Kirab Satu Negeri Ansor Doakan Korban Gempa Lombok, Donggala, dan Palu
A
A
A
LOMBOK - Kirab Satu Negeri Zona Rote GP Ansor telah tiba di Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (29/9/2018). Dalam rangkaian acaranya di NTB, rombongan kirab menggelar Apel Kebangsaan dan Doa Bersama untuk NTB di Lapangan Sangkareang Lombok.
Hadir dalam acara apel tersebut tak kurang dari 10.000 peserta, baik dari kader GP Ansor, Banser, pelajar, organisasi kepemudaan serta tokoh lintas agama. Acara juga dihadiri Gubernur NTB Zulkifliemansyah, Wali Kota Mataram Ahyar Abduh, Bupati Sumbawa Husni Jibril, Ketua MUI Prof Saiful Muslim, kiai kharismatik NTB Tuan Guru KH Lalu Turmudzi Badarudin, serta jajaran kepolisian dan TNI.
Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Abdul Rochman. Abdul Rochman menyampaikan makna penting yang dari apel besar Kirab Satu Negeri ini, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945 tetap kokoh menjadi pengikat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Abdul Rohman menjelaskan, agar semestinya agama menjadi rahmah, sumber kasih sayang dan perdamaian, sebagaimana telah dipraktikkan berabad-abad oleh nenek moyang kita. "Kita ingin Indonesia yang majemuk namun hidup rukun dan damai ini menjadi inspirasi dan teladan bagi dunia. Kita ingin mayoritas masyarakat yang toleran dan cinta persatuan, berani bersuara, tidak lagi memilih diam," kata Adung, sapaan akrabnya.
Gubernur NTB Zulkifliemansyah menyambut positif diadakannya Kirab Satu Negeri. Menurut dia, Kirab Satu Negeri meneguhkan kecintaan kepada Tanah Air dan NKRI. Acara ini, lanjut dia, memang terlihat sederhana tapi justru mampu menggugah kesadaran kebangsaan seluruh eleman masyarakat di NTB. "Dengan begitu ketika kita semua kembali ke rumah akan muncul kesadaran bahwa kami bangga menjadi bagian dari NKRI, kami bangga menjadi bagian dari Indonesia," kata Zulkifliemamsyah.
Dalam acara tersebut juga diserahterimakan 17 Bendera Merah Putih Zona Rote kepada Gubernur NTB Zulkifliemansyah, didampingi Koordinator Zona Rote dan Ketua PW GP Ansor NTB Zamroni Aziz.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PW GP Ansor NTB Zamroni Aziz menyampaikan, pertemuan lintas agama dan suku akan menjadi catatan penting untuk kebhinnekaan bangsa ini ke depannya. Zamroni Aziz menambahkan bahwa di NTB terdapat tiga suku, yaitu Mbajo, Samawa, dan Sasak. Ketiga suku ini yang menjadikan NTB berdiri kokoh tegak sampai saat ini.
"Tidak ada NTB kalau tidak ada tokoh lintas agama, Hindu, Buddha, Kristen, Katolik, Tinghoa yang hari ini duduk bersama dengan kita. Ini semua bisa tercipta karna kecintaan kita terhadap negara kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
Sebagai penutup acara, digelar doa bersama yang dipimpin Imam besar Masjid Hubbul Wathan Dr. KH. Zaidi Abdad dan Tuan Guru KH Lalu Turmudzi Badarudin untuk NTB, serta Dongala serta Palu yang baru saja terkena musibah gempa agar bisa bangkit kembali.
Hadir dalam acara apel tersebut tak kurang dari 10.000 peserta, baik dari kader GP Ansor, Banser, pelajar, organisasi kepemudaan serta tokoh lintas agama. Acara juga dihadiri Gubernur NTB Zulkifliemansyah, Wali Kota Mataram Ahyar Abduh, Bupati Sumbawa Husni Jibril, Ketua MUI Prof Saiful Muslim, kiai kharismatik NTB Tuan Guru KH Lalu Turmudzi Badarudin, serta jajaran kepolisian dan TNI.
Bertindak sebagai inspektur upacara adalah Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Abdul Rochman. Abdul Rochman menyampaikan makna penting yang dari apel besar Kirab Satu Negeri ini, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945 tetap kokoh menjadi pengikat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Abdul Rohman menjelaskan, agar semestinya agama menjadi rahmah, sumber kasih sayang dan perdamaian, sebagaimana telah dipraktikkan berabad-abad oleh nenek moyang kita. "Kita ingin Indonesia yang majemuk namun hidup rukun dan damai ini menjadi inspirasi dan teladan bagi dunia. Kita ingin mayoritas masyarakat yang toleran dan cinta persatuan, berani bersuara, tidak lagi memilih diam," kata Adung, sapaan akrabnya.
Gubernur NTB Zulkifliemansyah menyambut positif diadakannya Kirab Satu Negeri. Menurut dia, Kirab Satu Negeri meneguhkan kecintaan kepada Tanah Air dan NKRI. Acara ini, lanjut dia, memang terlihat sederhana tapi justru mampu menggugah kesadaran kebangsaan seluruh eleman masyarakat di NTB. "Dengan begitu ketika kita semua kembali ke rumah akan muncul kesadaran bahwa kami bangga menjadi bagian dari NKRI, kami bangga menjadi bagian dari Indonesia," kata Zulkifliemamsyah.
Dalam acara tersebut juga diserahterimakan 17 Bendera Merah Putih Zona Rote kepada Gubernur NTB Zulkifliemansyah, didampingi Koordinator Zona Rote dan Ketua PW GP Ansor NTB Zamroni Aziz.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua PW GP Ansor NTB Zamroni Aziz menyampaikan, pertemuan lintas agama dan suku akan menjadi catatan penting untuk kebhinnekaan bangsa ini ke depannya. Zamroni Aziz menambahkan bahwa di NTB terdapat tiga suku, yaitu Mbajo, Samawa, dan Sasak. Ketiga suku ini yang menjadikan NTB berdiri kokoh tegak sampai saat ini.
"Tidak ada NTB kalau tidak ada tokoh lintas agama, Hindu, Buddha, Kristen, Katolik, Tinghoa yang hari ini duduk bersama dengan kita. Ini semua bisa tercipta karna kecintaan kita terhadap negara kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
Sebagai penutup acara, digelar doa bersama yang dipimpin Imam besar Masjid Hubbul Wathan Dr. KH. Zaidi Abdad dan Tuan Guru KH Lalu Turmudzi Badarudin untuk NTB, serta Dongala serta Palu yang baru saja terkena musibah gempa agar bisa bangkit kembali.
(amm)