Rajawali Dragon Dance, Kelompok Tari Naga yang Banjir Order saat Imlek

Senin, 04 Februari 2019 - 15:22 WIB
Rajawali Dragon Dance,...
Rajawali Dragon Dance, Kelompok Tari Naga yang Banjir Order saat Imlek
A A A
KARAWANG - Hari Raya Imlek mendatangkan berkah tersendiri bagi Giok Seng (60), pemilik Rajawali Dragon Dance, yaitu Tari Naga atau Lian Liong. Setiap datang Hari Raya Imlek, dia sibuk melayani permintaan untuk tampil menunjukan kemampuannya dalam taria naga tersebut.

Dia tidak sendiri, ada sekitar enam orang anak-anak yang masuk dalam formasi tarian naga tersebut. Tari naga merupakan kepercayaan orang Tiongkok yang berarti simbol keberuntungan.

Giok Seng saat ini lebih banyak berada dibelakang layar ketika kelompok Tari Naga, Rajawali Dragon Dance tampil dihadapan publik. Dia mempercayakan atraksi tari naga itu kepada anak-anak muda yang lebih energik dan penuh semangat.

"Saya lebih banyak melatih atau menjadi instruktur bagi mereka yang muda-muda. Ternyata mereka yang muda-muda ini punya semangat tinggi untuk meneruskan tari naga yang sudah berumur ratusan tahun ini," kata Giok Seng ditemui saat latihan tari naga di Vihara Budha Dharma, Senin (4/2/2019).

Menurut Giok Seng, anggota Rajawali Dragon Dance saat ini memang lagi tekun berlatih karena sedang mempersiapkan event besar yaitu perayaan Hari Besar Imlek di berbagai kota. Banyak komunitas Tionghoa dan lainnya meminta untuk tampil membawakan tarian Tari Naga.

"Memang setiap datang Hari Raya Imlek disusul dengan Cap Go Meh permintaan untuk tampil cukup banyak. Kadang malah kami tidak bisa membagi waktu saking banyaknya permintaan. Banyak juga permintaan dari luar kota, tapi kami mengutamakan dari Karawang atau yang terdekat," katanya.

Giok Seng mengatakan Tari Naga atau Lian liong merupakan peninggalan tradisional warga Tiongkok. Orang Tiongkok percaya jika naga merupakan simbol keberuntungan. Dengan adanya lian liong diharapkan akan menangkal malapetaka.

"Orang Tiongkok percaya naga merupakan simbol keberuntungan dan tarian ini merupakan warisan leluhur. Tadinya saya membentuk grup tari ini untuk menjaga warisan budaya, namun terusnya ini menjadi profesi kami," katanya.

Menurut Giok Seng seiring dengan perkembangan zaman, tari naga ini tidak hanya dimainkan oleh warga keturunan tapi juga masyarakat Indonesia lainnya. Saat ini Tari Naga bukan lagi menjadi kebudayaan Tiongkok tapi sudah menjadi budaya Indonesia.

"Pemainnya bukan hanya orang tiongkok tapi juga dari suku lainnya yang beragama Islam, kristen budha. Pokoknya sudah capur sekarang ini dan itu menandakan persatuan kita," katanya.

Permainan Tari Naga ini tidak memerlukan keahlian khusus seperti barongsai, yang harus memiliki keahlian bela diri. "Mudah kok memainkannya dan siapa saja pasti bisa melakukannya. Yang penting mereka ada kemauan, terus bermain mengikuti suara tambur, kenong dan kencreng," pungkasnya.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1251 seconds (0.1#10.140)