Diduga Kelelahan, Ketua KPPS di Blitar Meninggal Dunia
A
A
A
BLITAR - Diduga karena kelelahan, Joko (30), Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Desa Kendalrejo, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar tiba-tiba tidak sadarkan diri. Joko sempat dirawat di RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar. Namun, Rabu (17/4) dini hari tadi, nyawa yang bersangkutan tidak terselamatkan.
"Iya. Yang bersangkutan meninggal dunia sekitar pukul 2 dini hari tadi," ujar Slamet selaku Kepala Desa Kendalrejo kepada sindonews.com Rabu (17/4/2019). Joko diduga mengalami kelelahan kerja. Sebelum pingsan, menurut Slamet, yang bersangkutan sempat mampir ke rumahnya. Peristiwa itu berlangsung empat hari lalu sebelum Joko menutup mata.
Di sela perbincangan, bapak tiga anak itu mengeluh tangan dan kakinya mengalami kesemutan. Slamet sempat menasehati Joko agar lebih banyak beristirahat. "Karena sepertinya memang kecapekan. Karenanya saya sempat menyarankan untuk lebih banyak beristirahat," paparnya.
Saat dilarikan ke rumah sakit Joko masih sadar. Namun tak lama kemudian koma, tak sadarkan diri. Joko sempat menjalani operasi. Namun setelah itu meninggal dunia dengan keterangan medis pecah pembuluh darah di kepala. "Informasi yang disampaikan medis pembuluh darah di kepala pecah," kata Slamet.
Dengan meninggalnya Joko selaku Ketua KPPS, pihak desa langsung berkonsultasi ke KPU. Solusinya, penyelenggara pemilu mengangkat Ketua KPPS sementara. Slamet memastikan proses pemungutan suara di Desa Kendalrejo berjalan tanpa kendala.
"Dipastikan tidak menganggu kelancaran proses pemilu. Penyelenggara langsung mengangkat Ketua KPPS sementara selaku pengganti yang berhalangan tetap, "jelasnya.
"Iya. Yang bersangkutan meninggal dunia sekitar pukul 2 dini hari tadi," ujar Slamet selaku Kepala Desa Kendalrejo kepada sindonews.com Rabu (17/4/2019). Joko diduga mengalami kelelahan kerja. Sebelum pingsan, menurut Slamet, yang bersangkutan sempat mampir ke rumahnya. Peristiwa itu berlangsung empat hari lalu sebelum Joko menutup mata.
Di sela perbincangan, bapak tiga anak itu mengeluh tangan dan kakinya mengalami kesemutan. Slamet sempat menasehati Joko agar lebih banyak beristirahat. "Karena sepertinya memang kecapekan. Karenanya saya sempat menyarankan untuk lebih banyak beristirahat," paparnya.
Saat dilarikan ke rumah sakit Joko masih sadar. Namun tak lama kemudian koma, tak sadarkan diri. Joko sempat menjalani operasi. Namun setelah itu meninggal dunia dengan keterangan medis pecah pembuluh darah di kepala. "Informasi yang disampaikan medis pembuluh darah di kepala pecah," kata Slamet.
Dengan meninggalnya Joko selaku Ketua KPPS, pihak desa langsung berkonsultasi ke KPU. Solusinya, penyelenggara pemilu mengangkat Ketua KPPS sementara. Slamet memastikan proses pemungutan suara di Desa Kendalrejo berjalan tanpa kendala.
"Dipastikan tidak menganggu kelancaran proses pemilu. Penyelenggara langsung mengangkat Ketua KPPS sementara selaku pengganti yang berhalangan tetap, "jelasnya.
(nag)