11 Seismograf akan Dipasang Pascagempa Maluku

Kamis, 17 Oktober 2019 - 15:14 WIB
11 Seismograf akan Dipasang...
11 Seismograf akan Dipasang Pascagempa Maluku
A A A
MALUKU - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan memasang 11 seismograf di kawasan Maluku. Pemasangan dimaksudkan sebagai upaya memahami lebih lanjut karakteristik gempa susulan pascagempa Maluku 6,5 pada 26 September 2019 lalu.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo mengatakan, pemasangan seismograf ini diharapkan bisa menjawab kenapa begitu banyak gempa susulan dan Ambon dan apa implikasinya untuk kesiapsiagaan dan mitigasi potensi kejadian yang sama di masa depan. Dalam rapat koordinasi di Pos Komando Penanganan Darurat Bencana Gempa Maluku, Kamis (17/10/2019) pagi, rencana pemasangan seismometer dibahas bersama antara Kodam, BNPB, BPBD Provinsi Maluku dan BMKG."Dari 11 unit seismograf, akan dipasang di Ambon 4 unit, Haruku 1 unit, Saparua 2 unit, dan Seram sebanyak 4 unit. Berdasarkan arahan Kasdam XVI/Pattimura Brigjen TNI Asep Setia Gunawan, satu orang Babinsa akan bertanggung jawab terhadap setiap titik koordinat rencana pemasangan seismograf kepada Koramil dan Kodim setempat," ujar Agus Wibowo dalam keterangan tertulis yang diterima SINDOnews, Kamis (17/10/2019).
Selanjutnya, disepakati antar peserta diskusi bahwa posisi pemasangan alat disesuaikan dengan kondisi di lapangan untuk menjamin keamanan alat selama dua bulan. Pemasangan alat tersebut baru akan dilakukan antara BMKG, ITB, dan tim teknis Kodam Pattimura esok hari sampai 10 hari ke depan. BMKG telah menganalisis dan memaparkan kepada awak media terkait dengan gempa yang episenter di Kairatu.

Gempa besar sebelumnya telah dipantau gempa pembukaan dengan magnitudo 1,5 hingga 3,5 sejak 28 Agustus 2019. Sumber gempa tersebut dari segmen sesar Kairatu. Di sekitar kawasan ini, BMKG telah mencatat secara historis gempa besar yang pernah terjadi, seperti gempa 1674 (M 7,8 - 8,0), 1899 (M 7,8), 1948 (M 7,9), dan 1950 (M 7,3).

Sementara itu, gempa susulan masih terus terdeteksi. Hingga pagi tadi (17/19) pukul 09.00 WIT, BMKG merilis gempa susulan pascagempa Maluku 6,5 sejumlah 1.637 kali. Dari sejumlah gempa susulan tersebut, 184 gempa susulan dapat dirasakan warga setempat. Data BPBD Provinsi Maluku per Rabu (16/10/2019) pukul 18.00 WIT, mencatat total penyintas berjumlah 103.327 jiwa.

Jumlah penyintas tertinggi berada di Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), dengan angka 90.833 jiwa. Sedangkan Kota Ambon 6.251, dan Seram Bagian Barat (SBB) 6.244. Gempa dengan magnitudo 6,5 dan berkedalaman 10 km ini, menyebabkan 361 luka ringan dan 4 luka berat. Data terkini untuk korban meninggal dunia berjumlah 41 orang, dengan rincian Kabupaten Malteng 18 orang, Kota Ambon 12 dan SBB 11.

Gempa menyebabkan kerusakan di sektor pemukiman dan infrastruktur umum. Total rumah rusak mencapai 8.753 unit dengan kategori yang berbeda. Rincian rumah rusak di Kabupaten Malteng berjumlah 6.416 unit dengan rincian rusak berat (RB) 1.040 unit, rusak sedang (RS) 1.627 dan rusak ringan (RR) 3.749. Jumlah rumah rusak di Kota Ambon berjumlah 1.203 unit dengan rincian, RB 253 unit, RS 261 dan RR 689, sedangkan di SBB RB 298, RS 483 dan RR 353.
(zil)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1444 seconds (0.1#10.140)