Jabar Raih Dua Penghargaan dalam APN 2019
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil meraih penghargaan sebagai Pemimpin Inovatif dalam Anugerah Pandu Negeri (APN) 2019 di Hotel Bidakara Grand Pancoran, Jakarta, Jumat (25/10/19) malam.
Selain itu, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar pun menyabet APN 2019 Kategori Gold untuk Pemerintah Provinsi.
Emil --sapaan Ridwan Kamil-- menerima langsung APN 2019 yang digelar Indonesian Institute for Public Governance (IIPG) -- organisasi nirlaba yang memberikan perhatian khusus terhadap tata kelola (governance), baik di sektor swasta maupun institusi pemerintahan.
“Atas nama Gubernur, Wali Kota, dan Bupati yang malam ini mendapatkan apresiasi (APN 2019), kami menghaturkan terimakasih. Ini (penghargaan) bukan tujuan kami, tapi kalau ada Alhamdulillah, menjadi sebuah simbol terjadinya perubahan,” kata Emil.
“Ini menandakan ada before-after yang diamati terhadap situasi hari ini,” tambahnya.
Ada dua aspek yang menjadi kriteria penilaian, yakni aspek performance dan aspek governance. Aspek performance meliputi pertumbuhan ekonomi, pengembangan manusia, dan Transformative-Inovative. Sedangkan aspek governance mencakup tata kelola keuangan, tata kelola pemerintahan, dan anti korupsi.
Lebih lanjut, Emil pun mereflekasikan kepemimpinannya sejak dia menjabat sebagai Wali Kota Bandung hingga kini menjadi seorang Gubernur yang memimpin provinsi dengan penduduk hampir 50 juta jiwa.
Menurut Emil, kepemimpinan terbaik adalah keteladanan. Karena menjadi pemimpin hari ini setiap lisan dan perbuatan, gestur hingga keputusan sang pemimpin menjadi sorotan. Terlebih dengan hadirnya media sosial melalui teknologi digital.
“Value-nya kepemimpinan terbaik adalah keteladan. Jadi pemimpin hari ini disorot apalagi dengan revolusi digital, lisannya, gesturnya, keputusannya disorot. Hari ini kita tidak bisa berdiam diri,” ucapnya.
Ada tiga nilai kepemimpinan yang coba dihadirkan Emil bersama Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum dalam menjalankan roda pemerintahan. Pertama, pemimpin itu harus membawa rasa aman dan nyaman.
Kedua, seorang pemimpin harus bisa mengakselerasi sistem, di mana setengah dari kegiatan yang dilakukan Emil yaitu mengawal kebijakan pusat untuk diterapkan di daerahnya. Sebab, Gubernur adalah wakil dari pemerintah pusat dan setengahnya lagi melakukan inovasi sesuai kebutuhan. Terakhir, pemimpin dituntut untuk selalu membawa perubahan.
“Itulah yang kami hadirkan. Perubahan diukur melalui kolaborasi dan inovasi. Bagaimana berinovasi? Belanja masalah, tiap hari kita tidak bisa diam, belanja masalah, membaca keluhan, dan mencari solusi,” ujarnya.
Emil pun mengatakan bahwa pihaknya hingga kini terus memperbaiki diri melalui berbagai terobosan. Dengan harapan, suatu saat Jawa Barat bisa menjadi percontohan.
“Kita di Jawa Barat terus memperbaiki diri, beradaptasi, akseleratif, sampai suatu hari Jawa Barat menjadi percontohan tidak hanya level nasional mungkin regional —level Asia, tentang inovasi-inovasi pemerintahan yang sangat responsif dan adaptif,” katanya.
Ketua Dewan Penasihat IIPG, yang juga Wakil Presiden RI ke-11 Boediono menjelaskan, untuk mewujudkan negara maju, Indonesia bisa mencontoh beberapa negara maju di Asia Timur yang dinilainya telah berhasil. Menurut dia, ada tiga hal yang dilakukan oleh negara-negara tersebut, yang disebutnya sebagai trilogi, dalam pembangunan, yakni pendidikan, birokrasi, dan infrastruktur.
“Mereka (negara-negara maju di Asia Timur) berhasil melakukan bagian penting dari trilogi ini, yakni pembangunan manusia (melalui pendidikan), pelayanan publik (birokrasi), dan infrastruktur. Ini memang memerlukan visi jangka panjang, tidak hanya kerja tahunan,” jelas Boediono.
