Dipanggil Polisi, Ini Penjelasan Panpel Pertandingan Persib vs Persija
A
A
A
Panitia pelaksana (panpel) pertandingan Persib Bandung melawan Persija Jakarta di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) Gedebage, Kota Bandung, dipanggil oleh penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Bandung.
Apa saja yang dibahas dalam pemanggilan itu, ini penjelasan Direktur Pertandingan PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Budi Bram.
Budi Bram mengatakan, pihaknya bukan dipanggil untuk diperiksa oleh penyidik Satreskrim Polrestabes Bandung. Melainkan, hanya diskusi. Intinya, penpel diminta Reskrim untuk berdiskusi terkait peristiwa pengeroyokan bobotoh terhadap Haringga Sirila, suporter Persija Jakarta, The Jak Mania. "Jadi belum sampai dimintai keterangan seperti apa," kata Budi Bram di Mapolrestabes Bandung, Selasa (25/9/2018).
Diskusi antara panpel dengan penyidik Satreskrim Polresbates Bandung, ujar dia, memang terkait peristiwa pengeroyokan Haringga. Selain itu, panpel diminta kooperatif untuk menuntaskan kasus ini. "Kami pasti kooperatif. Apa yang kami ketahui pasti akan kami sampaikan, tidak akan kami sembunyikan," ujar Budi Bram.
Menurut dia, panpel telah menempuh proses pengajuan surat izin pelaksanaan pertandingan Persib Bandung kontra Persija Jakarta, sesuai prosedur. Surat permohonan izin diajukan sesuai waktu yang ditentukan, H-7 sebelum jadwal pertandingan digelar.
Terkait enam layar yang didirikan di sekitar stadion untuk mengantisipasi bobotoh tak memiliki tiket memaksa masuk, Budi Bram mengemukakan, panpel telah mengupayakan memasang enam layar lebar yang diminta kepolisian. Empat layar lebar telah terpasang di area pintu biru GBLA dan telah menyala.
Sedangkan, tutur Budi Bram, dua layar lebar batal dinyalakan, karena saat akan dipasang terjadi insiden kerusuhan dan aparat menyemprotkan gas air mata. Akibatnya petugas operator yang memasang instalasi layar lebar itu ketakutan lalu membongkar peralatan dan instalasi layar lebar di area pintu timur GBLA itu.
"Empat layar lebar yang sudah terpasang dan menyala, antara lain satu di kawasan hellyped dan tiga di area parkir biru GBLA. Sedangkan dua layar lebar yang batal dipasang itu di area timur GBLA dan booth Gudang Garam," tutur dia.
Budi Bram mengungkapkan, semua instalasi layar lebar itu telah terpasang pada Sabtu 22 September 2018 malam. Namun layar lebar baru dioperasikan menjelang pertandingan Minggu 23 September 2018 siang."Pertimbangan kenapa layar lebar baru dioperasikan menjelang pertandingan, sebab jika dioperasikan pada Sabtu malam, khawatir keamanan peralatan, kan gak mungkin ditinggalkan," ungkap Budi Bram.
Disinggung tentang persiapan pelaksanaan pertandingan Persib melawan Madura United (MU), Budi Bram mengaku pihaknya belum membahas itu. Termasuk kemungkinan ada pembatasan kuota penonton Persib yang boleh hadir nanti.
Namun, tandas Budi Bram, surat izin pelaksanaan pertandingan telah diajukan ke kepolisian bersamaan dengan saat meminta izin pertandingan Persib melawan Persija."Mungkin masih fokus menyelesaikan masalah itu (kasus pengeroyokan). Mungkin nantilah," timpal Budi Bram.
Jika kepolisian tak merekomendasikan pertandingan digelar, pungkas Budi Bram, panpel akan berkoordinasi dengan operator PT Liga. Karena untuk pengaturan jadwal pertandingan itu wewenang PT Liga.
Sementara itu, terkait dugaan tiket dicetak melebihi kuota, Budi Bram menuturkan, pihak panpel mencetak 34.000 tiket yang dijual dan 2.000 tiket free untuk tamu VIP. Jadi total, 36.000 dari total kapasitas penonton di Stadion GBLA, 38.000 orang. "Panitia punya bukti preporasi (pencetakan)," pungkas Budi Bram.
