Menteri PPN: Ekonomi Lembata Bakal Tumbuh Lebih Besar
A
A
A
LEMBATA - Setelah mengunjungi ke beberapa lokasi pembangunan di Kabupaten Lembata, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas RI, Bambang Brojonegoro, Jumat, (29/3) tiba di Hotel Palm Indah, Lewoleba, Lembata, di forum Musrenbang.
"Kita harapkan, Musrenbang yang diselenggarakan ini berujung pada upaya pembangunan yang lebih besar lagi di Kabupaten Lembata. Ekonomi Lembata bakal tumbuh lebih besar,” ujar Menteri Bambang.
Menurut Bambang, Nusa Tenggara Timur secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 5,13%. Jadi kira-kira hampir sama dengan pertumbuhan ekonomi nasional 5,17%. Kita lihat sektor pendukunya yang utama adalah sektor pertanian. Hal itu tidak berbeda banyak dengan Kabupaten Lembata. Di mana Kabupaten Lembata secara ekonomi relatif kecil untuk NTT. Kontribusi Lembata terhadap PDRB untuk NTT sekitar 1,7%. Tetapi rata-rata pertumbuhan ekonomi dari Kabupaten Lembata 4,97 % memang masih dibawa pertumbuhan NTT. Namun posisinya boleh dibilang berada di tengah jadi masih ada kesempatan atau ruang untuk Kabupaten Lembata tumbuh lebih tinggi dengan ekonomi yang lebih besar.
Menteri Bambang menjelaskan, selain tantangan pertumbuhan ekonomi, Kabupaten Lembata menghadapi tantangan tingkat kemiskinan di atas rata-rata, baik di tingkat nasional dan juga di atas Nusa Tenggara Timur.
"Artinya, prioritas pertama ketika mengalokasikan anggaran, melakukan kegiatan pembangunan adalah bagaimana caranya supaya kemiskinan itu turun. Disisi lain, pengangguran di NTT dan juga di Lembata itu relatif rendah. Jadi kalau kemiskinan tinggi, pengangguran relatif rendah maka kesimpulannya bahwa orang yang bekerja tetapi dengan pendapatan rendah. Jadi mereka tetap tergolong kelompok rumah tangga miskin."
Menurut Bambang, kalau melihat sejarah DAK fisik di Kabupaten Lembata tahun 2019, yang paling puncak di mana Kabupaten Lembata menerima DAK sebesar Rp 157 miliar jauh di atas tahun 2018 yakni Rp 99,6 miliar. "Paling besar dan saya sangat setuju adalah Kesehatan. Itu penting karena masalah stanting kita ingin mengurangi masalah kemiskinan. Tetapi DAK air bersih dan sanitasi masih kecil misalkan air minum 2019 Rp 3 Milyar, sanitasinya Rp 2,2 Milyar, kesehatan sampai Rp 55 milyar. Sedangkan jalan atau tranportasi Rp5,8 miliar. Air bersih dan Sanitasi mohon ditingkatkan karena saya yakin masih kurang di Kabupaten Lembata maupun NTT”, ujar Bambang.
"Kita harapkan, Musrenbang yang diselenggarakan ini berujung pada upaya pembangunan yang lebih besar lagi di Kabupaten Lembata. Ekonomi Lembata bakal tumbuh lebih besar,” ujar Menteri Bambang.
Menurut Bambang, Nusa Tenggara Timur secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 5,13%. Jadi kira-kira hampir sama dengan pertumbuhan ekonomi nasional 5,17%. Kita lihat sektor pendukunya yang utama adalah sektor pertanian. Hal itu tidak berbeda banyak dengan Kabupaten Lembata. Di mana Kabupaten Lembata secara ekonomi relatif kecil untuk NTT. Kontribusi Lembata terhadap PDRB untuk NTT sekitar 1,7%. Tetapi rata-rata pertumbuhan ekonomi dari Kabupaten Lembata 4,97 % memang masih dibawa pertumbuhan NTT. Namun posisinya boleh dibilang berada di tengah jadi masih ada kesempatan atau ruang untuk Kabupaten Lembata tumbuh lebih tinggi dengan ekonomi yang lebih besar.
Menteri Bambang menjelaskan, selain tantangan pertumbuhan ekonomi, Kabupaten Lembata menghadapi tantangan tingkat kemiskinan di atas rata-rata, baik di tingkat nasional dan juga di atas Nusa Tenggara Timur.
"Artinya, prioritas pertama ketika mengalokasikan anggaran, melakukan kegiatan pembangunan adalah bagaimana caranya supaya kemiskinan itu turun. Disisi lain, pengangguran di NTT dan juga di Lembata itu relatif rendah. Jadi kalau kemiskinan tinggi, pengangguran relatif rendah maka kesimpulannya bahwa orang yang bekerja tetapi dengan pendapatan rendah. Jadi mereka tetap tergolong kelompok rumah tangga miskin."
Menurut Bambang, kalau melihat sejarah DAK fisik di Kabupaten Lembata tahun 2019, yang paling puncak di mana Kabupaten Lembata menerima DAK sebesar Rp 157 miliar jauh di atas tahun 2018 yakni Rp 99,6 miliar. "Paling besar dan saya sangat setuju adalah Kesehatan. Itu penting karena masalah stanting kita ingin mengurangi masalah kemiskinan. Tetapi DAK air bersih dan sanitasi masih kecil misalkan air minum 2019 Rp 3 Milyar, sanitasinya Rp 2,2 Milyar, kesehatan sampai Rp 55 milyar. Sedangkan jalan atau tranportasi Rp5,8 miliar. Air bersih dan Sanitasi mohon ditingkatkan karena saya yakin masih kurang di Kabupaten Lembata maupun NTT”, ujar Bambang.
(akn)