Ditjenpas-IKA Pimnas Gelar Konser Amal Warga Binaan Bantu Korban Bencana
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) bersama dengan Ikatan Alumni Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Nasional (IKA Pimnas) menggelar perhelatan Ekspose Kesenian dan Budaya warga binaan permasyarakatan (WBP).
Dalam acara tersebut, para warga binaan dari Lapas Khusus Narkotika Kelas IIA Jakarta, Lapas Karawang, Lapas Bekasi dan Lapas Kelas III Cikarang antusias unjuk kebolehan mereka dalam berolah seni. Mereka menyuguhkan permainan musik gamelan, degung, keroncong dan band kepada para tamu undangan yang mayoritas merupakan pimpinan tinggi madya dari berbagai kementerian dan lembaga.
Selain menampilkan kemahiran WBP dalam bidang seni, acara yang dibuka Ketua Ika Pimnas Bambang Hendroyomo ini juga melakukan penggalangan dana untuk membantu korban bencana di Samarinda, Kalimantan Timur, dan Konawe, Sulawesi Tenggara. Dari acara tersebut, terkumpul dana sebanyak Rp30 juta.
Dirjenpas Sri Puguh Budi Utami mengatakan, selain untuk mengapresiasi kesenian-kesenian yang ada di Indonesia, ekspose tersebut juga diselenggarakan sebagai wadah aktualisasi bagi warga binaan pemasyarakatan yang sukses menjalani pembinaan di dalam Lapas sehingga memiliki kemampuan di bidang kesenian.
"Ini bukti nyata bahwa sebelum proses integrasi, para WBP sudah dilakukan pembinaan dan asimilasi yang terukur dan terencana," katanya, Sabtu (6/7/2019).
Semua itu menjadi bagian dari mekanisme yang harus dilakukan sebelum WBP berintegrasi kembali ke dalam masyarakat. Menurut Utami, bagi mereka yang memenuhi syarat, Ditjenpas memberikan kesempatan mengekspos kemahiran melalui berbagai pameran, festival dan aneka momen lain yang memungkinkan. “Itu semua dilakukan sebagai bagian dari proses asimilasi sebelum integrasi yang sesungguhnya dijalankan,” katanya.
Dirjen Utami menjanjikan puncak dari ekspose yang diselenggarakan ini adalah saat peringatan hari kemerdekaan Indonesia, Agustus mendatang. “Kami Ditjenpas Insya Allah akan membuat perhelatan akbar kesenian yang akan diikuti seluruh narapidana di Indonesia. Semoga ikhtiar ini bisa berjalan dengan baik dan sukses,” kata Utami.
Acara puncak nanti, kata Utami, sejatinya menjadi ajang kolaborasi berbagai kementerian dan lembaga dalam mengembangkan kesenian dan budaya Indonesia. "Unjuk kemampuan para WBP di luar lapas dan rutan tersebut bukan pertama kalinya dilakukan, Lapas Cikarang, misalnya, memiliki grup orkes keroncong sendiri bernama Oke Lacika yang kerap menghibur masyarakat di berbagai perhelatan besar," ucapnya.
Mereka telah memiliki pengalaman tampil antara lain di Balai Kartini, Museum Seni dan Keramik di Kota Tua, Jakarta, Jakarta Convention Center (JCC). Bahkan Oke Lacika sempat pula menghibur Wakil Presiden Jusuf Kalla, saat menghadiri sebuah acara yang juga dihelat IKA Pimnas, pada Maret lalu.
Dalam acara tersebut, para warga binaan dari Lapas Khusus Narkotika Kelas IIA Jakarta, Lapas Karawang, Lapas Bekasi dan Lapas Kelas III Cikarang antusias unjuk kebolehan mereka dalam berolah seni. Mereka menyuguhkan permainan musik gamelan, degung, keroncong dan band kepada para tamu undangan yang mayoritas merupakan pimpinan tinggi madya dari berbagai kementerian dan lembaga.
Selain menampilkan kemahiran WBP dalam bidang seni, acara yang dibuka Ketua Ika Pimnas Bambang Hendroyomo ini juga melakukan penggalangan dana untuk membantu korban bencana di Samarinda, Kalimantan Timur, dan Konawe, Sulawesi Tenggara. Dari acara tersebut, terkumpul dana sebanyak Rp30 juta.
Dirjenpas Sri Puguh Budi Utami mengatakan, selain untuk mengapresiasi kesenian-kesenian yang ada di Indonesia, ekspose tersebut juga diselenggarakan sebagai wadah aktualisasi bagi warga binaan pemasyarakatan yang sukses menjalani pembinaan di dalam Lapas sehingga memiliki kemampuan di bidang kesenian.
"Ini bukti nyata bahwa sebelum proses integrasi, para WBP sudah dilakukan pembinaan dan asimilasi yang terukur dan terencana," katanya, Sabtu (6/7/2019).
Semua itu menjadi bagian dari mekanisme yang harus dilakukan sebelum WBP berintegrasi kembali ke dalam masyarakat. Menurut Utami, bagi mereka yang memenuhi syarat, Ditjenpas memberikan kesempatan mengekspos kemahiran melalui berbagai pameran, festival dan aneka momen lain yang memungkinkan. “Itu semua dilakukan sebagai bagian dari proses asimilasi sebelum integrasi yang sesungguhnya dijalankan,” katanya.
Dirjen Utami menjanjikan puncak dari ekspose yang diselenggarakan ini adalah saat peringatan hari kemerdekaan Indonesia, Agustus mendatang. “Kami Ditjenpas Insya Allah akan membuat perhelatan akbar kesenian yang akan diikuti seluruh narapidana di Indonesia. Semoga ikhtiar ini bisa berjalan dengan baik dan sukses,” kata Utami.
Acara puncak nanti, kata Utami, sejatinya menjadi ajang kolaborasi berbagai kementerian dan lembaga dalam mengembangkan kesenian dan budaya Indonesia. "Unjuk kemampuan para WBP di luar lapas dan rutan tersebut bukan pertama kalinya dilakukan, Lapas Cikarang, misalnya, memiliki grup orkes keroncong sendiri bernama Oke Lacika yang kerap menghibur masyarakat di berbagai perhelatan besar," ucapnya.
Mereka telah memiliki pengalaman tampil antara lain di Balai Kartini, Museum Seni dan Keramik di Kota Tua, Jakarta, Jakarta Convention Center (JCC). Bahkan Oke Lacika sempat pula menghibur Wakil Presiden Jusuf Kalla, saat menghadiri sebuah acara yang juga dihelat IKA Pimnas, pada Maret lalu.
(cip)