BNPB: Pulau Ambon dan Seram akan Hilang Akibat Patahan Hoaks

Sabtu, 12 Oktober 2019 - 07:21 WIB
BNPB: Pulau Ambon dan Seram akan Hilang Akibat Patahan Hoaks
BNPB: Pulau Ambon dan Seram akan Hilang Akibat Patahan Hoaks
A A A
JAKARTA - Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo menegaskan, informasi tentang posisi Ambon lease yang tepat di atas tebing jurang paling laut paling dalam dunia merupakan berita palsu atau hoaks.

”Berita ini tidak benar sehingga masyarakat tidak perlu panik atau khawatir terkait dengan kondisi yang berkembang akhir-akhir ini,” ujarnya, Sabtu (12/10/2019).

Menurut Agus, ahli tsunami BNPB Abdul Muhari dalam pesannya kepada mantan Gubenur Maluku Karel Ralahalu pada Jumat, 11 Oktober 2019 menyampaikan bahwa berita viral tersebut tidak benar. Gambar batimetri yang diedit sedemikian rupa dan diberikan keterangan seakan-akan ilmiah tetapi bertujuan untuk menyebarkan ketakutan kepada masyarakat.

"Gambar tersebut bukanlah foto satelit 3D karena satelit tidak bisa membuat foto dasar laut apalagi hingga kedalaman 7 km di bawah permukaan laut. Gambar tersebut hanyalah data batimetri biasa (tersedia banyak di internet), yang kemudian diberi efek ketinggian dan kedalaman yang lebih signifikan seakan-akan data ini baru padahal data ini adalah data lama dan data biasa saja," ujar Muhari.

Muhari menegaskan, asumsi bahwa jika terjadi gempa dari palung Banda akan menyeret Pulau Ambon dan Seram adalah tidak benar. "Belum ada dalam sejarah gempa dan tsunami di dunia, ada gempa yang menghilangkan satu pulau sebesar Ambon, apalagi sebesar Pulau Seram."

Muhari membenarkan, jika gempa di kawasan Maluku berpotensi menimbulkan longsoran lokal seperti yang terjadi di Palu 2018 lalu, atau di Semenanjung Elpaputih 1899, tetapi skala-nya lokal.

"Ini harus kita sikapi dengan bijak dengan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan persiapan rencana evakuasi mandiri yang baik," sambung Muhari yang pernah bekerja di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Terkait dengan penelitian potensi patahan palung Banda oleh Jonathan M. Pownal Gordon S. Lister dan Robert Hall, dia menyampaikan penelitian tadi telah dipublikasikan pada 2016.

"Jadi bukan yang baru saja dipublikasikan. Penelitian tersebut tidak membahas sama sekali mengenai potensi tsunami atau potensi gempa yang bisa menyeret Pulau Ambon dan Seram,” katanya.

Bahkan, dalam hasil penelitian tersebut sangat jelas disebutkan bahwa tidak ada bukti segmen palung Banda adalah segmen seismik aktif.

”Jadi jika ada berita atau tulisan yang mengaitkan hasil penelitian tersebut dengan prediksi-prediksi kejadian gempa atau tsunami yang akan terjadi di Ambon maka itu adalah hoaks," ujar Muhari.

Sehubungan dengan berita viral yang beredar di media sosial, jejaring sosial digital, Muhari mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing terhadap berita palsu tadi. Berita seperti ini sengaja ditimbulkan untuk menimbulkan rasa khawatir, panik dan takut di tengah-tengah masyarakat.

”Masyarakat diharapkan mengecek informasi resmi potensi bahaya dan parameter gempa atau tsunami dari sumber resmi seperti BMKG, BNPB atau pun BPBD setempat untuk menyikapi berita atau informasi yang tidak benar,” katanya.
(cip)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6861 seconds (0.1#10.140)