Kebahagiaan Nenek Banget Memiliki Rumah Layak Huni di Usia 70 Tahun
A
A
A
JEPARA - Banget, nenek berusia sekitar 70 tahun ini terus tersenyum dan tidak dapat menyembunyikan kebahagiaannya. Impiannya memiliki rumah layak huni untuk menghabiskan hari tua dengan damai akhirnya terwujud.
Banget merupakan satu dari lima warga Jepara, tepatnya di Desa Kancilan, Kecamatan Kembang yang rumahnya diperbaiki melalui Program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dalam kesempatan itu, masing-masing warga yang rumahnya direhab termasuk nenek Banget mendapatkan bantuan Rp15 juta.
"Seneng banget omahe wis didandani, matur nuwun (senang sekali rumah saya sudah diperbaiki, terima kasih), sudah lama berharap rumah diperbaiki karena sudah rusak. Rumah saya gedhek (dinding anyaman bambu) wis reot dipangan rayap (sudah rusak dimakan rayap). Sudah mau roboh," katanya, Kamis (18/10/2018).
Nenek Banget mengaku tidak dapat membangun rumahnya sendiri karena tidak memiliki uang. Selama ini, dirinya tinggal seorang diri dan tidak bekerja. "Mboten kerjo, mboten gadhah nopo-nopo (saya tidak kerja, tidak punya apa-apa), mau makan saja susah apalagi mau buat perbaiki rumah. Saya terima kasih sekali kepada pemerintah yang telah memperbaiki rumah saya ini," katanya sambil berkaca-kaca.
Hal senada disampaikan Kasuwi (65), penerima bantuan RTLH lainnya. Ia mengatakan, bantuan rehab rumah tersebut seperti berkah dari Tuhan yang nilainya tiada terkira. "Wah seneng banget kulo, omahe wis reot arep ambruk, nek udan yo teles kabeh (senang sekali saya, soalnya rumah saya sudah mau roboh, kalau hujan basah semua). Lha ini dibangunkan rumah oleh pemerintah, rasanya bersyukur sekali," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memberikan bantuan RTLH mengatakan, Pemprov Jateng akan terus mengebut dalam penyelesaian Rumah Tidak Layak Huni di Jateng. "Saya menargetkan kalau ada rumah tidak layak huni di Jawa Tengah, para pemangku wilayah, khususnya perangkat desa melakukan reaksi cepat. Nanti akan kami bantu dari keuangan yang ada termasuk dari dana Desa," katanya.
Menurut Ganjar, persoalan RTLH di Jateng membutuhkan tindakan serius. Tercatat masih ada sekitar 1.600.000 lebih rumah di Jateng yang masih dalam kondisi tidak layak huni. "Tidak tahu mau selesai sampai kapan, tapi kalau polanya tidak keroyokan tidak akan selesai," ujarnya. Untuk itu pihaknya terus mendorong dan menggerakkan sumber keuangan lain, seperti Baznas, CSR dan pihak-pihak lain yang ingin membantu.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mengebut menyelesaikan persoalan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Setiap tahun, jumlah RTLH yang diperbaiki terus meningkat. Pada 2016, Pemprov Jateng memperbaiki sebanyak 3.601 unit. Jumlah itu meningkat pada 2017 dengan total perbaikan RTLH sebanyak 20.000 unit. Sementara tahun ini, Pemprov Jateng menargetkan dapat memperbaiki 30.000 unit rumah warga yang tidak layak huni.
Banget merupakan satu dari lima warga Jepara, tepatnya di Desa Kancilan, Kecamatan Kembang yang rumahnya diperbaiki melalui Program Rehab Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Dalam kesempatan itu, masing-masing warga yang rumahnya direhab termasuk nenek Banget mendapatkan bantuan Rp15 juta.
"Seneng banget omahe wis didandani, matur nuwun (senang sekali rumah saya sudah diperbaiki, terima kasih), sudah lama berharap rumah diperbaiki karena sudah rusak. Rumah saya gedhek (dinding anyaman bambu) wis reot dipangan rayap (sudah rusak dimakan rayap). Sudah mau roboh," katanya, Kamis (18/10/2018).
Nenek Banget mengaku tidak dapat membangun rumahnya sendiri karena tidak memiliki uang. Selama ini, dirinya tinggal seorang diri dan tidak bekerja. "Mboten kerjo, mboten gadhah nopo-nopo (saya tidak kerja, tidak punya apa-apa), mau makan saja susah apalagi mau buat perbaiki rumah. Saya terima kasih sekali kepada pemerintah yang telah memperbaiki rumah saya ini," katanya sambil berkaca-kaca.
Hal senada disampaikan Kasuwi (65), penerima bantuan RTLH lainnya. Ia mengatakan, bantuan rehab rumah tersebut seperti berkah dari Tuhan yang nilainya tiada terkira. "Wah seneng banget kulo, omahe wis reot arep ambruk, nek udan yo teles kabeh (senang sekali saya, soalnya rumah saya sudah mau roboh, kalau hujan basah semua). Lha ini dibangunkan rumah oleh pemerintah, rasanya bersyukur sekali," ucapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang memberikan bantuan RTLH mengatakan, Pemprov Jateng akan terus mengebut dalam penyelesaian Rumah Tidak Layak Huni di Jateng. "Saya menargetkan kalau ada rumah tidak layak huni di Jawa Tengah, para pemangku wilayah, khususnya perangkat desa melakukan reaksi cepat. Nanti akan kami bantu dari keuangan yang ada termasuk dari dana Desa," katanya.
Menurut Ganjar, persoalan RTLH di Jateng membutuhkan tindakan serius. Tercatat masih ada sekitar 1.600.000 lebih rumah di Jateng yang masih dalam kondisi tidak layak huni. "Tidak tahu mau selesai sampai kapan, tapi kalau polanya tidak keroyokan tidak akan selesai," ujarnya. Untuk itu pihaknya terus mendorong dan menggerakkan sumber keuangan lain, seperti Baznas, CSR dan pihak-pihak lain yang ingin membantu.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mengebut menyelesaikan persoalan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Setiap tahun, jumlah RTLH yang diperbaiki terus meningkat. Pada 2016, Pemprov Jateng memperbaiki sebanyak 3.601 unit. Jumlah itu meningkat pada 2017 dengan total perbaikan RTLH sebanyak 20.000 unit. Sementara tahun ini, Pemprov Jateng menargetkan dapat memperbaiki 30.000 unit rumah warga yang tidak layak huni.
(amm)