BPBD Pangandaran Catat 110 Kejadian Bencana Selama 2018
A
A
A
PANGANDARAN - Badan Penanggulangn Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran mencatat 110 kejadian bencana alam selama tahun 2018.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pangandaran Nana Ruhena mengatakan, Pangandaran merupakan daerah urutan ke 16 rawan bencana dari 514 Kabupaten/Kota se Indonesia. "Jika se Provinsi Jawa Barat, Pangandaran menempati urutan ke-5 daerah rawan bencana dari 27 Kabupaten/Kota di Jabar," kata Nana.
Nana menambahkan, bencana yang sering terjadi di Kabupaten Pangandaran diantaranya banjir, tanah longsor dan angin kencang. "Untuk bencana banjir biasanya terjadi di Kecamatan Parigi, Kecamatan Cijulang, Kecamatan Kalipucang dan Kecamatan Padaherang," tambahnya.
Sedangkan bencana tanah longsor Nana menyebutkan sering terjadi di Kecamatan Langkaplancar, Kecamatan Cigugur dan Kecamatan Pangandaran. "Kami selalu mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dan siaga dari ancaman bencana sesuai dengan karakteristik daerahnya," papar Nana.
Nana menjelaskan, 110 kejadian bencana yang terdata selama tahun 2018 diantaranya banjir sebanyak 2 kali, angin kencang sebanyak 48 kali, tanah longsor sebanyak 10 kali dan kebakaran sebanyak 50 kali.
"Ancaman paling berbahaya dari bencana alam selain banjir, tanah longsor, angin kencang dan kebakaran di Kabupaten Pangandaran adalah bencana tsunami," terangnya.
Alasan bencana tsunami menjadi ancaman berbahaya di Kabupaten Pangandaran lantaran hanya memiliki 2 unit EWS. "Panjang pantai di Pangandaran 91 kilometer, sedangkan EWS hanya ada 2 unit," pungkasnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pangandaran Nana Ruhena mengatakan, Pangandaran merupakan daerah urutan ke 16 rawan bencana dari 514 Kabupaten/Kota se Indonesia. "Jika se Provinsi Jawa Barat, Pangandaran menempati urutan ke-5 daerah rawan bencana dari 27 Kabupaten/Kota di Jabar," kata Nana.
Nana menambahkan, bencana yang sering terjadi di Kabupaten Pangandaran diantaranya banjir, tanah longsor dan angin kencang. "Untuk bencana banjir biasanya terjadi di Kecamatan Parigi, Kecamatan Cijulang, Kecamatan Kalipucang dan Kecamatan Padaherang," tambahnya.
Sedangkan bencana tanah longsor Nana menyebutkan sering terjadi di Kecamatan Langkaplancar, Kecamatan Cigugur dan Kecamatan Pangandaran. "Kami selalu mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada dan siaga dari ancaman bencana sesuai dengan karakteristik daerahnya," papar Nana.
Nana menjelaskan, 110 kejadian bencana yang terdata selama tahun 2018 diantaranya banjir sebanyak 2 kali, angin kencang sebanyak 48 kali, tanah longsor sebanyak 10 kali dan kebakaran sebanyak 50 kali.
"Ancaman paling berbahaya dari bencana alam selain banjir, tanah longsor, angin kencang dan kebakaran di Kabupaten Pangandaran adalah bencana tsunami," terangnya.
Alasan bencana tsunami menjadi ancaman berbahaya di Kabupaten Pangandaran lantaran hanya memiliki 2 unit EWS. "Panjang pantai di Pangandaran 91 kilometer, sedangkan EWS hanya ada 2 unit," pungkasnya.
(nag)