Sulteng Kembali Kondusif Pasca Diguncang Gempa 6,8 Skala Richter
A
A
A
SULTENG - Kondisi di beberapa wilayah di Sulawesi Tengah (Sulteng), pagi ini sudah kembali relatif kondusif pasca diguncang gempa 6,8 skala richter (SR) pada Jumat (12/4/2019) petang.
Berdasarkan pantauan Pusat Pengendali Operasi BNPB, situasi masyarakat di beberapa wilayah sudah kondusif. Masyarakat yang mengungsi sebagian sudah pulang ke rumah. Pengungsian sempat teridentifikasi di Kabupaten Kepulauan Bangga hingga malam tadi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Banggai melaporkan pada Sabtu (13/4) pukul 06.00 WIB, sebanyak 1.300 KK penyintas tersebar di 4 titik, yaitu halaman kantor bupati, Masjid An-Nur komplek perkantoran, Gedung DPRD, dan kantor Polres, telah kembali ke rumah mereka masing-masing. Penyintas pulang ke rumahnya secara mandiri dan sebagian diantar oleh BPBD.
"Kondisi masyarakat di Kota Palu, Luwu, Banggai, Kepulauan Banggai sudah kondusif. Beberapa warga di Kabupaten Banggai masih ada di pegunungan karena rasa takut, demikian juga mereka yang ada di Kabupaten Kepulauan Banggai. Namun sebagian besar warga yang awalnya mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu (13/4/2019) pagi.
Sutopo menyebutkan, meskipun BMKG sudah menyatakan peringatan dini tsunami diakhiri sejak semalam. Namun tidak seketika warga mau kembali ke rumahnya. Mereka tetap memilih mengungsi di bukit-bukit atau di daerah yang tinggi.
Arti dari peringatan dini tsunami diakhiri adalah pemda dapat mengarahkan warganya dapat kembali ke rumahnya masing-masing. Kondisi aman dari tsunami. Namun demikian, di lapangan tidak mudah untuk meyakinkan masyarakat, apalagi jeda waktu antara peringatan dini evakusi dan diakhiri dalam waktu pendek sehingga masyarakat tetap di pengungsian.
Sementara itu, gempa dengan kedalaman 17 km telah mengguncang kuat di Kabupaten Taliabu sehingga membuat masyarakat panik dan mengungsi ke tempat aman. Beberapa upaya yang telah dilakukan sesaat setelah terjadinya gempa, antara lain BPBD Kabupaten Banggai telah meminta masyarakat di Kecamatan Toili untuk mengungsi.
BPBD Kabupaten Morowali juga saat ini sedang melakukan pengecekan dampak gempa untuk wilayah yang dekat pantai. BPBD Kabupaten Kepulauan Banggai telah mengarahkan masyarakat untuk tenang dan kembali ke rumah karena BMKG telah menyatakan bahwa tsunami telah berakhir. BPBD setempat telah mendirikan tenda pengungsi di halaman kantor bupati.
Sementara itu, BPBD Kota Palu berkeliling menggunangan mobil rescue mengabarkan kepada masyarakat bahwa tsunami telah berakhir. Sedangkan BPBD Kabupaten Kepulauan Banggai mendirikan tenda pengungsi sementara untuk menampung warga yang masih takut pulang ke rumahnya. Di Taliabu, BPBD kabupaten setempat melakukan pendataan warga yang mengungsi dan memberikan pengarahan agar tetap tenang dan waspada.
Menurut BMKG, gempa bumi dengan magnitudo 6,9, yang kemudian dimutakhirkan menjadi 6,8 ini mengguncang wilayah Kabupaten Morowali, Morowali Utara, dan Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah. Gempa tersebut memiliki episenter pada koordinat 1,89 LS dan 122,57 BT, tepatnya di Teluk Tolo, pada jarak 82 kilometer arah barat daya Kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan kedalaman 17 kilometer.
BMKG menyampaikan bahwa dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa ini merupakan jenis dangkal akibat aktivitas sesar aktif. BMGK menduga bahwa struktur sesar yang menjadi pembangkit gempa ini adalah Sesar Peleng yang jalurnya berarah barat daya-timut laut di Pulau Peleng dan menerus ke Teluk Tolo.
