Kirab Malam Selikuran Digelar Dua Kubu Keraton Solo
A
A
A
SOLO - Kirab Malam Selikuran pada Sabtu 25 Mei 2019 malam bakal digelar oleh dua kubu Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo. Kubu Raja Pakoe Boewono (PB) XIII akan menggelar kirab menyambut datangnya malam Lailatul Qodar tersebut seusai Salat Tarawih. Sedangkan dari kubu Lembaga Dewan Adat (LDA) akan melaksanakan setelah kirab yang digelar Sasana Wilapa selesai dilakukan.
Juru bicara Lembaga Dewan Adat (LDA) Kanjeng Pangeran (KP) Eddy Wirabumi mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan ada pihak lain yang menyelenggarakan Kirab Malam Selikuran dengan tujuan akhir Masjid Agung Surakarta. Atau sama dengan lokasi yang akan dituju dalam Kirab Malam Selikuran yang digelar Lembaga Dewan Adat.
“Monggo saja tidak masalah, toh mudah mudahan ke depan bisa bersama sama dan tidak sendiri sendiri. Kalau sekarang belum bersama-sama, tapi kami tetap berharap penataan ke depan oleh pemerintah yang belum tuntas nantinya dapat menyatukan itu,” kata Eddy Wirabumi, Kamis (23/5/2019).
Agar tidak bersinggungan waktunya dan menimbulkan masalah, LDA akan mulai acara setelah dari kubu Raja PB XIII selesai menyelenggarakan. Dalam Kirab Malam Selikuran, rutenya awal Kori Kamandungan mengelilingi benteng keraton di kawasan Baluwarti, dan baru menuju Masjid Agung.
Pihaknya sudah berkomunikasi dengan Takmir Masjid Agung Surakarta dan siap menerima. Dalam Kirab Malam Selikuran, salah satu hal yang khas adalah dibawanya lampu lampu ting selama perjalanan.
Sementara itu, Pangageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta KGPH Dipokusumo mengatakan, Hajad Dalem Kirab Malam Selikuran pada tahun ini digelar di Masjid Agung karena kawasan Sriwedari sedang dalam masa pembangunan.
“Awalnya memang digelar di Masjid Agung, kemudian baru dipindah ke kawasan Sriwedari. Jadi kalau di Sriwedari atau di Masjid Agung tidak masalah,” terang Dipokusumo. Kirab akan dimulai dari Sasana Sewaka menuju Masjid Agung sekitar pukul 20.00 WIB.
Sedangkan perlengkapan yang dibawa antara lain 1.000 tumpeng yang diletakkan ancak cantaka diarak bersama ratusan lampu ting serta diiringi peserta kirab yang terdiri dari 9 satuan keprajuritan. 1.000 tumpeng dan lampu ting dalam menyambut malam Lailatul Qodar, menjadi symbol berkah dan terang bagi semua orang. Kegiatan Kirab Malam Selikuran akan terus diselenggarakan agar menjadi produk budaya yang dijaga dan dilestarikan.
Juru bicara Lembaga Dewan Adat (LDA) Kanjeng Pangeran (KP) Eddy Wirabumi mengatakan, pihaknya tidak mempermasalahkan ada pihak lain yang menyelenggarakan Kirab Malam Selikuran dengan tujuan akhir Masjid Agung Surakarta. Atau sama dengan lokasi yang akan dituju dalam Kirab Malam Selikuran yang digelar Lembaga Dewan Adat.
“Monggo saja tidak masalah, toh mudah mudahan ke depan bisa bersama sama dan tidak sendiri sendiri. Kalau sekarang belum bersama-sama, tapi kami tetap berharap penataan ke depan oleh pemerintah yang belum tuntas nantinya dapat menyatukan itu,” kata Eddy Wirabumi, Kamis (23/5/2019).
Agar tidak bersinggungan waktunya dan menimbulkan masalah, LDA akan mulai acara setelah dari kubu Raja PB XIII selesai menyelenggarakan. Dalam Kirab Malam Selikuran, rutenya awal Kori Kamandungan mengelilingi benteng keraton di kawasan Baluwarti, dan baru menuju Masjid Agung.
Pihaknya sudah berkomunikasi dengan Takmir Masjid Agung Surakarta dan siap menerima. Dalam Kirab Malam Selikuran, salah satu hal yang khas adalah dibawanya lampu lampu ting selama perjalanan.
Sementara itu, Pangageng Parentah Keraton Kasunanan Surakarta KGPH Dipokusumo mengatakan, Hajad Dalem Kirab Malam Selikuran pada tahun ini digelar di Masjid Agung karena kawasan Sriwedari sedang dalam masa pembangunan.
“Awalnya memang digelar di Masjid Agung, kemudian baru dipindah ke kawasan Sriwedari. Jadi kalau di Sriwedari atau di Masjid Agung tidak masalah,” terang Dipokusumo. Kirab akan dimulai dari Sasana Sewaka menuju Masjid Agung sekitar pukul 20.00 WIB.
Sedangkan perlengkapan yang dibawa antara lain 1.000 tumpeng yang diletakkan ancak cantaka diarak bersama ratusan lampu ting serta diiringi peserta kirab yang terdiri dari 9 satuan keprajuritan. 1.000 tumpeng dan lampu ting dalam menyambut malam Lailatul Qodar, menjadi symbol berkah dan terang bagi semua orang. Kegiatan Kirab Malam Selikuran akan terus diselenggarakan agar menjadi produk budaya yang dijaga dan dilestarikan.
(wib)