Cegah Karies Gigi, Beri Pemandu Ibu Melalui Kartu Giat
A
A
A
SURABAYA - Karies gigi kerap dianggap sepele oleh masyarakat. Terutama anak-anak yang sejak dini sudah menderita karies gigi.
Sikap dan perilaku orang tua, terutama ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku anak.
Indonesia saat ini berada di posisi yang cukup mengkhawatirkan dalam masalah karies gigi anak. Saat ini, Indonesia menduduki peringkat sebagai negara dengan angka karies gigi anak 12 tahun kebawah yang tinggi (DMF-T diatas 3,5) berdasarkan data WHO-SEARO.
Dari hasil temuan para mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) di lapangan, sikap dan perilaku orang tua dalam pemeliharaan kesehatan gigi masih rendah. Seorang ibu seharusnya memiliki pengetahuan, sikap, dan tindakan yang baik terhadap kesehatan gigi dan mulut kepada anaknya.
Sayangnya, kebutuhan akan kendali orangtua dalam memantau dan mengawasi keadaan gigi anaknya tidak didukung dengan kesiapan sang ibu. Berdasarkan temuan sekelompok mahasiswa Praktik Kuliah Lapangan (PKL) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) di wilayah Puskesmas Mulyorejo pada selama Agustus-September 2018, ternyata hanya sembilan ibu hamil yang melakukan perawatan di poli gigi dari 424 ibu hamil yang datang ke Puskesmas.
Temuan ini menginspirasi mereka untuk membuat sebuah inovasi untuk memicu peningkatan kunjungan ibu hamil ke poli gigi. “Bersama dengan pimpinan dan dokter gigi Puskesmas Mulyorejo, kami merancang sebuah media pemandu ibu sejak masa kehamilan, agar dapat memantau secara mandiri kondisi kesehatan gigi dan mulutnya, sekaligus anaknya kelak,” ujar Amalia Wimarizky, Ketua Tim Kelompok PKL Mulyorejo, Jumat (21/9/2018).
Dia melanjutkan, pihaknya menawarkan kemudahan dalam penggunaan kartu Giat ini, dengan disisipkan pada buku KIA yang berwarna pink. Ibu Hamil dan tenaga medik terkait dapat dengan mudah melakukan pemeriksaan dan pencatatan kesehatan gigi dan mulut kelak.
Dokter Gigi Puskesmas Mulyorejo Drg. FabiaYustiaputri menuturkan, pihaknya juga memiliki concern yang sama dengan rencana inovatif para mahasiswa ini. “Puskesmas di Kota Surabaya di tahun depan memang ditarget untuk dapat memiliki alat atau media untuk mencatat kesehatan gigi sejak masa hamil, semacam kartu menuju sehat, namun versi gigi dan mulut,” jelasnya.
Setelah para mahasiswa menunjukkan kartu Giat ini, katanya, maka sekaligus dicobakan pada para ibu hamil dan kader. “Ternyata sesuai dengan harapan kami sebagai pelaksana medik di Puskesmas. Bahwa ada alat bantu serupa dengan kartu menuju sehat yang memang dibutuhkan oleh kami,” kata Febi, panggilan akrabnya.
Kartu Giat sendiri didesain untuk dapat digunakan sebagai media pencatatan gangguan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan. Khususnya pada kasus gigi pada masa kehamilan. Semuanya nanti dilengkapi dengan tabel, grafik, dan kolom sederhana khas kartu menuju sehat.
Sikap dan perilaku orang tua, terutama ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku anak.
Indonesia saat ini berada di posisi yang cukup mengkhawatirkan dalam masalah karies gigi anak. Saat ini, Indonesia menduduki peringkat sebagai negara dengan angka karies gigi anak 12 tahun kebawah yang tinggi (DMF-T diatas 3,5) berdasarkan data WHO-SEARO.
Dari hasil temuan para mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) di lapangan, sikap dan perilaku orang tua dalam pemeliharaan kesehatan gigi masih rendah. Seorang ibu seharusnya memiliki pengetahuan, sikap, dan tindakan yang baik terhadap kesehatan gigi dan mulut kepada anaknya.
Sayangnya, kebutuhan akan kendali orangtua dalam memantau dan mengawasi keadaan gigi anaknya tidak didukung dengan kesiapan sang ibu. Berdasarkan temuan sekelompok mahasiswa Praktik Kuliah Lapangan (PKL) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Universitas Airlangga (Unair) di wilayah Puskesmas Mulyorejo pada selama Agustus-September 2018, ternyata hanya sembilan ibu hamil yang melakukan perawatan di poli gigi dari 424 ibu hamil yang datang ke Puskesmas.
Temuan ini menginspirasi mereka untuk membuat sebuah inovasi untuk memicu peningkatan kunjungan ibu hamil ke poli gigi. “Bersama dengan pimpinan dan dokter gigi Puskesmas Mulyorejo, kami merancang sebuah media pemandu ibu sejak masa kehamilan, agar dapat memantau secara mandiri kondisi kesehatan gigi dan mulutnya, sekaligus anaknya kelak,” ujar Amalia Wimarizky, Ketua Tim Kelompok PKL Mulyorejo, Jumat (21/9/2018).
Dia melanjutkan, pihaknya menawarkan kemudahan dalam penggunaan kartu Giat ini, dengan disisipkan pada buku KIA yang berwarna pink. Ibu Hamil dan tenaga medik terkait dapat dengan mudah melakukan pemeriksaan dan pencatatan kesehatan gigi dan mulut kelak.
Dokter Gigi Puskesmas Mulyorejo Drg. FabiaYustiaputri menuturkan, pihaknya juga memiliki concern yang sama dengan rencana inovatif para mahasiswa ini. “Puskesmas di Kota Surabaya di tahun depan memang ditarget untuk dapat memiliki alat atau media untuk mencatat kesehatan gigi sejak masa hamil, semacam kartu menuju sehat, namun versi gigi dan mulut,” jelasnya.
Setelah para mahasiswa menunjukkan kartu Giat ini, katanya, maka sekaligus dicobakan pada para ibu hamil dan kader. “Ternyata sesuai dengan harapan kami sebagai pelaksana medik di Puskesmas. Bahwa ada alat bantu serupa dengan kartu menuju sehat yang memang dibutuhkan oleh kami,” kata Febi, panggilan akrabnya.
Kartu Giat sendiri didesain untuk dapat digunakan sebagai media pencatatan gangguan kesehatan gigi dan mulut pada masa kehamilan. Khususnya pada kasus gigi pada masa kehamilan. Semuanya nanti dilengkapi dengan tabel, grafik, dan kolom sederhana khas kartu menuju sehat.
(vhs)