Berdasarkan pantauan Pusat Pengendali Operasi BNPB, situasi masyarakat di beberapa wilayah sudah kondusif. Masyarakat yang mengungsi sebagian sudah pulang ke rumah. Pengungsian sempat teridentifikasi di Kabupaten Kepulauan Bangga hingga malam tadi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Banggai melaporkan pada Sabtu (13/4) pukul 06.00 WIB, sebanyak 1.300 KK penyintas tersebar di 4 titik, yaitu halaman kantor bupati, Masjid An-Nur komplek perkantoran, Gedung DPRD, dan kantor Polres, telah kembali ke rumah mereka masing-masing. Penyintas pulang ke rumahnya secara mandiri dan sebagian diantar oleh BPBD.
"Kondisi masyarakat di Kota Palu, Luwu, Banggai, Kepulauan Banggai sudah kondusif. Beberapa warga di Kabupaten Banggai masih ada di pegunungan karena rasa takut, demikian juga mereka yang ada di Kabupaten Kepulauan Banggai. Namun sebagian besar warga yang awalnya mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu (13/4/2019) pagi.
Sutopo menyebutkan, meskipun BMKG sudah menyatakan peringatan dini tsunami diakhiri sejak semalam. Namun tidak seketika warga mau kembali ke rumahnya. Mereka tetap memilih mengungsi di bukit-bukit atau di daerah yang tinggi.
Arti dari peringatan dini tsunami diakhiri adalah pemda dapat mengarahkan warganya dapat kembali ke rumahnya masing-masing. Kondisi aman dari tsunami. Namun demikian, di lapangan tidak mudah untuk meyakinkan masyarakat, apalagi jeda waktu antara peringatan dini evakusi dan diakhiri dalam waktu pendek sehingga masyarakat tetap di pengungsian.
Sementara itu, gempa dengan kedalaman 17 km telah mengguncang kuat di Kabupaten Taliabu sehingga membuat masyarakat panik dan mengungsi ke tempat aman. Beberapa upaya yang telah dilakukan sesaat setelah terjadinya gempa, antara lain BPBD Kabupaten Banggai telah meminta masyarakat di Kecamatan Toili untuk mengungsi.
BPBD Kabupaten Morowali juga saat ini sedang melakukan pengecekan dampak gempa untuk wilayah yang dekat pantai. BPBD Kabupaten Kepulauan Banggai telah mengarahkan masyarakat untuk tenang dan kembali ke rumah karena BMKG telah menyatakan bahwa tsunami telah berakhir. BPBD setempat telah mendirikan tenda pengungsi di halaman kantor bupati.
Sementara itu, BPBD Kota Palu berkeliling menggunangan mobil rescue mengabarkan kepada masyarakat bahwa tsunami telah berakhir. Sedangkan BPBD Kabupaten Kepulauan Banggai mendirikan tenda pengungsi sementara untuk menampung warga yang masih takut pulang ke rumahnya. Di Taliabu, BPBD kabupaten setempat melakukan pendataan warga yang mengungsi dan memberikan pengarahan agar tetap tenang dan waspada.
Menurut BMKG, gempa bumi dengan magnitudo 6,9, yang kemudian dimutakhirkan menjadi 6,8 ini mengguncang wilayah Kabupaten Morowali, Morowali Utara, dan Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah. Gempa tersebut memiliki episenter pada koordinat 1,89 LS dan 122,57 BT, tepatnya di Teluk Tolo, pada jarak 82 kilometer arah barat daya Kepulauan Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah, dengan kedalaman 17 kilometer.
BMKG menyampaikan bahwa dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa ini merupakan jenis dangkal akibat aktivitas sesar aktif. BMGK menduga bahwa struktur sesar yang menjadi pembangkit gempa ini adalah Sesar Peleng yang jalurnya berarah barat daya-timut laut di Pulau Peleng dan menerus ke Teluk Tolo.
(thm)