Trilogi pembangunan tersebut telah menjadi landasan dasar dalam program pembangunan negara-negara maju di Asia Timur, sehingga diyakini akan bisa meningkatkan produktivitas nasional secara terus-menerus.
Untuk APN 2019 ini, Ketua Umum IIPG Sigit Pramono mengatakan, ada 548 pemerintah daerah (pemda) yang terdiri dari pemerintah daerah provinsi, pemerintah kota, dan pemerintah kabupaten yang diberikan penilaian. Dari jumlah tersebut hanya ada 63 pemda atau 11,5% yang memiliki kinerja dan tata kelola pemerintahan yang baik.
“Ini menunjukkan masih diperlukan pemimpin daerah yang tata kelola dan kinerja yang baik. Peran dari pemimpin daerah baik Gubernur, Wali Kota, dan Bupati memiliki peran yang signifikan dalam menciptakan tata kelola dan kinerja pemerintahan daerah yang baik,” kata Sigit.
Untuk itu, Sigit berharap melalui ajang Anugerah Pandu Negeri ini, diharapkan bisa menjadi motivasi bagi para pemimpin di daerah.
“Diharapkan dengan kegiatan ini bisa menyemangati ibu/bapak sekalian pemimpin daerah untuk terus melakukan internalisasi praktik-praktik tata kelola pemerintahan di wilayahnya masing-maisng,” katanya.
Selain Emil, kepala daerah lainnya yang meraih penghargaan APN 2019 Kategori Pemimpin Inovatif, yakni Gubernur Jawa Tengah, Wali Kota Surabaya, Wali Kota Denpasar, dan Bupati Banyuwangi. Sementara APN 2019 Kategori Platinum Pemerintah Daerah diraih Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Banyuwangi, dan Kota Surabaya.
Di tahun ketiga penyelenggaraannya ini, APN 2019 juga memberikan penghargaan untuk Kategori Gold Pemerintah Provinsi, yang diraih oleh Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Jawa Tengah. Sementara itu, Kabupaten Bogor pun menjadi salah satu penerima APN 2019 untuk Kategori Gold Pemerintah Kabupaten.
Selain itu, ada juga beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat yang berhasil meraih penghargaan APN 2019 Kategori Silver. Di antaranya, untuk Kategori Silver Pemerintah Daerah Kota, yakni Kota Bogor dan Kota Sukabumi. Sementara Kategori Silver Pemerintah Daerah Kabupaten, yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Sukabumi.
Selain itu, Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jabar pun menyabet APN 2019 Kategori Gold untuk Pemerintah Provinsi.
Emil --sapaan Ridwan Kamil-- menerima langsung APN 2019 yang digelar Indonesian Institute for Public Governance (IIPG) -- organisasi nirlaba yang memberikan perhatian khusus terhadap tata kelola (governance), baik di sektor swasta maupun institusi pemerintahan.
“Atas nama Gubernur, Wali Kota, dan Bupati yang malam ini mendapatkan apresiasi (APN 2019), kami menghaturkan terimakasih. Ini (penghargaan) bukan tujuan kami, tapi kalau ada Alhamdulillah, menjadi sebuah simbol terjadinya perubahan,” kata Emil.
“Ini menandakan ada before-after yang diamati terhadap situasi hari ini,” tambahnya.
Ada dua aspek yang menjadi kriteria penilaian, yakni aspek performance dan aspek governance. Aspek performance meliputi pertumbuhan ekonomi, pengembangan manusia, dan Transformative-Inovative. Sedangkan aspek governance mencakup tata kelola keuangan, tata kelola pemerintahan, dan anti korupsi.
Lebih lanjut, Emil pun mereflekasikan kepemimpinannya sejak dia menjabat sebagai Wali Kota Bandung hingga kini menjadi seorang Gubernur yang memimpin provinsi dengan penduduk hampir 50 juta jiwa.
Menurut Emil, kepemimpinan terbaik adalah keteladanan. Karena menjadi pemimpin hari ini setiap lisan dan perbuatan, gestur hingga keputusan sang pemimpin menjadi sorotan. Terlebih dengan hadirnya media sosial melalui teknologi digital.
“Value-nya kepemimpinan terbaik adalah keteladan. Jadi pemimpin hari ini disorot apalagi dengan revolusi digital, lisannya, gesturnya, keputusannya disorot. Hari ini kita tidak bisa berdiam diri,” ucapnya.
Ada tiga nilai kepemimpinan yang coba dihadirkan Emil bersama Wakil Gubernur Uu Ruzhanul Ulum dalam menjalankan roda pemerintahan. Pertama, pemimpin itu harus membawa rasa aman dan nyaman.
