Kementan Sebut Ekspor Arang dan Sabut Kelapa Sangat Prospektif Ditingkatkan

Kamis, 15 Agustus 2019 - 07:46 WIB
Kementan Sebut Ekspor...
Kementan Sebut Ekspor Arang dan Sabut Kelapa Sangat Prospektif Ditingkatkan
A A A
SEMARANG - Ekspor arang kelapa dan sabut kelapa Indonesia sangat prospektif untuk ditingkatkan. Hal ini seiring dengan meningkatnya permintaan kedua produk kelapa tersebut di pasar global untuk bahan baku Industri.

Sabut kelapa banyak dimanfaatkan sebagai media tanam, antara lain di Korea dan Jepang. Di Jerman, sejumlah perusahaan otomotif menggunakan sabut kelapa sebagai salah satu bahan baku jok mobil.

Selain itu sabut kelapa dimanfaatkan sebagai bahan dasar kerajinan, bahan bakar, pupuk organic dan briket serta sebagai komponen alat penyaring air. Arang kelapa banyak dimanfaatkan selain untuk bahan obat dan farmasi, juga di Kawasan timur tengah digunakan sebagai bahan bakar shisha atau rokok Arab.

Menurut data FAO, 2017 bahwa Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia mengalahkan Filipina dan India. Kontribusi Indonesia mencapai 31% atau sebesar 18,98 juta ton dari total produksi kelapa dunia, sedangkan Filipina berkontribusi sebesar 22,9% atau sebesar 14,05 juta ton dan India berkontribusi sebesar 18,7% atau sebesar 11,5 juta ton.

Dalam siaran pers yang dikirim, Direktur Jenderal Perkebunan pada Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono mengatakan, potensi kelapa Indonesia sebagai produsen nomer 1 dunia perlu dimanfaatkan dengan memperkuat hilirisasi dalam menghasilkan produk-produk turunan kelapa yang dapat memberikan nilai tambah langsung ke petani serta memperluas akses pasar nya. Sebagaimana data Ditjen.

"Perkebunan bahwa ekspor arang kelapa Indonesia tahun 2018 sebesar 200,1 ribu ton dengan nilai ekspor mencapai USD155,6 juta, sedangkan serat kelapa/ sabut kelapa diekspor sebesar 33,95 ribu ton dengan nilai ekspor sebesar USD9,37 juta," kata dia dalam sebuah diskusi di Semarang pada Rabu (14/8/2019).

Produk arang kelapa Indonesia yang paling banyak diekspor ke negara China, Irak, Saudi Arabia, Srilangka, Malaysia, Lebanon dan German sedangkan produk serabut kelapa Indonesia diekspor ke negara China sebesar 31,5 ribu ton atau senilai USD 8,85 juta," kata Kasdi.

"Kedepan, perlunya kita memperluas akses pasar untuk ekspor arang kelapa dan sabut kelapa serta komoditas turunan kelapa lainnya dengan nilai tambah yang tinggi tetapi belum banyak di kembangkan di Indonesia seperti VCO, Dessicated Coconut, isotonic water, CCO dan minyak goreng kelapa karena selama ini, Indonesia lebih banyak mengekspor mentah atau setengah jadi seperti kopra, kemudian proses nilai tambah dilakukan negara lain," Jelas Kasdi menambahkan.

Perlu diketahui, selama ini kelapa dibeli China, Thailand, dan Filipina. Dan langsung proses pengolahan, penyortiran, pengemasan, penjamin mutu dan konsistensi.

"Indonesia banyak mengekspor mentahnya. Untuk memberi nilai tambah, butuh kerja sama sektor pertanian, industri, dan perdagangan," tutur Kasdi.
(vhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0775 seconds (0.1#10.140)