Protes Penutupan Pintu Air, Petani Geruduk Bendungan Juwero
A
A
A
KENDAL - Penutupan pintu air dan pengeringan saluran irigasi diprotes puluhan petani dari Kendal, Jawa Tengah. Mereka menggeruduk Bendungan Juwero, Minggu siang (1/9/2019).
Petani meminta pengeringan ditunda, dan air dari Bendungan Juwero tetap dibuka untuk mengairi tanaman yang mulai berisi.
Para petani datang dengan menggunakan mobil bak terbuka. Petani dari Desa Rejosari, Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal ini mendatangi Bendungan Juwero di Pegandon.
Kedatangan petani ini untuk meminta petugas jaga Bendungan Juwero tidak menutup pintu air yang mengarah ke saluran irigasi.
Petani khawatir jika pintu ditutup dan pengeringan saluran dilakukan selama satu bulan, maka tanaman padi yang mulai berisi akan mati dan kering.
Puluhan petani sempat mendatangi pintu air bendungan untuk memastikan pintu tidak ditutup. Namun oleh petugas kepolisian dan Koramil setempat, para petani diminta untuk berkumpul di pinggir Bendungan Juwero.
Sanusi, salah satu perwakilan petani asal Rejosari menyatakan tidak setuju jika rencana pengeringan dilakukan dalam waktu dekat ini.
Pasalnya tanaman padi miliknya sudah mulai berisi/ dan membutuhkan air yang cukup.
“Jika saluran dikeringkan dan pintu air dibendungan tidak dibuka maka tanaman padi akan kering sehingga gagal panen,” katanya.
Sementara Kepala Desa Rejosari Komarudin Abbas mengatakan, rencana pengeringan saluran irigasi sudah pernah disosialisasikan.
Namun petani meminta agar rencana pengeringan bisa ditunda minimal menunggu tanaman padi mulai menguning.
Para petani hanya meminta pintu air di Bendungan Juwero tidak ditutup, sehingga tanaman padi bisa dipanen.
Sempat terjadi perdebatan dengan mantri pengairan dan penjaga bendungan yang ngotot tetap akan menutup pintu saluran irigasi Bodri kanan dan kiri mulai 1 September 2019.
Sedangkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kendal, Sugiono mengatakan bahwa pengeringan saluran sudah menjadi agenda tahunan dan dilaksanakan pada September ini.
Saat pengeringan dilakukan, saluran irigasi akan diperbaiki baik saluran Bodri kanan dan kiri yang menelan anggaran Rp60 miliar.
“Namun demikian untuk membantu petani bisa mendapatkan air, pemerintah akan meminjamkan mesin pompa untuk mengairi irigasi yang terdampak pengeringan dengan mengambil air dari Sungai Blorong,” ujarnya.
Pengeringan sendiri dilakukan untuk memotong siklus hama yang terbawa sepanjang saluran. Selain itu menertibkan masa tanam agar petani bisa mendapatkan air sesuai dengan masa tanam.
Sosialisasi pengeringan sendiri sudah dilakukan jauh-jauh hari. Namun banyak petani yang tidak memenuhi jadwal masa tanam sesuai dengan jadwal.
Petani meminta pengeringan ditunda, dan air dari Bendungan Juwero tetap dibuka untuk mengairi tanaman yang mulai berisi.
Para petani datang dengan menggunakan mobil bak terbuka. Petani dari Desa Rejosari, Kecamatan Ngampel, Kabupaten Kendal ini mendatangi Bendungan Juwero di Pegandon.
Kedatangan petani ini untuk meminta petugas jaga Bendungan Juwero tidak menutup pintu air yang mengarah ke saluran irigasi.
Petani khawatir jika pintu ditutup dan pengeringan saluran dilakukan selama satu bulan, maka tanaman padi yang mulai berisi akan mati dan kering.
Puluhan petani sempat mendatangi pintu air bendungan untuk memastikan pintu tidak ditutup. Namun oleh petugas kepolisian dan Koramil setempat, para petani diminta untuk berkumpul di pinggir Bendungan Juwero.
Sanusi, salah satu perwakilan petani asal Rejosari menyatakan tidak setuju jika rencana pengeringan dilakukan dalam waktu dekat ini.
Pasalnya tanaman padi miliknya sudah mulai berisi/ dan membutuhkan air yang cukup.
“Jika saluran dikeringkan dan pintu air dibendungan tidak dibuka maka tanaman padi akan kering sehingga gagal panen,” katanya.
Sementara Kepala Desa Rejosari Komarudin Abbas mengatakan, rencana pengeringan saluran irigasi sudah pernah disosialisasikan.
Namun petani meminta agar rencana pengeringan bisa ditunda minimal menunggu tanaman padi mulai menguning.
Para petani hanya meminta pintu air di Bendungan Juwero tidak ditutup, sehingga tanaman padi bisa dipanen.
Sempat terjadi perdebatan dengan mantri pengairan dan penjaga bendungan yang ngotot tetap akan menutup pintu saluran irigasi Bodri kanan dan kiri mulai 1 September 2019.
Sedangkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kendal, Sugiono mengatakan bahwa pengeringan saluran sudah menjadi agenda tahunan dan dilaksanakan pada September ini.
Saat pengeringan dilakukan, saluran irigasi akan diperbaiki baik saluran Bodri kanan dan kiri yang menelan anggaran Rp60 miliar.
“Namun demikian untuk membantu petani bisa mendapatkan air, pemerintah akan meminjamkan mesin pompa untuk mengairi irigasi yang terdampak pengeringan dengan mengambil air dari Sungai Blorong,” ujarnya.
Pengeringan sendiri dilakukan untuk memotong siklus hama yang terbawa sepanjang saluran. Selain itu menertibkan masa tanam agar petani bisa mendapatkan air sesuai dengan masa tanam.
Sosialisasi pengeringan sendiri sudah dilakukan jauh-jauh hari. Namun banyak petani yang tidak memenuhi jadwal masa tanam sesuai dengan jadwal.
(shf)