempat membakar ban dan memblokade pintu pablik.
“Awalnya kita tidak tahu kalau ada demo karena tidak ada pemberitahuan ke polsek. Kami tahu saat sedang melakukan patroli. Sesuai fungsi, kami lakukan pengamanan secara preventif dan preemtif,” ujar Eka kepada SINDOnews, Senin (11/11/2019).
Aksi unjuk rasa ini berjangsung alot. Sampai-sampai Kapolsek yang baru menjabat 2 hari ini harus memanggil kepala desa setempat dan pihak pabrik untuk duduk bersama. Setelah memakan waktu lama akhirnya mediasi berhasil. Warga dan pihak sepakat untuk menyedot air bendungan sisa pengolah limbah yang dikhawatirkan masuk ke sungai apabila debit air naik, sementara sungai tersebut merupakan urat nadi kehidupan masyarakat.
Namun sebelum mediasi berlangsung hujan deres mengguyur sebagian wilayah Karawang. Tapi Kapolsek dan jajarannya termasuk kepala desa serta warga tidak beranjak dari tempat asalnya. Mereka memilih bertahan meski pakaian basah kuyup.
"Alhamdulillah mediasi berjalan aman. Tuntutan warga terpenuhi sehingga semua berjalan aman dan lancar," ujar mantan staf Divisi Humas Polri ini.
Eka mengakui kasus ini merupakan pengalaman yang menyenangkan dan mengasikan meski baru pertama kali menjabat kapolsek."Prinsipnya kita hanya mengamankan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kami lebih mengedepankan dialog atau mediasi," ungkap wanita yang hobi berlari ini.
Sebelumnya unjuk rasa ratusan warga di empat desa yakni Wanajaya dan Wanakerta, Kecamatan Telukjambe Barat dan Desa Sukubungah, Pasir Ranji, Kecamatan Cikarang Pusat ini menuntut pihak PT Pindodeli 3 tidak membuang sisa pengolahan limbah ke Sungai Cikereteg dan bermuara ke Sungai Cibe'et karena dikhawatirkan mencemari air sungai.
Aksi yang berlangsung sejak pagi hingga sore hari ini memanas. Warga sempat membakar ban dan memblokade pintu pablik.
“Awalnya kita tidak tahu kalau ada demo karena tidak ada pemberitahuan ke polsek. Kami tahu saat sedang melakukan patroli. Sesuai fungsi, kami lakukan pengamanan secara preventif dan preemtif,” ujar Eka kepada SINDOnews, Senin (11/11/2019).
Aksi unjuk rasa ini berjangsung alot. Sampai-sampai Kapolsek yang baru menjabat 2 hari ini harus memanggil kepala desa setempat dan pihak pabrik untuk duduk bersama. Setelah memakan waktu lama akhirnya mediasi berhasil. Warga dan pihak sepakat untuk menyedot air bendungan sisa pengolah limbah yang dikhawatirkan masuk ke sungai apabila debit air naik, sementara sungai tersebut merupakan urat nadi kehidupan masyarakat.
Namun sebelum mediasi berlangsung hujan deres mengguyur sebagian wilayah Karawang. Tapi Kapolsek dan jajarannya termasuk kepala desa serta warga tidak beranjak dari tempat asalnya. Mereka memilih bertahan meski pakaian basah kuyup.
"Alhamdulillah mediasi berjalan aman. Tuntutan warga terpenuhi sehingga semua berjalan aman dan lancar," ujar mantan staf Divisi Humas Polri ini.
Eka mengakui kasus ini merupakan pengalaman yang menyenangkan dan mengasikan meski baru pertama kali menjabat kapolsek."Prinsipnya kita hanya mengamankan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kami lebih mengedepankan dialog atau mediasi," ungkap wanita yang hobi berlari ini.
(sms)