ACT Dampingi Vina Berjuang Melawan Thalassemia
A
A
A
BANYUMAS - Mobile Social Rescue - Aksi Cepat Tanggap Jawa Tengah (MSR-ACT Jateng) terus mendampingi Vina bocah berusia 10 tahun yang berjuang melawan penyakit thalassemia. Kondisinya terlihat agak pucat dan lemas setelah pemeriksaan fisik oleh dokter pada Sabtu 2 Maret 2019. Gadis berusia 10 tahun itu menderita penyakit kelainan darah yang menyebabkan tubuh tidak memproduksi cukup hemoglobin atau jumlah sel darah merah di dalam tubuh sedikit. Kondisi tersebut menjadikan darah tidak dapat menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh secara normal.
Vina mengalami thalassemia beta mayor, penyakit itu menyebabkan pasien mengalami anemia sehingga harus rutin melakukan transfusi darah seumur hidupnya. Ketika tim MSR-ACT Jateng mengunjungi kediamannya di Dusun Depok, Kelurahan Teluk, Purwokerto Selatan, perut Vina masih terlihat membuncit.
“Perut membuncit kerap kali ditemui pada penderita Thalassemia karena terjadi pembesaran organ limfa dan hati. InsyaAllah kami akan terus memantau perkembangan Vina,” ujar dr Tri Setya Ningrum.
Dokter yang juga merupakan relawan ACT tersebut mengungkapkan membesarnya limfa dan hati Vina sudah terlihat sejak tiga minggu yang lalu, “Hal ini dapat disebabkan karena proses penghancuran sel-sel darah merah abnormal semakin banyak dan adanya timbunan besi di hati akibat transfusi berulang,” papar Tri Setya.
Lanjutnya, anak gadis dari keluarga tak mampu itu sudah mendapatkan bantuan transfusi darah gratis secara rutin melalui program MSR-ACT Jateng. Untuk transfusi darah, Vina harus melakukan pemeriksaan kadar Hemoglobin (HB). Saat ini Vina rutin transfusi setiap tiga minggu sekali.
Pengidap thalassemia membutuhkan asupan gizi yang lebih untuk memenuhi kualitas hidupnya, oleh karena itu tim MRI-ACT Jateng senantiasa berikhtiar membantu mencukupi kebutuhan gizi Vina.
“Alhamdulillah berkat donasi yang diamanahkan masyarakat kepada ACT, kami akan terus melakukan pendampingan kesehatan kepada Vina dan memberikan bantuan kepada kedua orang tuanya,” kata Giyanto selaku Kepala Program ACT Jateng.
Ayah Vina, Sutar, bekerja menjadi pembuat batu bata merah dengan penghasilan tak tentu. Sementara ibu Vina, Suwarni, menyambung kebutuhan ekonomi keluarga dengan menjadi asisten rumah tangga.
“Kondisi ekonomi mereka cukup memprihatinkan. Jangankan untuk berobat, untuk makan saja pas-pasan. Oleh karena itu kami senantiasa mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan sesama, salah satunya dapat menyalurkan bantuan terbaik melalui program MSR-ACT Jateng,” pungkas Giyanto.
Vina mengalami thalassemia beta mayor, penyakit itu menyebabkan pasien mengalami anemia sehingga harus rutin melakukan transfusi darah seumur hidupnya. Ketika tim MSR-ACT Jateng mengunjungi kediamannya di Dusun Depok, Kelurahan Teluk, Purwokerto Selatan, perut Vina masih terlihat membuncit.
“Perut membuncit kerap kali ditemui pada penderita Thalassemia karena terjadi pembesaran organ limfa dan hati. InsyaAllah kami akan terus memantau perkembangan Vina,” ujar dr Tri Setya Ningrum.
Dokter yang juga merupakan relawan ACT tersebut mengungkapkan membesarnya limfa dan hati Vina sudah terlihat sejak tiga minggu yang lalu, “Hal ini dapat disebabkan karena proses penghancuran sel-sel darah merah abnormal semakin banyak dan adanya timbunan besi di hati akibat transfusi berulang,” papar Tri Setya.
Lanjutnya, anak gadis dari keluarga tak mampu itu sudah mendapatkan bantuan transfusi darah gratis secara rutin melalui program MSR-ACT Jateng. Untuk transfusi darah, Vina harus melakukan pemeriksaan kadar Hemoglobin (HB). Saat ini Vina rutin transfusi setiap tiga minggu sekali.
Pengidap thalassemia membutuhkan asupan gizi yang lebih untuk memenuhi kualitas hidupnya, oleh karena itu tim MRI-ACT Jateng senantiasa berikhtiar membantu mencukupi kebutuhan gizi Vina.
“Alhamdulillah berkat donasi yang diamanahkan masyarakat kepada ACT, kami akan terus melakukan pendampingan kesehatan kepada Vina dan memberikan bantuan kepada kedua orang tuanya,” kata Giyanto selaku Kepala Program ACT Jateng.
Ayah Vina, Sutar, bekerja menjadi pembuat batu bata merah dengan penghasilan tak tentu. Sementara ibu Vina, Suwarni, menyambung kebutuhan ekonomi keluarga dengan menjadi asisten rumah tangga.
“Kondisi ekonomi mereka cukup memprihatinkan. Jangankan untuk berobat, untuk makan saja pas-pasan. Oleh karena itu kami senantiasa mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan sesama, salah satunya dapat menyalurkan bantuan terbaik melalui program MSR-ACT Jateng,” pungkas Giyanto.
(sms)