Wali Kota Pariaman Dukung Kirab Satu Negeri GP Ansor
A
A
A
PARIAMAN - Wali Kota Pariaman, Sumatera Barat, Mukhlis Rahman mendukung penuh pelaksanaan Kirab Satu Negeri (KSN) yang digelar Gerakan Pemuda Ansor. Kirab Satu Negeri mengususung misi mulia yakni membela agama, bangsa, dan negeri.
"KSN ternyata bela agama, bela bangsa, bela negeri. Itu kan tugas mulia sehingga tidak ada alasan menolaknya. Mungkin saja paham yang tidak Pancasilais yang menentang upaya mempertahankan Pancasila, NKRI dan Kebinnekaan bangsa Indonesia," katanya, Senin (24/9/2018).
Menurut Mukhlis, kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran pejuang-pejuang bangsa, kaum muslim, kalangan pesantren. Wajar kalau Ansor dan santri merasa sangat berkepentingan dengan keutuhan NKRI. "Kita tidak cukup hanya mengkonter isu-isu negatif yang dilontarkan pihak tertentu. Silakan saja Ansor melakukan kegiatan. Lawan dengan kegiatan positif yang selalu menjunjung nilai-nilai kebaikan. Tidak perlu keterlaluan di media sosial. Tunjukkan eksistensi Ansor tidak seperti yang menolak KSN. Silakan Ansor menunjukkan eksistensinya di Padang Pariaman dan Kota Pariaman," kata Mukhlis.
Lagi pula, lanjut Mukhlis, yang menolak itu hanya organisasi tertentu. Sedangkan pemerintah hingga kini tak satu pun yang mengeluarkan larangan terhadap KSN. "Mungkin karena tahun politik, fakta di lapangan bisa dibalikkan. Makanya harus hati-hati dalam bersikap. Saksikan dan pelajari terlebih dahulu, tidak main larang begitu saja," ujarnya.
Usai memberikan sambutan, Mukhlis Rahman menerima Bendera Merah Putih dari tim Kirab Satu Negeri untuk selanjutnya diserahkan kepada Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman Zeki Aliwardana. Bendera Merah Putih selanjutnya ikut dibawa dalam ziarah ke makam ulama Syekh Katik Sangko di Pulau Angso Duo.
Sebelumnya, Zeki Aliwardana menyampaikan alasan Ansor mengadakan Kirab Satu Negeri ini. Pertama, adanya ancaman dari sekelompok kecil orang yang ingin mengubah atau merusak konsensus kebangsaan. Kedua, adanya ancaman dari pihak-pihak yang menggunakan agama sebagai alat politik dan menjadikan agama sebagai sumber konflik. Ketiga, mayoritas rakyat lebih memilih diam melihat masalah tersebut.
"Karena itu, Ansor ingin Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 tetap kokoh menjadi pengikat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Kita juga ingin agama menjadi rahmah, sumber kasih sayang dan perdamaian, sebagaimana telah dipraktikkan berabad-abad oleh nenek moyang kita," katanya.
"KSN ternyata bela agama, bela bangsa, bela negeri. Itu kan tugas mulia sehingga tidak ada alasan menolaknya. Mungkin saja paham yang tidak Pancasilais yang menentang upaya mempertahankan Pancasila, NKRI dan Kebinnekaan bangsa Indonesia," katanya, Senin (24/9/2018).
Menurut Mukhlis, kemerdekaan yang diraih bangsa Indonesia tidak terlepas dari peran pejuang-pejuang bangsa, kaum muslim, kalangan pesantren. Wajar kalau Ansor dan santri merasa sangat berkepentingan dengan keutuhan NKRI. "Kita tidak cukup hanya mengkonter isu-isu negatif yang dilontarkan pihak tertentu. Silakan saja Ansor melakukan kegiatan. Lawan dengan kegiatan positif yang selalu menjunjung nilai-nilai kebaikan. Tidak perlu keterlaluan di media sosial. Tunjukkan eksistensi Ansor tidak seperti yang menolak KSN. Silakan Ansor menunjukkan eksistensinya di Padang Pariaman dan Kota Pariaman," kata Mukhlis.
Lagi pula, lanjut Mukhlis, yang menolak itu hanya organisasi tertentu. Sedangkan pemerintah hingga kini tak satu pun yang mengeluarkan larangan terhadap KSN. "Mungkin karena tahun politik, fakta di lapangan bisa dibalikkan. Makanya harus hati-hati dalam bersikap. Saksikan dan pelajari terlebih dahulu, tidak main larang begitu saja," ujarnya.
Usai memberikan sambutan, Mukhlis Rahman menerima Bendera Merah Putih dari tim Kirab Satu Negeri untuk selanjutnya diserahkan kepada Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman Zeki Aliwardana. Bendera Merah Putih selanjutnya ikut dibawa dalam ziarah ke makam ulama Syekh Katik Sangko di Pulau Angso Duo.
Sebelumnya, Zeki Aliwardana menyampaikan alasan Ansor mengadakan Kirab Satu Negeri ini. Pertama, adanya ancaman dari sekelompok kecil orang yang ingin mengubah atau merusak konsensus kebangsaan. Kedua, adanya ancaman dari pihak-pihak yang menggunakan agama sebagai alat politik dan menjadikan agama sebagai sumber konflik. Ketiga, mayoritas rakyat lebih memilih diam melihat masalah tersebut.
"Karena itu, Ansor ingin Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945 tetap kokoh menjadi pengikat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Kita juga ingin agama menjadi rahmah, sumber kasih sayang dan perdamaian, sebagaimana telah dipraktikkan berabad-abad oleh nenek moyang kita," katanya.
(amm)