Setelah PHK 900 Karyawan, 2 Perusahaan di Batam Bakal Rumahkan Ribuan Pekerja

Selasa, 27 Agustus 2019 - 17:47 WIB
Setelah PHK 900 Karyawan, 2 Perusahaan di Batam Bakal Rumahkan Ribuan Pekerja
Setelah PHK 900 Karyawan, 2 Perusahaan di Batam Bakal Rumahkan Ribuan Pekerja
A A A
BATAM - PT Foster Elektronik Indonesia dan PT Unisem yang berdomisili di Batam berencana akan merumahkan ribuan karyawannya. Hal ini menambah banyak korban PHK di Kota Batam, karena Dinas Tenaga Kerja Kota Batam mencatat setidaknya 900 orang kehilangan pekerjaan sepanjang enam bulan pertama tahun 2019. Hal itu terjadi karena ada 27 perusahaan yang beroperasi di kota itu tutup.

Kepala Disnaker Kota Batam, Rudi Sakyakirti mengatakan, banyak faktor yang menjadi penyebab tutupnya perusahaan-perusahaan tersebut. Namun, jika dibandingkan tahun lalu dengan periode yang sama jumlah pemutusan hubungan kerja akibat penutupan perusahaan lebih sedikit .

"Tahun lalu semester pertama itu ada 60 perusahaan yang tutup dan rata-rata perusahaan besar. Kalau tahun ini lebih sedikit dan kebanyakan perusahan-perusahan kecil," kata Rudi, Selasa (27/8/2019).

Tahun ini meskipun ada perusahaan yang tutup juga tidak sedikit perusahan baru yang masuk, atau perusahaan yang mengembangkan investasinya di Batam. Satu di antaranya PT Pegatron Technology Indonesia, yang berdomisili di kawasan industri Batamindo, Mukakuning, Batam.

Perusahaan asal Taiwan itu sudah melapor, mereka butuh tenaga kerja sebanyak 800 orang hingga akhir 2019 ini. Dari laporannya yang disampaikan ke Disnaker Kota Batam, pekerja sekarang sudah hampir 300 orang. Ke depan rencananya akan terus bertambah sambil menunggu peralatannya datang.

"Banyak yang tutup, tapi juga banyak yang masuk. Kita harapkan lapangan kerja bisa terus ada untuk msyarakat Batam," jelasnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Batam Rafki Rasyid membenarkan bahwa ada banyak perusahaan yang baru buka di Batam. Walaupun dia mengakui ada juga usaha yang tutup. Seperti halnya PT Foster Electronic Indonesia menutup pabrik elektroniknya pada awal Juni lalu dan melakukan PHK sekitar 2.505 karyawannya.

Karena itu pihaknya mengaku terus mengingatkan kepada pihak terkait terutama para elit serikat pekerja, bahwa demonstrasi yang terlalu sering dilakukan di Batam membuat investor menjadi tidak nyaman.

Ada kekhawatiran proses produksi akan terganggu dan adanya kekhawatiran terhadap keamanan aset aset yang mereka miliki di Batam.

"Akibatnya mereka mencari tempat lain sebagai alternatif investasinya. Salah satunya PT Foster ini yang memilih Myanmar sebagai negara tempat merelokasi investasinya," katanya.

Ketika bandingkan antara Myanmar dengan Batam, maka Batam kalah jauh dari sisi daya saingnya. Terutama di bidang ketenagakerjaan. Upah minimum di Myanmar hanya USD100. Sementara upah minim di Batam sudah mencapai USD270. Parahnya upah minimum di Batam naik rata rata 8% setiap tahunnya.

Kenaikan ini tidak sebanding dengan peningkatan produtivitas tenaga kerja mikro setiap tahunnya. Produtivitas tenaga kerja mikro naik rata rata hanya 1% setiap tahunnya bahkan kadang kadang stagnan. Akibatnya ini menjadi beban yang semakin berat terutama untuk perusahaan perusahaan padat karya seperti PT Foster dan PT Unisem.

"Anehnya walaupun upah di Batam sudah sangat tinggi, frekuensi demonstrasi juga semakin tinggi. Ada saja hal yang dituntut serikat pekerja untuk bisa turun ke jalan," timpalnya.

Seharusnya untuk daerah investasi seperti Batam, demonstransi jangan sampai terjadi. Menurut dia, persoalan hubungan industrial bisa diselesaikan lewat meja perundingan atau pengadilan.

Namun anehnya di Batam, kata dia pengadilan pun didemo oleh serikat pekerja. "Ini tentunya memberikan citra negatif di mata investor," katanya.

Pihaknya berharap semua pihak mendukung iklim investasi di Batam. Tidak hanya memikirkan kepentingan kelompok masing-masing tapi juga memikirkan kepentingan bersama. Yaitu bagaimana memupuk Batam sebagai daerah tujuan investasi yang dipandang nyaman, aman dan menguntungkan oleh investor untuk menanamkan modalnya.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6432 seconds (0.1#10.140)