Ansor Gelar Sekolah Pasar Modal Syariah di Jawa Timur
A
A
A
MALANG - Gerakan Pemuda Ansor melalui Ansoruna Business School berusaha mengedukasi sekaligus melahirkan investor di Sekolah Pasar Modal Syariah (SPMS).
Diharapkan, ke depan kader Ansor bisa lebih berdaya dan mandiri secara finansial. Salah satu upaya yang kembali dilakukan adalah memberikan literasi produk investasi keuangan dan mendorong lahirnya investor di pasar modal syariah dari kalangan warga dan santri nahdliyin Jawa Timur, khususya kader Ansor Banser Kota Pasuruan dan Kabupaten Malang.
Acara yang berlangsung pada 6 Juli 2019 di Gedung PCNU Kota Pasuruan dan 7 juli 2019 di Aula Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang mendapatkan sambutan cukup baik. Total ada 263 peserta yang mengikuti pelatihan di kedua daerah terswbut.
Project Officer Ansoruna Business School Alim A Sidik mengatakan, Sekolah Pasar Modal Syariah merupakan ikhtiar GP Ansor agar para kader melek investasi syariah.
“Menyambut industri 4.0, investasi syariah khususnya di Pasar Modal Syariah menjadi salah satu instrumen insvestasi yang paling cocok bagi warga NU. Mengapa? Selain murah dan mudah, dengan Jumlah warga NU termasuk kader GP Ansor jika didorong masuk berinvestasi ke dalam industri Pasar Modal Syariah tentu nilai investasinya sangat besar sehingga dapat memberikan kontribusi besar terhadap PDB Indonesia,” ujar Alim dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/7/2019).
Fetri Andriani dari Otoritas Jasa Keuangan Regional Malang memaparkan pentingnya memahami produk – produk investasi keuangan agar tidak terjerumus kedalam investasi bodong. “Ada banyak pilihan produk investasi, ada saham, reksa dana, dan lainnya," ungkapnya.
Dikatakan Fetri, kecermatan dan ketelitian diperlukan dalam memilih invetasi. Caranya dengan memahami karakter investasi, yaitu keuntungan yang masuk akal, memiliki skema investasi yang jelas, dan perusahaannya terdaftar dan masuk dalam pengawan OJK.
Sementara itu, Al Gifari dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan bahwa investasi sangat penting untuk masa depan. Namun, literasi masyarakat terhadap investasi masih perlu ditingkatkan.
“Dari dulu kita dapat doktrin untuk menabung. Sekarang tidak cukup. Zaman now perlu menabung dan berinvestasi, bahkan saham bisa dijadikan kado ulang tahun maupun mas kawin,” ungkapnya.
Al Ghifari menekankan pentingnya memiliki keberanian untuk memulai berinvestasi. Di akhir acara peserta juga diperkenalkan metode analisis teknikal dan fundamental sekaligus diajak membuka rekening saham melalui Mandiri Sekuritas.
Diharapkan, ke depan kader Ansor bisa lebih berdaya dan mandiri secara finansial. Salah satu upaya yang kembali dilakukan adalah memberikan literasi produk investasi keuangan dan mendorong lahirnya investor di pasar modal syariah dari kalangan warga dan santri nahdliyin Jawa Timur, khususya kader Ansor Banser Kota Pasuruan dan Kabupaten Malang.
Acara yang berlangsung pada 6 Juli 2019 di Gedung PCNU Kota Pasuruan dan 7 juli 2019 di Aula Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang mendapatkan sambutan cukup baik. Total ada 263 peserta yang mengikuti pelatihan di kedua daerah terswbut.
Project Officer Ansoruna Business School Alim A Sidik mengatakan, Sekolah Pasar Modal Syariah merupakan ikhtiar GP Ansor agar para kader melek investasi syariah.
“Menyambut industri 4.0, investasi syariah khususnya di Pasar Modal Syariah menjadi salah satu instrumen insvestasi yang paling cocok bagi warga NU. Mengapa? Selain murah dan mudah, dengan Jumlah warga NU termasuk kader GP Ansor jika didorong masuk berinvestasi ke dalam industri Pasar Modal Syariah tentu nilai investasinya sangat besar sehingga dapat memberikan kontribusi besar terhadap PDB Indonesia,” ujar Alim dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/7/2019).
Fetri Andriani dari Otoritas Jasa Keuangan Regional Malang memaparkan pentingnya memahami produk – produk investasi keuangan agar tidak terjerumus kedalam investasi bodong. “Ada banyak pilihan produk investasi, ada saham, reksa dana, dan lainnya," ungkapnya.
Dikatakan Fetri, kecermatan dan ketelitian diperlukan dalam memilih invetasi. Caranya dengan memahami karakter investasi, yaitu keuntungan yang masuk akal, memiliki skema investasi yang jelas, dan perusahaannya terdaftar dan masuk dalam pengawan OJK.
Sementara itu, Al Gifari dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menekankan bahwa investasi sangat penting untuk masa depan. Namun, literasi masyarakat terhadap investasi masih perlu ditingkatkan.
“Dari dulu kita dapat doktrin untuk menabung. Sekarang tidak cukup. Zaman now perlu menabung dan berinvestasi, bahkan saham bisa dijadikan kado ulang tahun maupun mas kawin,” ungkapnya.
Al Ghifari menekankan pentingnya memiliki keberanian untuk memulai berinvestasi. Di akhir acara peserta juga diperkenalkan metode analisis teknikal dan fundamental sekaligus diajak membuka rekening saham melalui Mandiri Sekuritas.
(shf)