Kawanan Gajah Masuki Permukiman Warga, Petugas Bunyikan Petasan
A
A
A
PEKANBARU - Kawanan gajah sumatera (Elephas maximus Sumatranus) kembali memasuki premukiman di Kecamatan Rumbai, Pekanbaru, Riau. Gajah tersebut memakan hasil pertanian milik warga.
Kepala Bidang Wilayah II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Heru Sutmantoro mengatakan, beradasarkan laporan warga, kawanan gajah sudah masuk permukiman sejak 19 Febuari 2019. Dia menyatakan gajah tersebut berjumlah 11 ekor.
"Kita mendapat laporan warga Jalan Sri Sejahtera Ujung Sei Rantau Panjang RT04/ RW05 Kelurahan Agrowisata tentang adanya gajah memasuki permukiman dan memakan hasil pertanian warga. Kita sudah bergerak ke lokasi," Heru Sutmantoro, Rabu (20/2/2019).
Selain dari BBKSDA Riau, penanganan gajah yang masuk permukiman juga dibantu oleh tim dari pusat latihan gajah (PLG) Minas. Selain merusak hasil pertanian, gajah tersebut juga merusak salah satu pondok milik warga. "Di lokasi ditemukan pondok yang rusak milik seorang warga bernama Azuar," imbuhnya.
Petugas pun menelusuri jejak kawanan gajah. Tidak lama petugas menemukan kawanan gajah di perkebunan sawit milik warga. Tim gabungan melakukan penghalauan agar gajah tersebut menjauh dari permukiman.
Kawanan gajah itu dihalau ke pinggiran Sungai Takuana, masih di sekitar lokasi gangguan di Kelurahan Agrowisata. Untuk melakukan penggiringan, petugas menggunakan bunyi-bunyian.
"Kita menghidupkan petasan. Jadi kita masih melakukan penghalauan dengan cara manual. Namun jika nantinya gajah liar itu sulit dikendalikan kita akan gunakan gajah latih," imbuhnya.
'
Dia menjelaskan bahwa gajah tersebut merupakan kawanan yang selama ini tinggal di Taman Hutan Raya (Tahura) Kabupaten Siak. Namun karena kasawan gajah itu porak poranda, gajah liar itu sampai permukiman.
"Habitat gajah telah rusak. Kelompok gajah itu terbagi dua. Satu kelompok jumlahnya 13 ekor sementara kelompok dua 11 ekor. Kawanan yang 11 ekor ini yang sering ke permukiman. Tapi semua yang dilewati kawanan gajah itu sebelumnya adalah habitatnya. Jadi saat gajah tersebut kembali melintas di lokasi yang sekarang jadi perkebunan, kawanan itu akan memakan apa saja," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi hewan bongsor tidak masuk ke permukiman, tim masih berjaga di sekitaran lokasi. Pada November 2018, kawanan gajah kelompok 11 ini juga masuk ke perkebunan warga.
Kepala Bidang Wilayah II Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Heru Sutmantoro mengatakan, beradasarkan laporan warga, kawanan gajah sudah masuk permukiman sejak 19 Febuari 2019. Dia menyatakan gajah tersebut berjumlah 11 ekor.
"Kita mendapat laporan warga Jalan Sri Sejahtera Ujung Sei Rantau Panjang RT04/ RW05 Kelurahan Agrowisata tentang adanya gajah memasuki permukiman dan memakan hasil pertanian warga. Kita sudah bergerak ke lokasi," Heru Sutmantoro, Rabu (20/2/2019).
Selain dari BBKSDA Riau, penanganan gajah yang masuk permukiman juga dibantu oleh tim dari pusat latihan gajah (PLG) Minas. Selain merusak hasil pertanian, gajah tersebut juga merusak salah satu pondok milik warga. "Di lokasi ditemukan pondok yang rusak milik seorang warga bernama Azuar," imbuhnya.
Petugas pun menelusuri jejak kawanan gajah. Tidak lama petugas menemukan kawanan gajah di perkebunan sawit milik warga. Tim gabungan melakukan penghalauan agar gajah tersebut menjauh dari permukiman.
Kawanan gajah itu dihalau ke pinggiran Sungai Takuana, masih di sekitar lokasi gangguan di Kelurahan Agrowisata. Untuk melakukan penggiringan, petugas menggunakan bunyi-bunyian.
"Kita menghidupkan petasan. Jadi kita masih melakukan penghalauan dengan cara manual. Namun jika nantinya gajah liar itu sulit dikendalikan kita akan gunakan gajah latih," imbuhnya.
'
Dia menjelaskan bahwa gajah tersebut merupakan kawanan yang selama ini tinggal di Taman Hutan Raya (Tahura) Kabupaten Siak. Namun karena kasawan gajah itu porak poranda, gajah liar itu sampai permukiman.
"Habitat gajah telah rusak. Kelompok gajah itu terbagi dua. Satu kelompok jumlahnya 13 ekor sementara kelompok dua 11 ekor. Kawanan yang 11 ekor ini yang sering ke permukiman. Tapi semua yang dilewati kawanan gajah itu sebelumnya adalah habitatnya. Jadi saat gajah tersebut kembali melintas di lokasi yang sekarang jadi perkebunan, kawanan itu akan memakan apa saja," imbuhnya.
Untuk mengantisipasi hewan bongsor tidak masuk ke permukiman, tim masih berjaga di sekitaran lokasi. Pada November 2018, kawanan gajah kelompok 11 ini juga masuk ke perkebunan warga.
(nag)