Kedua, seorang pemimpin harus bisa mengakselerasi sistem, di mana setengah dari kegiatan yang dilakukan Emil yaitu mengawal kebijakan pusat untuk diterapkan di daerahnya. Sebab, Gubernur adalah wakil dari pemerintah pusat dan setengahnya lagi melakukan inovasi sesuai kebutuhan. Terakhir, pemimpin dituntut untuk selalu membawa perubahan.
“Itulah yang kami hadirkan. Perubahan diukur melalui kolaborasi dan inovasi. Bagaimana berinovasi? Belanja masalah, tiap hari kita tidak bisa diam, belanja masalah, membaca keluhan, dan mencari solusi,” ujarnya.
Emil pun mengatakan bahwa pihaknya hingga kini terus memperbaiki diri melalui berbagai terobosan. Dengan harapan, suatu saat Jawa Barat bisa menjadi percontohan.
“Kita di Jawa Barat terus memperbaiki diri, beradaptasi, akseleratif, sampai suatu hari Jawa Barat menjadi percontohan tidak hanya level nasional mungkin regional —level Asia, tentang inovasi-inovasi pemerintahan yang sangat responsif dan adaptif,” katanya.
Ketua Dewan Penasihat IIPG, yang juga Wakil Presiden RI ke-11 Boediono menjelaskan, untuk mewujudkan negara maju, Indonesia bisa mencontoh beberapa negara maju di Asia Timur yang dinilainya telah berhasil. Menurut dia, ada tiga hal yang dilakukan oleh negara-negara tersebut, yang disebutnya sebagai trilogi, dalam pembangunan, yakni pendidikan, birokrasi, dan infrastruktur.
“Mereka (negara-negara maju di Asia Timur) berhasil melakukan bagian penting dari trilogi ini, yakni pembangunan manusia (melalui pendidikan), pelayanan publik (birokrasi), dan infrastruktur. Ini memang memerlukan visi jangka panjang, tidak hanya kerja tahunan,” jelas Boediono.
Trilogi pembangunan tersebut telah menjadi landasan dasar dalam program pembangunan negara-negara maju di Asia Timur, sehingga diyakini akan bisa meningkatkan produktivitas nasional secara terus-menerus.
Untuk APN 2019 ini, Ketua Umum IIPG Sigit Pramono mengatakan, ada 548 pemerintah daerah (pemda) yang terdiri dari pemerintah daerah provinsi, pemerintah kota, dan pemerintah kabupaten yang diberikan penilaian. Dari jumlah tersebut hanya ada 63 pemda atau 11,5% yang memiliki kinerja dan tata kelola pemerintahan yang baik.
“Ini menunjukkan masih diperlukan pemimpin daerah yang tata kelola dan kinerja yang baik. Peran dari pemimpin daerah baik Gubernur, Wali Kota, dan Bupati memiliki peran yang signifikan dalam menciptakan tata kelola dan kinerja pemerintahan daerah yang baik,” kata Sigit.
Untuk itu, Sigit berharap melalui ajang Anugerah Pandu Negeri ini, diharapkan bisa menjadi motivasi bagi para pemimpin di daerah.
“Diharapkan dengan kegiatan ini bisa menyemangati ibu/bapak sekalian pemimpin daerah untuk terus melakukan internalisasi praktik-praktik tata kelola pemerintahan di wilayahnya masing-maisng,” katanya.
Selain Emil, kepala daerah lainnya yang meraih penghargaan APN 2019 Kategori Pemimpin Inovatif, yakni Gubernur Jawa Tengah, Wali Kota Surabaya, Wali Kota Denpasar, dan Bupati Banyuwangi. Sementara APN 2019 Kategori Platinum Pemerintah Daerah diraih Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Banyuwangi, dan Kota Surabaya.
Di tahun ketiga penyelenggaraannya ini, APN 2019 juga memberikan penghargaan untuk Kategori Gold Pemerintah Provinsi, yang diraih oleh Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Barat, dan Provinsi Jawa Tengah. Sementara itu, Kabupaten Bogor pun menjadi salah satu penerima APN 2019 untuk Kategori Gold Pemerintah Kabupaten.
Selain itu, ada juga beberapa kabupaten/kota di Jawa Barat yang berhasil meraih penghargaan APN 2019 Kategori Silver. Di antaranya, untuk Kategori Silver Pemerintah Daerah Kota, yakni Kota Bogor dan Kota Sukabumi. Sementara Kategori Silver Pemerintah Daerah Kabupaten, yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Sukabumi.
(atk)