IKM Kelapa Terpadu di Halbar Perlu Terus Didorong
A
A
A
JAILOLO - Direktorat Jendral (Ditjen) Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kemenperin membuat program strategis berupa kegiatan bimbingan teknis produksi dan bantuan fasilitas mesin dan peralatan untuk bisa menunjang produksi IKM dan juga memanfaatkan teknologi modern agar lebih produktif dan ekspansif.
Dirjen IKM Gati Wibawaningsih saat membuka acara bimbingan teknis pengolahan kelapa terpadu di Villa Gaba Kecamatan Jailolo, Senin (22/10/2018) mengatakan, sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu berkontribusi besar dalam roda perekonomian nasional.
"Kontribusi sektor industri terhadap PDB nasional pada 2017 sebesar 20,16 persen dan ekspor indonesia pada 2017 didominasi oleh produk industri. Karena itu industrialisasi perlu terus ditingkatkan, terutama industrialisasi dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang diolah guna meningkatkan nilai tambah," kata Gati.
Dia menambahkan, kegiatan bimbingan teknis produksi dan bantuan mesin peralatan untuk para IKM pengolah kelapa yang diadakan oleh Kemenperin melalui Ditjen Industri IKM merupakan wujud kepedulian pemerintah, untuk meningkatkan nilai tambah kelapa dan juga merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani antara Ditjen IKM Kementerian Perindustrian dengan Pemkab Halbar tahun 2017.
Bimbingan teknis akan diselenggarakan selama lima hari, yaitu 22 sampai 26 Oktober 2018, yang terdiri dari Bimbingan Teknis Produksi dan Bantuan Mesin Peralatan Pembuatan VCO, Bimbingan Teknis Produksi dan Bantuan Mesin Peralatan Pembuatan Arang Briket, Bimbingan Teknis Produksi dan Bantuan Mesin Peralatan Pembuatan Kerajinan Sabut Kelapa, dan Bimbingan Teknis Produksi dan Bantuan Mesin Peralatan Pembuatan Peralata Teknologi Tepat Guna pemarut.
"Saya salut dengan pak Bupati Halbar, karena intens melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat, sehingga program yang ada di pusat bisa masuk ke Halbar," ujar Gati.
Potensi produksi kelapa di Halbar cukup tinggi. Data BPS menunjukkan bahwa luas areal perkabungan kelapa di Halbar pada 2015 adalah 32.671 hektar dengan produksi buah kelapa sebesar 35.259 Ton.
Namun pemanfaatannya baru sebatas daging kelapa dibuat kopra, sedangkan bagian lain dari tanaman kelapa belum dimanfaatkan, sehingga belum diperoleh nilai tambah yang cukup signifikan dari tanaman kelapa di Halbar.
"Produksi kelapa di Halbar akan terus bertambah sejalan dengan adanya program penanaman bibit pohon kelapa oleh Ditjen Perkebunan-Kementerian Pertanian. Untuk itu perlu dipikirkan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah dari tanaman kelapa,"ujarnya.
Bupati Danny Missy mengatakan bahwa apa yang disampaikan Dirjen IKM menjadi tantangan bagi Pemkab Halbar, karena dari sisi infrastruktur harus disiapkan secara matang untuk mendorong majunya industri di Halbar.
Menurut Bupati Danny, bukan hanya industri kelapa yang akan didorong, tapi industri perikanan juga harus didorang, karena saat ini industri perikanan sudah dibangun di Loloda.
"Salah satu infrastruktur yang harus didorong adalah pembangunan Bandara Kuripasai, karena itu, akan kami percepat pengaktifan bandara untuk menopang perkembangan IKM di Halbar,"tegasnya.
Dirjen IKM Gati Wibawaningsih saat membuka acara bimbingan teknis pengolahan kelapa terpadu di Villa Gaba Kecamatan Jailolo, Senin (22/10/2018) mengatakan, sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu berkontribusi besar dalam roda perekonomian nasional.
"Kontribusi sektor industri terhadap PDB nasional pada 2017 sebesar 20,16 persen dan ekspor indonesia pada 2017 didominasi oleh produk industri. Karena itu industrialisasi perlu terus ditingkatkan, terutama industrialisasi dengan memanfaatkan sumber daya alam (SDA) yang diolah guna meningkatkan nilai tambah," kata Gati.
Dia menambahkan, kegiatan bimbingan teknis produksi dan bantuan mesin peralatan untuk para IKM pengolah kelapa yang diadakan oleh Kemenperin melalui Ditjen Industri IKM merupakan wujud kepedulian pemerintah, untuk meningkatkan nilai tambah kelapa dan juga merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani antara Ditjen IKM Kementerian Perindustrian dengan Pemkab Halbar tahun 2017.
Bimbingan teknis akan diselenggarakan selama lima hari, yaitu 22 sampai 26 Oktober 2018, yang terdiri dari Bimbingan Teknis Produksi dan Bantuan Mesin Peralatan Pembuatan VCO, Bimbingan Teknis Produksi dan Bantuan Mesin Peralatan Pembuatan Arang Briket, Bimbingan Teknis Produksi dan Bantuan Mesin Peralatan Pembuatan Kerajinan Sabut Kelapa, dan Bimbingan Teknis Produksi dan Bantuan Mesin Peralatan Pembuatan Peralata Teknologi Tepat Guna pemarut.
"Saya salut dengan pak Bupati Halbar, karena intens melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat, sehingga program yang ada di pusat bisa masuk ke Halbar," ujar Gati.
Potensi produksi kelapa di Halbar cukup tinggi. Data BPS menunjukkan bahwa luas areal perkabungan kelapa di Halbar pada 2015 adalah 32.671 hektar dengan produksi buah kelapa sebesar 35.259 Ton.
Namun pemanfaatannya baru sebatas daging kelapa dibuat kopra, sedangkan bagian lain dari tanaman kelapa belum dimanfaatkan, sehingga belum diperoleh nilai tambah yang cukup signifikan dari tanaman kelapa di Halbar.
"Produksi kelapa di Halbar akan terus bertambah sejalan dengan adanya program penanaman bibit pohon kelapa oleh Ditjen Perkebunan-Kementerian Pertanian. Untuk itu perlu dipikirkan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah dari tanaman kelapa,"ujarnya.
Bupati Danny Missy mengatakan bahwa apa yang disampaikan Dirjen IKM menjadi tantangan bagi Pemkab Halbar, karena dari sisi infrastruktur harus disiapkan secara matang untuk mendorong majunya industri di Halbar.
Menurut Bupati Danny, bukan hanya industri kelapa yang akan didorong, tapi industri perikanan juga harus didorang, karena saat ini industri perikanan sudah dibangun di Loloda.
"Salah satu infrastruktur yang harus didorong adalah pembangunan Bandara Kuripasai, karena itu, akan kami percepat pengaktifan bandara untuk menopang perkembangan IKM di Halbar,"tegasnya.
(akn)