Sragen Sudah Disusupi Paham Radikalisme dan Terorisme

Jum'at, 07 September 2018 - 21:59 WIB
Sragen Sudah Disusupi...
Sragen Sudah Disusupi Paham Radikalisme dan Terorisme
A A A
SRAGEN - Kabupaten Sragen akhir-akhir ini sudah disusupi paham radikalisme dan terorisme. Hal ini tidak lepas sejumlah penangkapan terduga anggota teroris di berbagai wilayah Sragen. Sorotan negatif ini mencuat dalam Seminar Wawasan Kebangsaan yang digelar oleh Forum Masyarakat Sragen dan Pemuda GP Ansor hari ini di Markas Formas Sragen.

Tiga pembicara yang hadir dalam Seminar Kebangsaan yang diselenggarakan Forum Masyarakat Sragen (Formas) dan GP Ansor di Markas Formas menyoroti radikalisme yang mengemuka di Kabupaten Sragen. Hal ini tidak terlepas dari sorotan Sragen yang akhir-akhir ini masuk radar sarang radikalisme dan terorisme. Apalagi sejumlah penangkapan terduga teroris terjadi di Bumi Sukowati.

Hal ini disampaikan Kapolresta Surakarta Arif Budiman mengawai pembicaraan dihadapan para pemuda GP Ansor, IPNU, maupun Fatayat dan Muslimat NU.

Menurut Kapolres hal ini perlu diwaspadai semua kalangan, termasuk masyarakat Sragen sendiri.

Kapolres menyebut terdapat sejumlah daftar masuk radar penngawasan Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.

Hanya saja menjadi dilema karena penangkapan terduga teroris tidak diimbangi sel tahanan yang memadai, dan ujungnya terjadi bentrokan seperti di tahanan Mako Brimob beberapa Saat lalu.

Tak berbeda Jauh, Kabid Ketahanan dan Kesatuan Bangsa Kebangpol Sragen Agus Endarto. Agus tidak menampik Solo dikatakan sebagai sarang radikalisme, karena sejarah sudah membuktikan.

Pada zaman penjajahan Bumi Sukowati dikenal sebagai sarang pemberontak, namun hal ini pemberontakan terhadap Belanda dan sekutunya.

Menurutnya tidak semua radikal negatif, namun jika sudah mengarah ke teroris dan mengacaukan keamanan harus dicegah.

"Ada kelompok radikal saat zaman penjajah, kita terkenal sebagai pemberontak penjajahan. Tempatnya sarang penyamun, Brandal Sukowati tanah sini adalah perdikan dari situlah energi itu ternyata banyak temuan dari kelompok radikal itu dari Sragen. Tapi radikal belum tentu negatif tapi kalau radikal yang teroris itu baru," bebernya.

Dalam seminar bertema "Peran Masyarakat Dalam Memperkuat Kebhinekaan Guna Menangkal Intoleransi dan Radikalisme Menuju Pemilu 2019 yang Damai" juga menghadirkan aktivis perempuan Nahdlatul Ulama, Lulu Nur Hamidah.

Caleg DPR RI Dapil 4 Jateng itu mengingatkan pentingnya peran keluarga dalam mengawasi anak-anak. Kini radikalis telah menyasar keluarga tokoh NU, dan juga kalagan intelektual seperti keluarga Profesor. Hal ini menurutnya lemahnya pengawasan pergaulan dan akses media yang canggih dan tak terkontrol.
(sms)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1402 seconds (0.1#10.140)