Apa saja yang dibahas dalam pemanggilan itu, ini penjelasan Direktur Pertandingan PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) Budi Bram.
Budi Bram mengatakan, pihaknya bukan dipanggil untuk diperiksa oleh penyidik Satreskrim Polrestabes Bandung. Melainkan, hanya diskusi. Intinya, penpel diminta Reskrim untuk berdiskusi terkait peristiwa pengeroyokan bobotoh terhadap Haringga Sirila, suporter Persija Jakarta, The Jak Mania. "Jadi belum sampai dimintai keterangan seperti apa," kata Budi Bram di Mapolrestabes Bandung, Selasa (25/9/2018).
Diskusi antara panpel dengan penyidik Satreskrim Polresbates Bandung, ujar dia, memang terkait peristiwa pengeroyokan Haringga. Selain itu, panpel diminta kooperatif untuk menuntaskan kasus ini. "Kami pasti kooperatif. Apa yang kami ketahui pasti akan kami sampaikan, tidak akan kami sembunyikan," ujar Budi Bram.
Menurut dia, panpel telah menempuh proses pengajuan surat izin pelaksanaan pertandingan Persib Bandung kontra Persija Jakarta, sesuai prosedur. Surat permohonan izin diajukan sesuai waktu yang ditentukan, H-7 sebelum jadwal pertandingan digelar.
Terkait enam layar yang didirikan di sekitar stadion untuk mengantisipasi bobotoh tak memiliki tiket memaksa masuk, Budi Bram mengemukakan, panpel telah mengupayakan memasang enam layar lebar yang diminta kepolisian. Empat layar lebar telah terpasang di area pintu biru GBLA dan telah menyala.
Sedangkan, tutur Budi Bram, dua layar lebar batal dinyalakan, karena saat akan dipasang terjadi insiden kerusuhan dan aparat menyemprotkan gas air mata. Akibatnya petugas operator yang memasang instalasi layar lebar itu ketakutan lalu membongkar peralatan dan instalasi layar lebar di area pintu timur GBLA itu.
"Empat layar lebar yang sudah terpasang dan menyala, antara lain satu di kawasan hellyped dan tiga di area parkir biru GBLA. Sedangkan dua layar lebar yang batal dipasang itu di area timur GBLA dan booth Gudang Garam," tutur dia.
Budi Bram mengungkapkan, semua instalasi layar lebar itu telah terpasang pada Sabtu 22 September 2018 malam. Namun layar lebar baru dioperasikan menjelang pertandingan Minggu 23 September 2018 siang."Pertimbangan kenapa layar lebar baru dioperasikan menjelang pertandingan, sebab jika dioperasikan pada Sabtu malam, khawatir keamanan peralatan, kan gak mungkin ditinggalkan," ungkap Budi Bram.
Disinggung tentang persiapan pelaksanaan pertandingan Persib melawan Madura United (MU), Budi Bram mengaku pihaknya belum membahas itu. Termasuk kemungkinan ada pembatasan kuota penonton Persib yang boleh hadir nanti.
Namun, tandas Budi Bram, surat izin pelaksanaan pertandingan telah diajukan ke kepolisian bersamaan dengan saat meminta izin pertandingan Persib melawan Persija."Mungkin masih fokus menyelesaikan masalah itu (kasus pengeroyokan). Mungkin nantilah," timpal Budi Bram.
Jika kepolisian tak merekomendasikan pertandingan digelar, pungkas Budi Bram, panpel akan berkoordinasi dengan operator PT Liga. Karena untuk pengaturan jadwal pertandingan itu wewenang PT Liga.
Sementara itu, terkait dugaan tiket dicetak melebihi kuota, Budi Bram menuturkan, pihak panpel mencetak 34.000 tiket yang dijual dan 2.000 tiket free untuk tamu VIP. Jadi total, 36.000 dari total kapasitas penonton di Stadion GBLA, 38.000 orang. "Panitia punya bukti preporasi (pencetakan)," pungkas Budi Bram.
(sms)