Istri Tolak Bercinta, Jadi Alasan Januri Mencekiknya hingga Tewas
A
A
A
BLORA - Aksi nekat seorang suami yang mencekik istrinya hingga tewas di Blora, Jawa Tengah, ternyata dilatarbelakangi kekecewaan. Sang suami kesal karena istrinya menolak untuk diajak berhubungan intim tanpa sebab yang jelas.
Peristiwa bermula saat Januri (38) warga Desa Bedingin RT 2/7 Kecamatan Todanan, Blora, yang berprofesi sebagai petani lelah setelah seharian di sawah, pada Sabtu 24 November malam. Dia ingin menghabiskan malam akhir pekan dengan istrinya Sulasmini (37).
Apalagi, anak semata wayang mereka ikut kakek-neneknya tak jauh dari rumah tersebut. Januri pun mengutarakan keinginannya untuk berhubungan badan. Namun, Januri harus menelan kekecewaan. Istrinya menolak untuk bercinta.
Bahkan, Sulasmini mendadak turun dari tempat tidur dan memilih menggelar tikar di bawah. Sedangkan suaminya yang ditinggalkan di kasur sesaat hanya dapat menyaksikan perilaku Sulasmini. Perlahan, Januri menyusul ikut turun di samping istrinya.
“Sang istri diajak hubungan, tapi enggak mau. Istri malah pindah di bawah jadi gelar tiker. Setelah itu yang lakinya juga ikut ke bawah diajak lagi enggak mau. Akhirnya dicekik,” kata Kasatreskrim Polres Blora AKP Heri Dwi Utomo, Kamis (29/11/2018).
Untuk menyelidiki kasus pembunuhan itu, polisi harus membongkar makam korban untuk diautopsi. Kasus pembunuhan itu awalnya diketahui saat ibu korban bernama Sarmini (55) datang ke rumah korban pada Minggu 25 November.
”Pada hari Minggu sekira pukul 10.00 WIB, ibu korban datang ke rumah anaknya Sulasmini untuk mengambil bibit jagung. Saat berada di dalam rumah tersebut dia bertemu suami korban yang juga menantunya,” kata Kasubbag Humas Polres Blora Iptu Eko Septi Supriyono.
“Sarmini menanyakan tentang keberadaan Sulasmini dan dijawab oleh pelaku, jika Sulasmini sudah tidak ada. Mendengar jawaban tersebut sarmini mengira bahwa Sulasmini sudah pergi ke sawah,” terang Eko.
Mendengar jawaban tersebut, Sarmini kemudian masuk ke kamar anaknya untuk mencari bibit jagung. Namun, dia terperanjat kaget karena melihat anak perempuan kesayangannya itu telah terbujur kaku dan sudah meninggal dunia di atas kasur.
“Sarmini kemudian memeluk Sulasmini dan pada saat itu mengetahui bahwa bagian leher korban ada bekas guratan merah kecokelatan. Saat itu pelaku berusaha menghilangkan (guratan merah) dengan cara mengusap dengan jari - jari tangan,” jelasnya.
Tak berselang lama, tetangga sekitar berdatangan untuk menyampaikan bela sungkawa sekaligus memastikan penyebab kematian korban. Meski peristiwa itu sudah diketahui warga empat hari lalu, namun baru dilaporkan ke polisi pada Rabu 28 November. Hingga kini polisi masih menyelidiki motif pembunuhan tersebut.
Peristiwa bermula saat Januri (38) warga Desa Bedingin RT 2/7 Kecamatan Todanan, Blora, yang berprofesi sebagai petani lelah setelah seharian di sawah, pada Sabtu 24 November malam. Dia ingin menghabiskan malam akhir pekan dengan istrinya Sulasmini (37).
Apalagi, anak semata wayang mereka ikut kakek-neneknya tak jauh dari rumah tersebut. Januri pun mengutarakan keinginannya untuk berhubungan badan. Namun, Januri harus menelan kekecewaan. Istrinya menolak untuk bercinta.
Bahkan, Sulasmini mendadak turun dari tempat tidur dan memilih menggelar tikar di bawah. Sedangkan suaminya yang ditinggalkan di kasur sesaat hanya dapat menyaksikan perilaku Sulasmini. Perlahan, Januri menyusul ikut turun di samping istrinya.
“Sang istri diajak hubungan, tapi enggak mau. Istri malah pindah di bawah jadi gelar tiker. Setelah itu yang lakinya juga ikut ke bawah diajak lagi enggak mau. Akhirnya dicekik,” kata Kasatreskrim Polres Blora AKP Heri Dwi Utomo, Kamis (29/11/2018).
Untuk menyelidiki kasus pembunuhan itu, polisi harus membongkar makam korban untuk diautopsi. Kasus pembunuhan itu awalnya diketahui saat ibu korban bernama Sarmini (55) datang ke rumah korban pada Minggu 25 November.
”Pada hari Minggu sekira pukul 10.00 WIB, ibu korban datang ke rumah anaknya Sulasmini untuk mengambil bibit jagung. Saat berada di dalam rumah tersebut dia bertemu suami korban yang juga menantunya,” kata Kasubbag Humas Polres Blora Iptu Eko Septi Supriyono.
“Sarmini menanyakan tentang keberadaan Sulasmini dan dijawab oleh pelaku, jika Sulasmini sudah tidak ada. Mendengar jawaban tersebut sarmini mengira bahwa Sulasmini sudah pergi ke sawah,” terang Eko.
Mendengar jawaban tersebut, Sarmini kemudian masuk ke kamar anaknya untuk mencari bibit jagung. Namun, dia terperanjat kaget karena melihat anak perempuan kesayangannya itu telah terbujur kaku dan sudah meninggal dunia di atas kasur.
“Sarmini kemudian memeluk Sulasmini dan pada saat itu mengetahui bahwa bagian leher korban ada bekas guratan merah kecokelatan. Saat itu pelaku berusaha menghilangkan (guratan merah) dengan cara mengusap dengan jari - jari tangan,” jelasnya.
Tak berselang lama, tetangga sekitar berdatangan untuk menyampaikan bela sungkawa sekaligus memastikan penyebab kematian korban. Meski peristiwa itu sudah diketahui warga empat hari lalu, namun baru dilaporkan ke polisi pada Rabu 28 November. Hingga kini polisi masih menyelidiki motif pembunuhan tersebut.
(wib)