Kemendes PDTT Tingkatkan Kapasitas BUMDes Cikandang
A
A
A
GARUT - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan bentuk penguatan terhadap lembaga-lembaga ekonomi desa serta merupakan alat pendayagunaan ekonomi lokal dengan berbagai ragam jenis potensi yang ada di desa.
Di Desa Cikandang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, BUMDes telah menjadi tulang punggung perekonomian pemerintahan desa guna mencapai peningkatan kesejahteraan warganya.
Kepala Desa Cikandang, Candra Wiguna mengatakan, lewat BUMDes, berbagai potensi desa baik berupa pertanian, perkebunan, peternakan ataupun wisatanya dikelola secara terpadu dan profesional. "Sehingga kehadiran BUMDes Cikandang bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Cikandang," katanya, Jumat (31/8/2018).
Untuk mengapresiasi dan meningkatkan kapasitas BUMDes Cikandang dan desa lainnya di Garut, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bekerja sama dengan SINDO Weekly menggelar Program Desa Membangun Desa.
Pemimpin Redaksi SINDO Weekly, Nevy Hetharia mengatakan, acara yang dihelat 30 Agustus 2018 ini terdiri atas beberapa kegiatan. "Dalam sehari penuh, digelar beberapa workshop yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalisme para pengelola BUMDes. Ada bazzar produk unggulan desa, dan penampilan kesenian tradisional Garut," katanya.
Adapun workshop yang digelar, sambung Nevy, adalah Workshop Pengembangan BUMDes di Era Digital dan Workshop Pengelolaan Administrasi dan SDM BUMDes. "Tujuannya para pengelola BUMDes bisa memanfaatkan teknologi di era digital ini untuk mengembangkan dan mempromosikan produk mereka," imbuhnya.
Hal ini sejalan dengan upaya Kemendes PDTT untuk memajukan perekonomian di desa dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi baru. Kemendes PDTT mengusung empat program yang meliputi Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), Embung, dan sarana olahraga desa.
Plt Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP), Ir. Harlina Sulistiyorini M.Si mengatakan, Prukades merupakan wujud pengembangan ekonomi kreatif yang mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki masyarakat pedesaan melalui hasil karya mereka. Hasil karya masyarakat desa ini juga didukung oleh BUMDES.
"BUMDES ini merupakan wadah bagi para pelaku usaha kecil menengah (UKM) dalam mengembangkan bisnis sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Prukades juga menjadi nilai lebih bagi para UKM dalam mengembangkan dan mempromosikan usaha mereka," katanya.
Dengan kegiatan Desa Membangun Indonesia di Desa Cikandang, Garut, Jawa Barat ini, sambung Harlina, BUMDes dapat mempromosikan hasil karya masyarakat desa dan membuka peluang inventasi dari para investor baik dari dalam maupun luar negeri. "Inovasi dari Desa Cikandang ini akan menjadi inspirasi bagi desa lainya di Indonesia dalam mengelola dan mengemas potensi desanya," pungkasnya.
Program Desa Membangun Indonesia yang digelar SINDO Weekly dan Kemendes PDTT di Garut ini, merupakan perhelatan yang kedua kalinya. Sebelumnya, digelar di Desa Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Di Desa Cikandang, Kabupaten Garut, Jawa Barat, BUMDes telah menjadi tulang punggung perekonomian pemerintahan desa guna mencapai peningkatan kesejahteraan warganya.
Kepala Desa Cikandang, Candra Wiguna mengatakan, lewat BUMDes, berbagai potensi desa baik berupa pertanian, perkebunan, peternakan ataupun wisatanya dikelola secara terpadu dan profesional. "Sehingga kehadiran BUMDes Cikandang bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat Cikandang," katanya, Jumat (31/8/2018).
Untuk mengapresiasi dan meningkatkan kapasitas BUMDes Cikandang dan desa lainnya di Garut, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) bekerja sama dengan SINDO Weekly menggelar Program Desa Membangun Desa.
Pemimpin Redaksi SINDO Weekly, Nevy Hetharia mengatakan, acara yang dihelat 30 Agustus 2018 ini terdiri atas beberapa kegiatan. "Dalam sehari penuh, digelar beberapa workshop yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan profesionalisme para pengelola BUMDes. Ada bazzar produk unggulan desa, dan penampilan kesenian tradisional Garut," katanya.
Adapun workshop yang digelar, sambung Nevy, adalah Workshop Pengembangan BUMDes di Era Digital dan Workshop Pengelolaan Administrasi dan SDM BUMDes. "Tujuannya para pengelola BUMDes bisa memanfaatkan teknologi di era digital ini untuk mengembangkan dan mempromosikan produk mereka," imbuhnya.
Hal ini sejalan dengan upaya Kemendes PDTT untuk memajukan perekonomian di desa dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi baru. Kemendes PDTT mengusung empat program yang meliputi Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades), Badan Usaha Milik Desa (BUMDES), Embung, dan sarana olahraga desa.
Plt Dirjen Pembangunan Kawasan Perdesaan (PKP), Ir. Harlina Sulistiyorini M.Si mengatakan, Prukades merupakan wujud pengembangan ekonomi kreatif yang mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki masyarakat pedesaan melalui hasil karya mereka. Hasil karya masyarakat desa ini juga didukung oleh BUMDES.
"BUMDES ini merupakan wadah bagi para pelaku usaha kecil menengah (UKM) dalam mengembangkan bisnis sesuai dengan keahlian yang mereka miliki. Prukades juga menjadi nilai lebih bagi para UKM dalam mengembangkan dan mempromosikan usaha mereka," katanya.
Dengan kegiatan Desa Membangun Indonesia di Desa Cikandang, Garut, Jawa Barat ini, sambung Harlina, BUMDes dapat mempromosikan hasil karya masyarakat desa dan membuka peluang inventasi dari para investor baik dari dalam maupun luar negeri. "Inovasi dari Desa Cikandang ini akan menjadi inspirasi bagi desa lainya di Indonesia dalam mengelola dan mengemas potensi desanya," pungkasnya.
Program Desa Membangun Indonesia yang digelar SINDO Weekly dan Kemendes PDTT di Garut ini, merupakan perhelatan yang kedua kalinya. Sebelumnya, digelar di Desa Dlingo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
(vhs)