Polda Jateng Siapkan 21.000 Personel Amankan Pilpres
Polda Jateng Siapkan 21.000 Personel Amankan Pilpres
A
A
A
SEMARANG - Polda Jateng menyiagakan 21.000 personel untuk mengamankan pesta demokrasi Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Jumlah tersebut masih ditambah dengan 13.000 personel TNI dan anggota Linmas.
“Sama seperti Pemilihan Gubernur lalu, kita menyiagakan 21.000 personel dibantu 13.000 personel TNI. Ditambah dengan personel dari Linmas," kata Karo Binops Polda Jateng, Kombes Pol Hariyanto, Senin (17/9/2018).
Polisi juga akan menggelar simulasi pengamanan Pileg dan Pilpres, dengan melibatkan pasukan gabungan Polri, TNI, dan Linmas. Setidaknya terdapat 2.000 personel akan dilibatkan dalam simulasi yang akan digelar di kawasan Kampus Akademi Kepolisian (Akpol).
“Nanti akan ada simulasi pengalaman yang akan digelar di Akpol. Setelah itu pada 19 September kita akan gelar pasukan di Lapangan Simpang Lima Semarang," tukasnya.
Persiapan pengamanan itu untuk mengantisipasi potensi gesekan horisontal yang kerap terjadi pada setiap gelaran pesta demokrasi. Apalagi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat segera menetapkan pasangan capres-cawapres pada 20 September 2018.
"Masa kampanye ada (potensi kerawanan), kemudian masa tenang juga rawan money politics, saat pencoblosan tingkat kerawanannya adalah ketidakpuasan di TPS,” tandasnya.
“Sama seperti Pemilihan Gubernur lalu, kita menyiagakan 21.000 personel dibantu 13.000 personel TNI. Ditambah dengan personel dari Linmas," kata Karo Binops Polda Jateng, Kombes Pol Hariyanto, Senin (17/9/2018).
Polisi juga akan menggelar simulasi pengamanan Pileg dan Pilpres, dengan melibatkan pasukan gabungan Polri, TNI, dan Linmas. Setidaknya terdapat 2.000 personel akan dilibatkan dalam simulasi yang akan digelar di kawasan Kampus Akademi Kepolisian (Akpol).
“Nanti akan ada simulasi pengalaman yang akan digelar di Akpol. Setelah itu pada 19 September kita akan gelar pasukan di Lapangan Simpang Lima Semarang," tukasnya.
Persiapan pengamanan itu untuk mengantisipasi potensi gesekan horisontal yang kerap terjadi pada setiap gelaran pesta demokrasi. Apalagi, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat segera menetapkan pasangan capres-cawapres pada 20 September 2018.
"Masa kampanye ada (potensi kerawanan), kemudian masa tenang juga rawan money politics, saat pencoblosan tingkat kerawanannya adalah ketidakpuasan di TPS,” tandasnya.
(wib)
Explore More