44 Kecamatan di Banten Masuk Zona Merah Kekeringan

Selasa, 09 Juli 2019 - 11:23 WIB
44 Kecamatan di Banten...
44 Kecamatan di Banten Masuk Zona Merah Kekeringan
A A A
BANTEN - Sebanyak 48 kecamatan di Banten masuk zona merah atau wilayah rawan kekeringan. Bahkan berdasarkan catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten, hampir semua kabupaten dan kota berpotensi terjadi kekeringan.

Sebanyak 48 kecamatan itu tersebar di sejumlah kabupaten/kota. Di Kabupaten Tangerang terdapat tujuh kecamatan, yaitu Kecamatan Kresek, Keronjo, Mauk, Sepatan, Teluk Naga, Paku Haji, dan Jayanti. Kabupaten Serang sebanyak 12 kecamatan, yakni Kecamatan Pontang, Tirtayasa, Tanara, Carenang, Bandung, Kragilan, Binuang, Tunjung Teja, Cikeusal, Pamarayan, Cikande, dan Kibin. Di Kabupaten Pandeglang sebanyak 14 kecamatan, yaitu Kecamatan Panimbang, Angsana, Munjul, Pagelaran, Patia, Sukaresmi, Mekarjaya, Sindang Resmi, Cikedal, Carita, Cikeusik, Labuan, Cibaliung, dan Sumur.

Di Kabupaten Lebak sebanyak 12 kecamatan terdiri atas Kecamatan Maja, Leuwidamar, Muncang, Sobang, Gunung Kencana, Banjarsari, Cihara, Bayah, Cibeber, Pangarangan, Malingping, dan Cilograng. Terakhir di Kota Serang sebanyak tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Walantaka, Kasemen, dan Taktakan.

Sekda Banten Al-Muktabar mengatakan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan pemerintah pusat melalui BPBD untuk menanggulangi kekeringan. “Pak Gubernur sudah memerintahkan untuk melakukan persiapan terkait penanggulangan sebab di beberapa daerah di Banten sudah mulai kekeringan,” katanya.

Memasuki musim kering ini, seluas 739 hektare areal pesawahan di Kecamatan Wanasalam dan Malingping, Kabupaten Lebak mengalami kekeringan sejak dua pekan terakhir. Tanaman padi petani yang telah berusia kurang lebih empat sampai lima minggu terancam gagal panen.

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Lebak Dede Supriatna menyatakan sudah meninjau langsung kondisi sawah di Lebak Selatan yang mengalami kekeringan. Tanah sawah yang telah ditanami padi sudah belah sehingga berpotensi membuat petani di Lebak Selatan gagal panen.

“Kami sudah kirim bantuan dua ratus meter pipa untuk mengairi areal pesawahan yang kekeringan di Lebak Selatan, khususnya di Malingping dan Wanasalam,” kata Dede Supriatna. Dede menjelaskan, areal pesawahan yang mengalami kekeringan merupakan sawah irigasi. Di sana sebenarnya ada daerah irigasi (DI) Cilangkahan.

Namun, kondisi irigasi tidak teraliri air karena mengalami ke rusakan dan pendangkalan. “Sekarang sudah memasuki musim kemarau. Bahkan di Lebak Selatan sudah lama tidak turun hujan sehingga tanaman padi petani di Wanasalam dan Malingping terancam mati,” jelasnya.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Klas I Serang memprediksi puncak kemarau di wilayah Banten akan terjadi pada Agustus mendatang. Pasalnya, hingga kini wilayah Banten telah mengalami hari tanpa hujan (HTH) lebih dari 31 hari dan masuk dalam kategori Waspada. Bidang Prakirawan BMKG Serang Rofikoh mengatakan, prediksi musim kemarau di Banten akan berlangsung hingga Oktober.

“Prediksi untuk wilayah Banten kemarau akan berlangsung sampai Oktober, tapi puncak kemarau akan terjadi pada Agustus,” katanya. (Teguh Mahardika)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8736 seconds (0.1#10.140)