Serikat Buruh Harapkan Investasi di Sektor Pelabuhan Kondusif
A
A
A
BATAM - Guna mendukung terlaksananya berbagai program pembangunan di berbagai sektor termasuk sektor kemaritiman, pemerintah kini tengah gencar-gencarnya membuka kran investasi,Kran investasi dibuka salah satunya sebagai upaya menstimulus pertumbuhan ekonomi dan membuka seluas-luasnya lapangan pekerjaan.
"Dibukanya kran investasi ditengah adanya poros maritim, tentunya ada efek positif terhadap posisi serikat pekerja/serikat buruh dan ini menjadi peluang baru di sektor kelautan. Oleh karena itu buruh dan atau serikat pekerja/serikat buruh akan bergairah ketika ada investasi," kata Sukarya Ketua Federasi Gabungan Serikat Buruh Mandiri (FGSBM) kepada wartawan di Batam, Selasa (13/08/2019).
Dalam siaran persnya Sukarya menyebutkan, langkah pemerintah tersebut sudah semestinya didukung oleh pihak-pihak terkait termasuk badan usaha milik negara yang bergerak di sektor tersebut, agar tercipta iklim investasi yang kondusif.
Menurut Sukarya, ketidakkondusifan di perusahaan plat merah sektor pelabuhan tentunya akan berdampak ke iklim investasi itu sendiri dan tentu saja berimbas juga ke para pekerja khususnya para pekerja sektor pelabuhan.
"Sengketa antara BUMN dengan pihak investor meskipun sifatnya perdata akan menjadi preseden buruk bagi investor yang akan mempertimbangkan perpanjangan kontrak kerja dan tentu saja akan berdampak bagi kepastian para pekerja misalnya masalah yang terjadi di Kawasan Berikat Nusantara," tandasnya.
Menurutnya, meskipun saat ini yang bersengketa dua entitas perusahan (KBN vs KCN) yang berbeda belum secara langsung merugikan buruh, "Tetapi kelangsungan ke depan hubungan kerja buruh dengan perusahaan penyewa akan merugikan seperti pengurangan hak- hak buruh karena tidak adanya kepastian, kenyamanan berinvestasi," tegasnya.
Yang jelas, kata dia, investasi disektor poros maritim akan mengekplorasi sumber daya kelautan dan itu sangat menjanjikan."Tentu saja memerlukan sumber daya manusia atau para pekerja yang siap," tutupnya.
"Dibukanya kran investasi ditengah adanya poros maritim, tentunya ada efek positif terhadap posisi serikat pekerja/serikat buruh dan ini menjadi peluang baru di sektor kelautan. Oleh karena itu buruh dan atau serikat pekerja/serikat buruh akan bergairah ketika ada investasi," kata Sukarya Ketua Federasi Gabungan Serikat Buruh Mandiri (FGSBM) kepada wartawan di Batam, Selasa (13/08/2019).
Dalam siaran persnya Sukarya menyebutkan, langkah pemerintah tersebut sudah semestinya didukung oleh pihak-pihak terkait termasuk badan usaha milik negara yang bergerak di sektor tersebut, agar tercipta iklim investasi yang kondusif.
Menurut Sukarya, ketidakkondusifan di perusahaan plat merah sektor pelabuhan tentunya akan berdampak ke iklim investasi itu sendiri dan tentu saja berimbas juga ke para pekerja khususnya para pekerja sektor pelabuhan.
"Sengketa antara BUMN dengan pihak investor meskipun sifatnya perdata akan menjadi preseden buruk bagi investor yang akan mempertimbangkan perpanjangan kontrak kerja dan tentu saja akan berdampak bagi kepastian para pekerja misalnya masalah yang terjadi di Kawasan Berikat Nusantara," tandasnya.
Menurutnya, meskipun saat ini yang bersengketa dua entitas perusahan (KBN vs KCN) yang berbeda belum secara langsung merugikan buruh, "Tetapi kelangsungan ke depan hubungan kerja buruh dengan perusahaan penyewa akan merugikan seperti pengurangan hak- hak buruh karena tidak adanya kepastian, kenyamanan berinvestasi," tegasnya.
Yang jelas, kata dia, investasi disektor poros maritim akan mengekplorasi sumber daya kelautan dan itu sangat menjanjikan."Tentu saja memerlukan sumber daya manusia atau para pekerja yang siap," tutupnya.
(vhs)