Luar Biasa, Pengibaran Bendera Dilakukan Penyandang Disabilitas
A
A
A
PANGKAL PINANG - Memperingati HUT RI ke-73 di Pangkalpinang, Babel, kali ini beda dari biasanya. Upacara bendera merah putih dilakukan oleh anak-anak penyandang disabilitas.
Mengusung tema upacara Luar Biasa, pembina upacara berasal dari anak-anak berkebutuhan khusus tersebut berasal dari sekolah SLB Negeri Pangkalpinang dan Sungailiat.
Petugas upacara seperti pengibar bendera merah putih, pembaca teks proklamasi, dan pemain drumband. Anak-anak penyandang disabilitas tersebut dibagi menjadi pemimpin upacara yang memiliki satu kaki, pengibar bendera merah putih anak tunarungu, dan pembaca puisi anak tunanetra.
Pengibaran bendera merah putih dilakukan di Rumah Dinas Walikota Pangkalpinang yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Babel Abdul Fatah sebagai pembina, Sejumlah Forkopimda, Kepala OPD Pemprov Babel, KNPI Babel.
Saat upacara disuguhi pertunjukkan memukau yakni pembacaan puisi dan lagu perjuangan dari anak-anak disabilitas. Agus Kurniawan (19) sebagai pemimpin upacara penyandang tuna daksa merupakan Siswa SMK Negeri Pangkalpinang.
Pengibaran bendera merah putih dilakukan oleh Atsaalisatul Maisyah (10) kelas 5 SLBN sebagai pembawa bendera merah putih. Maisyah merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara.
"Saya senang bisa mengikuti upacara Luar Biasa pengibaran bendera merah putih tahun ini. Latihan pengibaran bendera hanya 3 hari, tidak ada kesulitan saat membawa bendera," ujar Maisyah selepas upacara bendera di Rumah Dinas Walikota Pangkalpinang, Alun-alun Taman Merdeka, Jumat (17/8/2018).
Maisyah, sapaan akrabnya mengaku bangga karena bisa mewakili SLBN Pangkalpinang untuk mengikuti upacara luar biasa dalam pengibaran bendera perasaan haru menjadi senang.
Wakil Gubernur Bangka Belitung Abdul Fatah yang juga membacakan teks Pancasila mengapresiasi dan bangga atas apa yang diperlihatkan anak-anak berkebutuhan khusus itu. "Saya sangat apresiasi tinggi, kita sudah melihat dan menyaksikan langsung mereka melaksanakan upacara penuh hikmat layaknya anak-anak yang normal. Saya terharu dan senang apa yang dilakukan anak-anak kita penyandang disabilitas diinisiasi KNPI Babel ini," tuturnya.
Ketua KNPI Babel Muhammad Ilham menambahkan kegiatan upacara luar biasa bendera hari ini berjalan lancar karena waktu berlatihnya sangat singkat cuma 7 hari. "Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar dan hikmat. Adik-adik kita bisa beradaptasi cepat, kita ajarkan penyandang tunarunggu belajar cepat, mengajak berbaris, berjalan, dan menggerakkan anggota tubuh mereka sangat paham," tuturnya.
Menurutnya, mungkin ini pertama kali adik-adik tunanetra membaca teks proklamasi dengan huruf braille dan diterjemahkan oleh penyandang tunarungu. Mereka bukan mendengar dari sebelah tapi juga sama-sama membaca yang sama.
Sedangkan untuk pemimpin upacara lanjut Ilham kakinya cuma ada satu, karena keterbatasan namun dapat dipimpin dengan baik hikmat dengan gagah berani.
Mengusung tema upacara Luar Biasa, pembina upacara berasal dari anak-anak berkebutuhan khusus tersebut berasal dari sekolah SLB Negeri Pangkalpinang dan Sungailiat.
Petugas upacara seperti pengibar bendera merah putih, pembaca teks proklamasi, dan pemain drumband. Anak-anak penyandang disabilitas tersebut dibagi menjadi pemimpin upacara yang memiliki satu kaki, pengibar bendera merah putih anak tunarungu, dan pembaca puisi anak tunanetra.
Pengibaran bendera merah putih dilakukan di Rumah Dinas Walikota Pangkalpinang yang dihadiri oleh Wakil Gubernur Babel Abdul Fatah sebagai pembina, Sejumlah Forkopimda, Kepala OPD Pemprov Babel, KNPI Babel.
Saat upacara disuguhi pertunjukkan memukau yakni pembacaan puisi dan lagu perjuangan dari anak-anak disabilitas. Agus Kurniawan (19) sebagai pemimpin upacara penyandang tuna daksa merupakan Siswa SMK Negeri Pangkalpinang.
Pengibaran bendera merah putih dilakukan oleh Atsaalisatul Maisyah (10) kelas 5 SLBN sebagai pembawa bendera merah putih. Maisyah merupakan anak ke 3 dari 4 bersaudara.
"Saya senang bisa mengikuti upacara Luar Biasa pengibaran bendera merah putih tahun ini. Latihan pengibaran bendera hanya 3 hari, tidak ada kesulitan saat membawa bendera," ujar Maisyah selepas upacara bendera di Rumah Dinas Walikota Pangkalpinang, Alun-alun Taman Merdeka, Jumat (17/8/2018).
Maisyah, sapaan akrabnya mengaku bangga karena bisa mewakili SLBN Pangkalpinang untuk mengikuti upacara luar biasa dalam pengibaran bendera perasaan haru menjadi senang.
Wakil Gubernur Bangka Belitung Abdul Fatah yang juga membacakan teks Pancasila mengapresiasi dan bangga atas apa yang diperlihatkan anak-anak berkebutuhan khusus itu. "Saya sangat apresiasi tinggi, kita sudah melihat dan menyaksikan langsung mereka melaksanakan upacara penuh hikmat layaknya anak-anak yang normal. Saya terharu dan senang apa yang dilakukan anak-anak kita penyandang disabilitas diinisiasi KNPI Babel ini," tuturnya.
Ketua KNPI Babel Muhammad Ilham menambahkan kegiatan upacara luar biasa bendera hari ini berjalan lancar karena waktu berlatihnya sangat singkat cuma 7 hari. "Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar dan hikmat. Adik-adik kita bisa beradaptasi cepat, kita ajarkan penyandang tunarunggu belajar cepat, mengajak berbaris, berjalan, dan menggerakkan anggota tubuh mereka sangat paham," tuturnya.
Menurutnya, mungkin ini pertama kali adik-adik tunanetra membaca teks proklamasi dengan huruf braille dan diterjemahkan oleh penyandang tunarungu. Mereka bukan mendengar dari sebelah tapi juga sama-sama membaca yang sama.
Sedangkan untuk pemimpin upacara lanjut Ilham kakinya cuma ada satu, karena keterbatasan namun dapat dipimpin dengan baik hikmat dengan gagah berani.
(rhs)