Pesan Ridwan Kamil ke Diaspora Indonesia: Jangan Mudah Menyerah dan Konsisten
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berpesan kepada Diaspora Indonesia untuk tidak mudah menyerah, konsisten, dan mencintai pekerjaan manakala berkarier di luar negeri. Pesan itu disampaikan Emil –sapaan Ridwan Kamil—saat menjadi pembicara dalam 5th Congress of Indonesian Diaspora di Kasablanka Hall, Jakarta, Sabtu (10/8/19).
"Keberhasilan datang dari rasa mencintai pekerjaan kita, konsisten jangan menyerah insyaallah sukses," katanya.
Emil juga menceritakan pengalamannya selama 5 tahun berkarier di Amerika Serikat sebagai arsitek. Menurutnya, salah satu kendala terbesar masyarakat Indonesia saat berkarier di luar negeri adalah ketidakpercayaan diri.
Ketidakpercayaan diri itu hadir karena persepsi bahwa orang luar negeri lebih hebat. Padahal, kata Emil, orang Indonesia yang berkarier di luar negeri sudah tentu memiliki kompetensi, dan mampu bersaing.
"Banyak dari generasi kita yang hebat tapi kadang minder untuk bersaing di luar negeri, jadi mereka menganggap orang luar negeri masih keren dan bagus. Persepsi itu memang ada, tapi setelah dijalani kesuksesan itu, ya, gimana kita, bukan karena jenis wajah dan darah," ucapnya.
Emil juga berharap Diaspora Indonesia dapat berkontribusi dalam pembangunan Indonesia, termasuk Jawa Barat. "Di Jabar ada desa miskin kan bisa dibantu oleh Diaspora atau kita mau promosi kopi Jabar ke dunia kan mereka yang tinggal di seluruh dunia bisa jadi partner lokalnya mempromosikan Indonesia melalui kopi atau kuliner," katanya.
"Apapun profesinya, Diaspora tetap semangat membangun Indonesia, kuncinya itu, karena yang mengikat kita adalah ke-Indonesia-an," tambahnya.
Kongres Diaspora Indonesia kelima tersebut dipandu oleh Chairman Indonesian Diaspora Network (IDN) Dino Patti Jalal. Sejumlah pembicara mulai dari pejabat hingga publik figur, seperti Wali Kota Bogor Bima Arya, turut memberikan nasihat dan menceritakan pengalamannya.
"Keberhasilan datang dari rasa mencintai pekerjaan kita, konsisten jangan menyerah insyaallah sukses," katanya.
Emil juga menceritakan pengalamannya selama 5 tahun berkarier di Amerika Serikat sebagai arsitek. Menurutnya, salah satu kendala terbesar masyarakat Indonesia saat berkarier di luar negeri adalah ketidakpercayaan diri.
Ketidakpercayaan diri itu hadir karena persepsi bahwa orang luar negeri lebih hebat. Padahal, kata Emil, orang Indonesia yang berkarier di luar negeri sudah tentu memiliki kompetensi, dan mampu bersaing.
"Banyak dari generasi kita yang hebat tapi kadang minder untuk bersaing di luar negeri, jadi mereka menganggap orang luar negeri masih keren dan bagus. Persepsi itu memang ada, tapi setelah dijalani kesuksesan itu, ya, gimana kita, bukan karena jenis wajah dan darah," ucapnya.
Emil juga berharap Diaspora Indonesia dapat berkontribusi dalam pembangunan Indonesia, termasuk Jawa Barat. "Di Jabar ada desa miskin kan bisa dibantu oleh Diaspora atau kita mau promosi kopi Jabar ke dunia kan mereka yang tinggal di seluruh dunia bisa jadi partner lokalnya mempromosikan Indonesia melalui kopi atau kuliner," katanya.
"Apapun profesinya, Diaspora tetap semangat membangun Indonesia, kuncinya itu, karena yang mengikat kita adalah ke-Indonesia-an," tambahnya.
Kongres Diaspora Indonesia kelima tersebut dipandu oleh Chairman Indonesian Diaspora Network (IDN) Dino Patti Jalal. Sejumlah pembicara mulai dari pejabat hingga publik figur, seperti Wali Kota Bogor Bima Arya, turut memberikan nasihat dan menceritakan pengalamannya.
(atk)