Pyratis, Alat Bantu Terapi untuk Anak Autis
A
A
A
SURABAYA - Anak-anak autis memiliki kecenderungan berbeda, salah satunya mereka mudah bosan saat belajar atau sekedar bermain. Nah, kini ada sebuah inovasi alat bantu terapi berupa permainan untuk anak autis benama Pyratis. Permainan ini adalah buah riset dari lima mahasiswa angkatan 2016, Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Surabaya.
Pyratis memiliki bentuk unik menyerupai piramida Mesir, lengkap dengan hiasannya. Jika dibongkar, piramida mesir ini tersusun dari tiga bagian. Pada bagian paling bawah terdapat permainan pegas. Bagian tengah adalah permainan pompa dan bagian paling atas yaitu penutup piramid.
Mahasiswi Teknik Industri Ubaya, Ayunda Permata Sukma, mengatakan Pyratis didesain dengan warna yang ngejreng. Ada warna kuning, hijau, dan biru. Kehadiran warna-warna itu diyakini mampu menarik perhatian anak autis. "Jadi itu yang membuat kami beranggapan kalau mereka bakalan tertarik melakukan terapi menggunakan produk kami", katanya saat bermain Pyratis di Sekolah Autis Harapan Bunda Kota Surabaya, Senin (12/11/2018).
Lantas bagaiamana cara memainkan Pyratis. Mahasiswi cantik ini menjelaskan, saat piramida dibuka, di bagian paling bawah terdapat permainan pegas. Di sana ada dua jalur yang tersedia dalam permainan pegas, masing-masing dilengkapi dengan bidak yang tersambung dengan pegas.
"Cara bermainnya, anak harus fokus untuk menggerakkan bidak dari posisi awal sampai ke posisi akhir. Jika bidak dilepas saat belum di posisi akhir, maka bidak akan kembali ke awal dan pemain harus mengulang," tuturnya.
Permainan selanjutnya dengan mengusung konsep labirin. Di situ anak autis diajak memindahkan bola dari awal hingga akhir menggunakan pompa tensi. Terdapat dua pompa yang berada di tangan kiri dan kanan pemain untuk menentukan arah mana labirin akan bergerak.
"Melalui dua permainan tersebut, kami ingin meningkatkan kemampuan fokus anak autis, melatih motorik kasar dan halus, serta membuat mereka lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Saat pertama kali Pyratis dimainkan oleh anak-anak, terlihat jika mereka tertarik dan senang saat mencoba," ucap Ayunda.
Mahasiswa asal Bali ini memaparkan, bahwa inovasi ini merupakan hasil produk mata kuliah Kerja Praktek 1 yang mengusung tema 'Alat Pendukung Aktivitas Bagi Anak Disabilitas'. Dia bersama empat rakannya yakni Abdur Rohim Achmad, Winardi, I Gusti Ngurah Yogi Pratama dan Elisa Mahaputri yang tergabung dalam tim PT. Ergasia Mudita, ingin keilmuan dalam bidang teknik industri dapat digunakan untuk kepentingan sosial.
"Jadi mahasiswa secara nyata menuangkan ide yang tidak hanya berorientasi ke bisnis, tetapi juga untuk membantu yang membutuhkan," paparnya dengan senyum.
Wakil Kepala Sekolah Harapan Bunda, Niken Ayu Candra Wulan mengaku, anak-anak didiknya senang ketika melihat produk Pyratis. "Mereka suka dengan warna dan bentuknya yang unik, sampai ada salah satu anak yang tidak mau berhenti untuk bermain. Alat ini berhasil menarik perhatian anak-anak dari segi tampilan maupun cara bermainnya yang menyenangkan," kata Niken bangga.
Salah satu dari empat dosen pembimbing tim Pyratis, Yenny Sari, mengatakan produk tim PT. Ergasia Mudita merupakan salah satu yang terbaik. "Walaupun terlihat membosankan bagi orang normal, permainan ini memberikan tantangan tersendiri bagi anak autis. Simple tapi bisa menjalankan saraf motorik maupun kognitifnya," katanya.
Pyratis memiliki bentuk unik menyerupai piramida Mesir, lengkap dengan hiasannya. Jika dibongkar, piramida mesir ini tersusun dari tiga bagian. Pada bagian paling bawah terdapat permainan pegas. Bagian tengah adalah permainan pompa dan bagian paling atas yaitu penutup piramid.
Mahasiswi Teknik Industri Ubaya, Ayunda Permata Sukma, mengatakan Pyratis didesain dengan warna yang ngejreng. Ada warna kuning, hijau, dan biru. Kehadiran warna-warna itu diyakini mampu menarik perhatian anak autis. "Jadi itu yang membuat kami beranggapan kalau mereka bakalan tertarik melakukan terapi menggunakan produk kami", katanya saat bermain Pyratis di Sekolah Autis Harapan Bunda Kota Surabaya, Senin (12/11/2018).
Lantas bagaiamana cara memainkan Pyratis. Mahasiswi cantik ini menjelaskan, saat piramida dibuka, di bagian paling bawah terdapat permainan pegas. Di sana ada dua jalur yang tersedia dalam permainan pegas, masing-masing dilengkapi dengan bidak yang tersambung dengan pegas.
"Cara bermainnya, anak harus fokus untuk menggerakkan bidak dari posisi awal sampai ke posisi akhir. Jika bidak dilepas saat belum di posisi akhir, maka bidak akan kembali ke awal dan pemain harus mengulang," tuturnya.
Permainan selanjutnya dengan mengusung konsep labirin. Di situ anak autis diajak memindahkan bola dari awal hingga akhir menggunakan pompa tensi. Terdapat dua pompa yang berada di tangan kiri dan kanan pemain untuk menentukan arah mana labirin akan bergerak.
"Melalui dua permainan tersebut, kami ingin meningkatkan kemampuan fokus anak autis, melatih motorik kasar dan halus, serta membuat mereka lebih banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Saat pertama kali Pyratis dimainkan oleh anak-anak, terlihat jika mereka tertarik dan senang saat mencoba," ucap Ayunda.
Mahasiswa asal Bali ini memaparkan, bahwa inovasi ini merupakan hasil produk mata kuliah Kerja Praktek 1 yang mengusung tema 'Alat Pendukung Aktivitas Bagi Anak Disabilitas'. Dia bersama empat rakannya yakni Abdur Rohim Achmad, Winardi, I Gusti Ngurah Yogi Pratama dan Elisa Mahaputri yang tergabung dalam tim PT. Ergasia Mudita, ingin keilmuan dalam bidang teknik industri dapat digunakan untuk kepentingan sosial.
"Jadi mahasiswa secara nyata menuangkan ide yang tidak hanya berorientasi ke bisnis, tetapi juga untuk membantu yang membutuhkan," paparnya dengan senyum.
Wakil Kepala Sekolah Harapan Bunda, Niken Ayu Candra Wulan mengaku, anak-anak didiknya senang ketika melihat produk Pyratis. "Mereka suka dengan warna dan bentuknya yang unik, sampai ada salah satu anak yang tidak mau berhenti untuk bermain. Alat ini berhasil menarik perhatian anak-anak dari segi tampilan maupun cara bermainnya yang menyenangkan," kata Niken bangga.
Salah satu dari empat dosen pembimbing tim Pyratis, Yenny Sari, mengatakan produk tim PT. Ergasia Mudita merupakan salah satu yang terbaik. "Walaupun terlihat membosankan bagi orang normal, permainan ini memberikan tantangan tersendiri bagi anak autis. Simple tapi bisa menjalankan saraf motorik maupun kognitifnya," katanya.
(amm)