Lahan Pertanian di Jabar Terus Menyusut, Ini Dia Penyebabnya
A
A
A
BANDUNG - Lahan pertanian di Jawa Barat dari tahun ke tahun terus menyusut. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, Hendi Jatnika menyebutkan, kondisi ini merupakan dampak dari pembangunan yang tak bisa dihindari.
Dia menjelaskan, di Jawa Barat sekarang banyak dibangun proyek nasional baik yang sudah, sedang, maupun akan dilakukan. Untuk pembangunan BIJB Kertajati di Majalengka, pembangunan jalan tol baru Cisumdawu, Cigatas, atau pelabuhan Patimban di Subang yang diprediksi menghabiskan lahan 2.000 hektare.
"Lahan pertanian jelas tidak akan bertambah dan saya akui ada penyusutan lahan dengan banyaknya proyek nasional di Jabar. Itu wajar apalagi Jabar penduduknya padat dan pertumbuhan masyarakatnya juga tinggi," ucapnya saat ditemui seusai menghadiri Grand Launching Desa Tani Expo, Petani Milenial, di Kampung Cijerokaso, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Rabu (13/3/2019).
Belum lagi kehadiran permukiman perumahan juga berdampak kepada penyusutan lahan. Di lain pihak sebagai provinsi dengan jumlah penduduk yang besar maka pembangunan permukiman, sarana umum, dan sektor usaha, juga tidak bisa dihindari.
Oleh sebab itu harus dibuatkan tata ruang oleh pemerintah pusat yang bersinergi dengan provinsi, kabupaten/kota dalam menetapkan kawasan pertanian yang tidak bisa diganggu. "Bagaimana mempertahankan lahan yang ada melalui kawasan budidaya pertanian. Agar keterbatasan lahan ini bisa dilindungi, di tengah gempuran pertumbuhan penduduk yang tinggi," katanya.
Menurut dia, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi keterbatasan lahan pertanian ini adalah dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur/tidak produktif. Seperti yang sudah dilakukan pihaknya adalah menjajaki kerja sama dengan pihak PTPN IIIV di Kabupaten Cianjur.
Pemerintah provinsi memberikan bantuan benih bawang putih dan jagung yang ditanam di lahan seluas sekitar 5.000 hektare dengan memanfaatkan lahan milik PTPN. "Semoga dengan pola ini produksi pertanian di Jabar terus meningkat dan berkualitas. Apalagi Jabar tanahnya subur sehingga bisa menghasilkan produk premium yang ramah lingkungan," pungkasnya.
Dia menjelaskan, di Jawa Barat sekarang banyak dibangun proyek nasional baik yang sudah, sedang, maupun akan dilakukan. Untuk pembangunan BIJB Kertajati di Majalengka, pembangunan jalan tol baru Cisumdawu, Cigatas, atau pelabuhan Patimban di Subang yang diprediksi menghabiskan lahan 2.000 hektare.
"Lahan pertanian jelas tidak akan bertambah dan saya akui ada penyusutan lahan dengan banyaknya proyek nasional di Jabar. Itu wajar apalagi Jabar penduduknya padat dan pertumbuhan masyarakatnya juga tinggi," ucapnya saat ditemui seusai menghadiri Grand Launching Desa Tani Expo, Petani Milenial, di Kampung Cijerokaso, Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Rabu (13/3/2019).
Belum lagi kehadiran permukiman perumahan juga berdampak kepada penyusutan lahan. Di lain pihak sebagai provinsi dengan jumlah penduduk yang besar maka pembangunan permukiman, sarana umum, dan sektor usaha, juga tidak bisa dihindari.
Oleh sebab itu harus dibuatkan tata ruang oleh pemerintah pusat yang bersinergi dengan provinsi, kabupaten/kota dalam menetapkan kawasan pertanian yang tidak bisa diganggu. "Bagaimana mempertahankan lahan yang ada melalui kawasan budidaya pertanian. Agar keterbatasan lahan ini bisa dilindungi, di tengah gempuran pertumbuhan penduduk yang tinggi," katanya.
Menurut dia, salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi keterbatasan lahan pertanian ini adalah dengan memanfaatkan lahan-lahan tidur/tidak produktif. Seperti yang sudah dilakukan pihaknya adalah menjajaki kerja sama dengan pihak PTPN IIIV di Kabupaten Cianjur.
Pemerintah provinsi memberikan bantuan benih bawang putih dan jagung yang ditanam di lahan seluas sekitar 5.000 hektare dengan memanfaatkan lahan milik PTPN. "Semoga dengan pola ini produksi pertanian di Jabar terus meningkat dan berkualitas. Apalagi Jabar tanahnya subur sehingga bisa menghasilkan produk premium yang ramah lingkungan," pungkasnya.
(wib)