Kapolda Banten Sebut yang Dibakar Banser Adalah Bendera HTI
A
A
A
JAKARTA - Kapolda Banten Brigjen Pol Teddy Minahasa Putra bertemu dengan kiai dan ulama se-Banten di Kawasan Kesultanan Banten Lama, Sabtu (27/10/2018). Dalam pertemuan tersebut, jenderal bintang satu ini menegaskan bahwa bendera yang dibakar di Garut, Jawa Barat merupakan milik Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Yang pertama saya tegaskan bahwa insiden di Garut adalah pembakaran bendera HTI. Dan HTI adalah ormas yang dilarang berdasarkan UU NO 16 tahun 2017," ujar Teddy.
Menurut dia, ada pihak-pihak yang menggulirkan bahwa yang dibakar adalah bendera tauhid. Kalau ini yang terjadi jelas memicu kemarahan umat muslim. Tapi faktanya, kata dia, yang dibakar adalah bendera HTI.
"Oleh karena itu saya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi ataupun terpecah belah. Persatuan bangsa dan keutuhan NKRI harus diutamakan," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua MUI Banten, AM Romli mengatakan umat Islam mesti tetap menjaga persatuan. Umat, menurutnya, jangan terpancing dan tetap berkepala dingin atas peristiwa tersebut. Kesatuan umat yang diwariskan ulama terdahulu mesti dipertahankan.
"Mari jaga ukhuwah, jangan terpancing supaya ulama dan umat Islam tidak putus sehingga terjadi kelompok A dan B," katanya.
Tokoh sekaligus ulama Banten Embay Mulya Syarief pun menanggapi bahwa umat Islam di Banten tidak terprovokasi sehingga terjadi perpecahan. Menurutnya, ada skenario besar yang ingin menjadikan Indonesia seperti peperangan di Afghanistan atau peristiwa Arab Spring.
"Mereka membuat isu di masalah SARA. Kalau tidak segera kita sepakati melebar. Mudah-mudahan kita sadar bahwa sekarang kita diskenariokan seperti di Afghanistan. Kita khawatir seperti Arab Spring," katanya.
"Yang pertama saya tegaskan bahwa insiden di Garut adalah pembakaran bendera HTI. Dan HTI adalah ormas yang dilarang berdasarkan UU NO 16 tahun 2017," ujar Teddy.
Menurut dia, ada pihak-pihak yang menggulirkan bahwa yang dibakar adalah bendera tauhid. Kalau ini yang terjadi jelas memicu kemarahan umat muslim. Tapi faktanya, kata dia, yang dibakar adalah bendera HTI.
"Oleh karena itu saya mengimbau kepada masyarakat untuk tidak terprovokasi ataupun terpecah belah. Persatuan bangsa dan keutuhan NKRI harus diutamakan," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua MUI Banten, AM Romli mengatakan umat Islam mesti tetap menjaga persatuan. Umat, menurutnya, jangan terpancing dan tetap berkepala dingin atas peristiwa tersebut. Kesatuan umat yang diwariskan ulama terdahulu mesti dipertahankan.
"Mari jaga ukhuwah, jangan terpancing supaya ulama dan umat Islam tidak putus sehingga terjadi kelompok A dan B," katanya.
Tokoh sekaligus ulama Banten Embay Mulya Syarief pun menanggapi bahwa umat Islam di Banten tidak terprovokasi sehingga terjadi perpecahan. Menurutnya, ada skenario besar yang ingin menjadikan Indonesia seperti peperangan di Afghanistan atau peristiwa Arab Spring.
"Mereka membuat isu di masalah SARA. Kalau tidak segera kita sepakati melebar. Mudah-mudahan kita sadar bahwa sekarang kita diskenariokan seperti di Afghanistan. Kita khawatir seperti Arab Spring," katanya.
(amm)