Korban Penembakan di Pasteur Alami Kelumpuhan Total
A
A
A
BANDUNG - Hani (21), warga Purwakarta, korban penembakan orang tak dikenal di Pasteur, Bandung pada Jumat (31/8/2018) dini hari mengalami kelumpuhan. Nilai kekuatan otot tangan dan kaki korban sangat rendah.
Operasi yang dilakukan tim dokter RSHS telah selesai pada Sabtu (1/9/2018) sekitar pukul 03.00 WIB. "Kalau manusia normal kekuatan otot tangan dan kaki 5 nilainya. Sedangkan untuk Hani, kekuatan otot tangannya sangat rendah bernilai 2. Sedangkan kaki Hani total lumpuh," kata Kepala IGD RSHS Bandung Doddy Tavianto dihubungi Sabtu (1/9/2019). (Baca Juga: Penumpang Avanza Tertembak di Pasteur Bandung, Ini Kronologinya
Kondisi tersebut, ujar Doddy, diketahui setelah tim dokter melakukan operasi selama lima jam dan mengecek fisik korban. Pascaoperasi, kondisi kemampuan otot tangan dan kaki korban Hani menurun.
"Untuk bernapas, korban mendapat bantuan ventilator. Sebab akibat peluru menembus leher dan diduga mengenai sumsum tulang belakang, korban kesulitan bernapas. Kondisi pasien (Hani) masih kami pantau terus," ujar dia.
Hani menjalani operasi selama lima jam di Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Meski tak menemukan peluru bersarang di leher korban, tim dokter melakukan operasi untuk membersihkan sisa proyektil peluru yang kemungkinan tersisa di luka tembak. Selain itu untuk memperbaiki tulang belakang di leher korban yang diduga bergeser akibat benturan peluru. (Baca Juga: Bersihkan Proyektil Peluru, Korban Penembakan di Pasteur Dioperasi Lima Jam(amm)
Operasi yang dilakukan tim dokter RSHS telah selesai pada Sabtu (1/9/2018) sekitar pukul 03.00 WIB. "Kalau manusia normal kekuatan otot tangan dan kaki 5 nilainya. Sedangkan untuk Hani, kekuatan otot tangannya sangat rendah bernilai 2. Sedangkan kaki Hani total lumpuh," kata Kepala IGD RSHS Bandung Doddy Tavianto dihubungi Sabtu (1/9/2019). (Baca Juga: Penumpang Avanza Tertembak di Pasteur Bandung, Ini Kronologinya
Kondisi tersebut, ujar Doddy, diketahui setelah tim dokter melakukan operasi selama lima jam dan mengecek fisik korban. Pascaoperasi, kondisi kemampuan otot tangan dan kaki korban Hani menurun.
"Untuk bernapas, korban mendapat bantuan ventilator. Sebab akibat peluru menembus leher dan diduga mengenai sumsum tulang belakang, korban kesulitan bernapas. Kondisi pasien (Hani) masih kami pantau terus," ujar dia.
Hani menjalani operasi selama lima jam di Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin (RSHS) Bandung. Meski tak menemukan peluru bersarang di leher korban, tim dokter melakukan operasi untuk membersihkan sisa proyektil peluru yang kemungkinan tersisa di luka tembak. Selain itu untuk memperbaiki tulang belakang di leher korban yang diduga bergeser akibat benturan peluru. (Baca Juga: Bersihkan Proyektil Peluru, Korban Penembakan di Pasteur Dioperasi Lima Jam(amm)